Kamis, 25 Maret 2010

Drs. Suharto : “BANYAK MEDIA YANG TIDAK MENDIDIK”


Di jaman tekhnologi seperti sekarang ini, pesawat televisi sudah bukan lagi barang yang istimewa, yang hanya bisa dibeli oleh kaum elit seperti jaman dulu. Dengan harganya yang mudah dijangkau, kini pesawat televisi bisa dimiliki oleh khalayak masyarakat. Adanya pesawat televisi banyak sekali manfaatnya, guna memberikan informasi yang cepat, serta memberikan hiburan yang segar. Namun disisi lain, dengan majunya jaman, dan semakin meningkatnya ilmu pengetahuan dan tekhnologi, media televisi sering kali membuat resah insan pendidikan, yang peduli akan perkembangan anak-anak didiknya.
Drs. Suharto, Kepala SMP Negeri 3 Tulis, kepada Tim Liputan Jurnal Pendidikan Batang Berkembang menuturkan, bahwa dirinya menyayangkan adanya tayangan Sinema Elektronika atau yang lebih dikenal dengan singkatan sinetron, yang acap kali memberikan contoh yang tidak perlu ditiru oleh anak didik kita. “Sekolah kota mungkin lain dengan sekolah yang ada di daerah, kami sangat menyayangkan adanya tayangan anak sekolah yang tidak berpakaian rapi, ugal-ugalan, bahkan ada adegan merokok, maupun minum-minuman keras”, tuturnya.
Menyikapi hal ini, tentunya media elektronik bisa memilah-milah, mana yang perlu dipublikasikan ke masyarakat dan mana yang tidak perlu. “Tentunya juga, perlu adanya pengawasan orang tua kepada anak, terhadap tontonan-tontonan yang tidak perlu seperti itu”, imbuhnya.
Menyinggung persiapan ujian nasional di sekolah yang di pimpinnya, Suharto menuturkan, bahwa pihaknya telah mempersiapkan jauh-jauh hari, mengingat kelulusan tahun lalu belum menggembirakan. “Persiapan sudah ada, kita melakukan tambahan jam pelajaran untuk mata pelajaran yang di ujikan, sebelum semester 2 atau sehabis mid semester yang lalu, dan kegiatan ini diselenggarakan langsung usai jam pelajaran terakhir, dan anak-anak tidak pulang, karena rata-rata jarak rumah dengan sekolah jauh. Tentunya hal ini sudah kita sosialisasikan kepada orang tua siswa”, tuturnya.
Selain tambahan pelajaran, menurut Suharto, ada kegiatan-kegiatan yang lainnya. “Kita melakukan pelatihan khusus untuk kelas 3, selama 1 minggu kita ambil 5 hari untuk membahas soal-soal lama, dan melakukan istiqhosah, sehingga siap lahir batin, selain itu juga kita lakukan Try out, kerja bareng dengan primagama”, tuturnya.
“Bapak Ibu guru juga selalu kita tekankan untuk memberi motivasi kepada siswa, juga kita sosialisasikan kepada wali murid, untuk melakukan pengawasan kepada anak. Sehingga siswa ada perhatian untuk meningkatkan belajar, disatu sisi pada saat jam sekolah tanggung jawab sekolah, dan belajar dirumah adalah tanggung jawab orang tua untuk lebih digiatkan”, pungkasnya.(TIM)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar