Selasa, 30 Maret 2010

SEKAPUR SIRIH EDISI 7


Salam Solidaritas
Assalamualaikum wr. wb.
Salam sejahtera bagi kita semua
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas barokah dan perlindungan-Nya, kini Majalah Jurnal Pendidikan Batang berkembang dapat terbit kembali, meski mengalami keterlambatan beberapa bulan.
untuk itu kami mohon pengertian dan apologisnya. Karena semua itu hanya dengan tekad dan spirit perjuangan para pengasuh dan pelaksanaan JPBB exist bersama pembacanya, dan edisi VII ini merupakan edisi spesial 1 tahun yang masih tetap menyajikan informasi dan liputan profil sekolah, serta pengembangan rubrik-rubrik lainnya yang diperkaya dengan analisis tentang mutu pendidikan secara kuantitatif dan kualitatif.
Hari-hari besar nasional kita seperti Hari Kesaktian Pancasila dan Hari Sumpah Pemuda yang telah menjadi momentum semangat pantang menyerah para pahlawan kusuma bangsa, wajib dipetik untuk dijadikan pembelajaran, serta semangat tahun baru yang mengaliri semangat baru untuk penerbitan edisi spesial 1 tahun ini.
Sekarang ini diperlakukan pahlawan pendidikan yang dibuktikan sekolah bermutu dan peserta didik atau siswa-siswi di Kabupaten Batang yang berprestasi, tidak saja ditingkat Jawa Tengah, dan harus meraih ketingkat nasional.
Hargailah sekolah-sekolah yang siswanya telah berprestasi, baik dibidang akademik maupun non akademik, khususnya bidang olahraga yang telah meraih rangking di Jawa tengah dan tingkat SD - SMP dan SMA/SMK.
Tanamkan jiwa amaterisme dan sportivitas yang tinggi dibidangnya. Mereka ini akan menjadi tunas-tunas muda dibidang olah raga untuk Kabupaten Batang, baik bidang atletik, serta semua cabang olahraga lain termasuk didalamnya untuk bibit persepakbolaan yang akan melanjutkan nama PERSIBAT dan tunas putra Alas Roban yang kita cintai dan banggakan bersama.
Dalam kesempatan ini, kami selaku pengelola Buletin JPBB mohon maaf atas keterlambatan penerbitan yang seharusnya tidak perlu terjadi. Dan ini akan menjadi cambuk bagi kita, untuk terus berkomitmen, berperan, urun rembug, guna kemajuan dunia pendidikan di Kabupaten Batang yang kita cintai bersama.
Selamat membaca !
Dirgahayu PGRI, Jayalah Guru Batang yang bermutu.

EDITORIAL EDISI 7

Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, orang tua dan masyarakat. Agar program pendidikan dapat sukses, maka ketiga komponen penanggung jawab tersebut perlu mengadakan sinergi gagasan dan potensi, sehingga dapat menghasilkan kekuatan yang besar. Sinergi seperti ini kini semakin penting mengingat problema dan tantangan yang dihadapi pendidikan semakin besar dan kompleks, sementara sumber-sumber yang dapat digunakan untuk menghadapinya sangat terbatas.

Untuk melakukan sinergi tersebut diperlukan wahana komunikasi yang intensif, sehingga antara satu pihak dengan yang lain, dapat saling bertukar pikiran dan informasi, guna menyatukan gagasan dan potensi yang dimiliki. Oleh karena itu, hadirnya Jurnal Pendidikan Batang Berkembang diharapkan dapat menjadi salah satu media komunikasi antara berbagai pihak yang menaruh perhatian dan merasa berkepentingan dengan pengembangan pendidikan di Kabupaten Batang khususnya, dan di tanah air tercinta pada umumnya.

Buletin Jurnal Pendidikan Batang Berkembang yang sudah terbit hingga edisi ke-7 ini diharapkan dapat memuat berbagai gagasan pendidikan, berbagai inovasi yang sedang dan telah dilakukan oleh sekolah atau oleh lembaga pendidikan lainnya, agar dapat dipakai bahan pembanding bagi sekolah atau pihak lain. Buletin ini diharapkan juga memuat problema yang dihadapi lembaga pendidikan, baik tingkat lokal maupun nasional, sehingga menjadi pelajaran sekaligus mengundang para pemerhati untuk membantu memecahkannya.

Pada saat kita sedang berupaya keras menuntaskan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, dengan mutu yang baik, terbitnya buletin ini diharapkan dapat menjadi media sosialisasi berbagai program yang sedang dilaksanakan dan juga menjadi media tukar menukar gagasan untuk penyempurnaannya ataupun merancang program ke depan. Perkembangan, keberhasilan maupun kendala dari program yang sedang dilaksanakan dapat dimuat secara berkala, dalam bentuk fitur, artikel, pesan dan informasi, selingan maupun reportase.

Dari pengalaman selama ini, memulai penerbitan suatu buletin atau majalah ini relatif mudah, tetapi untuk mempertahankannya agar dapat terbit secara ajeg seringkali lebih sulit. Oleh karena itu, sejak awal sudah harus dirancang strategi untuk secara kontinyu dapat memperoleh naskah yang cocok dan bermutu baik. Saya, atas nama pribadi maupun atas nama Dewan Pendidikan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memprakarsai dan membantu upaya penerbitan buletin ini. Semoga Jurnal Pendidikan Batang Berkembang ini mencapai maksud dan tujuannya.

Adapun peran serta masyarakat terhadap mutu pendidikan / sekolah merupakan parent support group harus diposisikan sebagai penunjang dan harus diberikan main set untuk sadar pendidikan, serta peran lingkungan dan mass media wajib bertanggung jawab terhadap majunya pendidikan secara pro aktif, dalam hal ini penentu adalah peran Pemerintah secara mutlak, serta kunci pokok yang harus dibebankan kepada Kepala Sekolah dan Guru, yang oleh karenanya mereka harus berkualitas dan unggul, tidak usah menunggu fasilitas yang harus baik, namun harus selalu didasari tekad spirit berkarya keras dan berjuang serta niat kerja keras serta tanggung jawab.

Pembangunan karakter anak didik, guru dan aparat pendidikan harus digarap. Nation and character building kini harus dibangun dengan nilai-nilai perjuangan budi pekerti dan akhlakul karimah, dalam hal ini harus ada penanaman, penelitian dan pembiasaan, jangan Teks book thingking, serta perlu ada buku referensi, budi pekerti yang dicetak APBD tingkat I atau II.

Dengan anggaran 20 % untuk pendidikan serta didukung APBD untuk peningkatan mutu pendidikan dan selanjutnya MoU (50%, 30%, 20%), Dinas Pendidikan, Kepala Sekolah (Guru) dan kepedulian masyarakat harus bertekad dan bertanggungjawab atas tercapainya mutu pendidikan hingga pembangunan SDM melalui pendidikan bisa terjamin.

Siapkah anda ????!

Drs. Mugiharjo - “PERSIAPAN KEPALA SEKOLAH HARUS MAKSIMAL”

Seperti yang disampaikan Drs. Mugiharjo selaku Kasubdin TK/SD, bahwa DAK bidang pendidikan dialokasikan untuk menunjang program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun yang bermutu. Kebijakannya diarahkan untuk penuntasan rehabilitasi ruang kelas sekolah yang ditargetkan tuntas pada tahun 2008.
Kegiatan DAK bidang pendidikan tahun 2008 diarahkan untuk rehabilitasi gedung sekolah atau ruang kelas dan pembangunan/rehabilitasi ruang serta penyediaan sarana belajar/ perpustakaan.
Adapun sasaran sekolah bidang pendidikan tahun 2008 meliputi SD Negeri/SDLB, MI/Salafiyah dan sekolah-sekolah setara SD Negeri berbasis keagamaan penyelenggara program wajib belajar pendidikan dasar, baik negeri maupun swasta. “DAK bidang pendidikan dilaksanakan secara swakelola dengan melibatkan partisipasi komite sekolah dan masyarakat disekitar sekolah sebagai bagian integral dari sistem manajemen berbasis sekolah”, papar pria kelahiran 10 Juli 1963 ini.
Diharapkan Mugiharjo yang juga selaku ketua PGRI Kabupaten Batang ini, untuk pengadaan peralatan pendidikan dan bahan ajar, seyogyanya merupakan alat dan bahan ajar yang telah mendapat pengesahan dari pemerintah. “Yang jelas, untuk DAK bidang pendidikan tahun 2008 ini ada 1 butir di juknis Perda yang menyebutkan untuk membuat 1 tim verifikasi. Sehingga diharapkan, kepala sekolah dalam melangkah harus selalu mengacu pada juklak dan juknis yang ada, jangan sampai adanya penyimpangan yang diawali dari administrasi hingga pelaksanaan pembangunan fisik dan pengadaan barang sampai dengan pelaporannya”, tegasnya.
Ditambahkan Mugiharjo, bahwa dalam menangani kegiatan ini, kepala sekolah harus siap mental, karena seperti biasa, kegiatan ini banyak yang “peduli”. “Yang penting kesiapan fisik dan mental kepala sekolah, karena kegiatan ini memerlukan kesiapan fisik dan mental yang prima. Selain kegiatan ini merupakan amanat yang harus dilaksanakan dengan baik, kegiatan ini sangat rentan karena banyak yang peduli”, imbuhnya.
Pihaknya berharap, dalam mewujudkan kepeduliannya, hendaknya elemen masyarakat harus mendukung sepenuhnya. “Harapan kami, kepedulian ini diwujudkan dengan keikutsertaan dan turut mensukseskan DAK bidang pendidikan tahun 2008 ini, dan jangan sebaliknya”, harapnya.
Seperti diketahui, penggunaan DAK bidang pendidikan terbagi menjadi 3 (tiga) kategori, yakni ; Kategori I diperuntukkan bagi sekolah yang memerlukan program rehabilitasi, yang kondisi ruang kelasnya masih banyak yang mengalami rusak berat. Kegiatannya yaitu untuk merehabilitasi fisik sekolah mencakup rehabilitasi gedung sekolah/ruang kelas, pengadaan / rehabilitasi sumber dan sanitasi air bersih serta kamar mandi dan WC, pengadaan / perbaikan meubelair ruang kelas, dan pembangunan / rehabilitasi rumah dinas penjaga / guru / kepala sekolah.
Kategori II diperuntukan untuk rehabilitasi sekolah dan peningkatan mutu, yaitu yang kondisi ruang kelasnya mengalami rusak sedang. Kegiatannya meliputi 2 komponen ; (1) merehabilitasi fisik sekolah mencakup rehabilitasi gedung sekolah / ruang kelas, pengadaan / rehabilitasi sumber dan sanitasi air bersih serta kamar mandi dan WC, pengadaan / perbaikan meubelair ruang kelas, dan pembangunan / rehabilitasi rumah dinas penjaga / guru / kepala sekolah. (2) Menyediakan sarana pendidikan dan perpustakaan yang mencakup alat peraga dan Kit multimedia interaktif, buku pengayaan, buku referensi, mesin ketik, dan alat teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Kategori III diperuntukkan bagi sekolah yang sudah tidak lagi memerlukan lagi program rehabilitasi sekolah. kegiatannya meliputi 2 komponen, yakni membangun ruang perpustakaan dan pengadaan sarana pendidikan dan sarana perpustakaan yang mencakup pengadaan alat peraga dan Kit multimedia interaktif, buku pengayaan, buku referensi, mesin ketik, dan alat teknologi informasi dan komunikasi (TIK), serta alat elektronika.
Selain adanya kegiatan bantuan DAK bidang pendidikan, untuk tahun 2008 ini juga telah terealisasi bantuan MoU provinsi, dialokasikan untuk rehabilitasi 79 SD/MI dengan total bantuan sebanyak 226 ruang kelas serta dan 18 SMP/MTs dengan total 33 ruang kelas, serta pembangunan ruang kelas baru (RKB) untuk 7 SMP/MTs dengan total 10 ruang kelas.
“Dana MoU provinsi sudah cair guna memenuhi kebutuhan prasarana sekolah, dan harap dilaksanakan sesuai juknis yang ada, jangan sampai ada penyimpangan. Yang penting, pihak sekolah komitmennya jelas untuk melaksanakan amanat”, pintanya.
Menyikapi kendala yang dihadapi dilapangan dengan melonjaknya harga bahan bangunan, Kasubdin TK/SD ini berharap, agar pihak sekolah selalu berkoordinasi, baik dengan Komite, Pengawas, Perencana, maupun kepada Dinas.
“Kita sudah mengupayakan untuk dapat bantuan. Untuk itu, pihak sekolah untuk melaksanakan kegiatan ini dengan komite, dan selalu berkoordinasi dan berkonsultasi dengan pengawas maupun perencana”, pungkasnya. (Trie/Tim)

ANIK SANIATI SAAN GURU YANG HOBY RIAS PENGANTIN

Guru SD Negeri Pungangan 01 Kecamatan Limpung ini sehari-harinya selain mengajar juga sibuk sebagai perias dan dekorator pengantin. Jasa riasnya bukan hanya disekitar tempat tinggalnya saja di kecamatan Tersono, tapi juga ke wilayah batang bagian timur, bahkan sampai ke luar wilayah Kabupaten Batang.
Wanita yang punya hobby komunikasi dan sastra ini memang sudah lama malang melintang didunia rias pengantin, tepatnya sejak tahun 1989. Dengan pengguna jasanya yakni masyarakat kecil hingga kalangan elit. Ketika ditanya resepnya agar tetap digemari pelanggan, jawabnya hanya singkat, yakni dengan membuat orang lain tersenyum.
Sebagai seorang pendidik, ia selalu mempertahankan profesionalitasnya. Ia selalu berusah agar anak didiknya bisa maju. Ia juga suka memberi sumbangsihnya kepada sekolah tempatnya bekerja, yakni dengan melatih anak didiknya baca puisi, synopsis, geguritan, dan ketrampilan lainnya, bahkan anak asuhannya sering menjuarai lomba ditingkat kecamatan limpung.
Semua kegiatan yang bisa mendorong dan mencuatkan prestasi ia rasakan sebagai kepuasan batin. Jika ia berhasil membina anak didik hingga juara, ia mengaku merasa puas. Begitupun ketika pengguna jasanya dalam merias merasa puas, dirinya lebih merasa puas.
Bermodal dari kepuasan batin ini, wanita kelahiran 19 November 1963 ini rela mengadakan komunikasi dengan sesama rekan seprofesi (perias-red), hingga dirinya dipercaya menduduki jabatan sebagai ketua HARPRI atau Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia untuk wilayah Batang timur selama 3 periode atau 9 tahun. Sedangkan di DPC HARPRI Kabupaten Batang dirinya menjabat sebagai ketua Seksi Humas.
Untuk mengembangkan bakatnya, istri dari Ahmad Husen ini sering mengikuti lomba dan mengadakan lomba rias. Tercatat pada tahun 2007 lalu, ibu dari Yeyen dan Yus ini meraih juara II dalam lomba Tata Rias Pengantin Solo Putri se-eks karesidenan Pekalongan yang diselenggarakan di Dupan Mal Square Pekalongan, serta sering memback up dekorasi untuk acara-acara penting.
Pemilik ‘BILQIS’ Salon yang beralamatkan di RT.02 RW.04 Tersono ini juga membuka kursus rias, hingga menelorkan penerus bakatnya yang sekarang sudah banyak yang sukses. Dan dari keberhasilannya mengelola usahanya ini, pemilik no hp. 081575464964 ini juga merekrut 15 tenaga karyawan untuk menjalankan usaha salon, rias dan dekornya. Adapun kaket riasnya meliputi TRP (Tata Rias Pengantin) Solo Putri, Basahan, Paes Ageng Jogja, Muslim dan adat Batang yang sekarang sedang digalakkan. (emse/tim)

HITUNG “CEPAT” ALA SEMPOA, SEBUAH METODE YANG MERINDUKAN PENGAKUAN


Oleh: Drs. Sidqon Hadi

Ilmu berhitung (arithmetic) yang terdiri dari empat azaz yaitu “tambah, kurang, kali dan bagi” (+,-, x dan :) sudah lama sekali kita kenal sejak sekolah di bangku SD. Kalau orang Jawa pada jaman dahulu ilmu berhitung ini sangat keren disebutnya dengan nama “ping poro lan sudo” (mengucapkannya sambil menggerakkan lengan dan jari tangan mengepal seperti sebuah gerakan jurus pencak silat).

Sebagai sebuah ilmu pengetahuan, maka keberadaan ilmu berhitung terus berkembang hingga kini. Bahkan perkembangannya di Indonesia sendiri tidak lepas dari ditemukannya metode-metode terbaru yang datangnya dari luar negeri. Contoh dalam hal ini adalah dengan ditemukannya metode Sempoa dari negeri Cina dan lantas dikembangkan lebih lanjut oleh Jepang.

Perbedaan bentuk sempoa dari Cina dan Jepang adalah pada jumlah manik (biji). Pada sempoa Cina, jumlah manik pertiangnya ada 7, yaitu 2 buah di sebelah atas dan 5 buah di bagian bawah. Sedangkan sempoa Jepang jumlah maniknya ada 5, yaitu 1 manik di bagian atas dan 4 manik di bagian bawah. Dengan demikian nilai pada tiap manik untuk sempoa dari Cina pun berbeda jika dibandingkan yang dari Jepang.

Perbedaan lainnya adalah, jika sempoa Cina hanya berfungsi sebagai alat hitung saja seperti kalkulator, maka sempoa yang dikembangkan oleh Jepang ini lebih dari itu. Selain berfungsi sebagai kalkulator, sempoa Jepang juga berfungsi sebagai alat bantu untuk meningkatkan kecerdasan, khususnya bagi anak-anak. Oleh karena itu sempoa yang dari Cina sering kita lihat hanya ada di toko-toko – bahkan sekarang sudah jarang – sedang sempoa dari Jepang sering dipakai oleh anak-anak sekolah, khususnya sekolah dasar.

Dampak penggunaan Sempoa dari Cina sama dengan kalkulator, yaitu semakin dipergunakan semakin tergantung dan cenderung terbodohi olehnya. Artinya jika suatu saat disuruh menghitung tanpa sempoa, maka pada soal hitungan yang paling sederhana sekalipun tidak bisa dikerjakannya karena sudah terlanjur bergantung kepada alat tersebut. Berbeda dengan Sempoa Jepang, penggunaanya tidak membuat ketergantungan dan terbodohi. Semakin sering menggunakan Sempoa Jepang semakin penggunanya tidak tergantung kepada alat tersebut karena rumus dan operasionalnya mudah diingat dan dibayangkan (minda). Sehingga pada tahap tertentu justru alat sempoanya tersebut sudah tidak diperlukan lagi karena sempoanya tersebut sudah dapat dibayangkannya di otak (minda)

Sebagai produk impor, ilmu berhitung dengan metode Sempoa Jepang ini sudah lama dipakai dan dikembangakan di sekolah-sekolah seluruh penjuru dunia. Bahkan sekolah-sekolah dibeberapa Negara Asia seperti di Jepang, Taiwan dan Malaysia sudah memasukkan pelajaran berhitung dengan metode sempoa ini ke dalam kurikulum sekolah.

Di Indonesia metode sempoa ini baru dikembangakan oleh lembaga-lembaga swasta sejak tahun 1995-an dan itupun sudah terlambat sekitar 7 tahun sebelumnya jika dibandingkan dengan Negara Malaysia. Sebetulnya pada tahun 1996-an Pemerintah kita melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada waktu itu sudah punya rencana untuk memasukkan metode sempoa ke dalam kurikulum sekolah. Namun karena pada tahun 1997 Pemerintah Indonesia dilanda krisis moneter, maka rencana tersebut dibatalkan hingga sekarang. Adapun hingga kini metode sempoa masih ada dan dapat berkembang, maka semata-mata atas upaya dan peran yang sungguh-sungguh dari pihak swasta melalui lembaga-lembaga kursus yang ada yang diselenggarakan oleh pihak swasta.

Keunggulan Metode Sempoa

Secara garis besar dapat dijelaskan keunggulan menggunakan metode sempoa dibandingkan dengan metode lainnya adalah;
a. Operasionalnya lebih mudah karena hanya menggunakan 3 rumus untuk semua operasional +, -, x dan : . Dengan hanya 3 rumus operasional tersebut maka metode sempoa ini mudah dipahami dan dipraktekkan oleh siapapun, bahkan pada anak-anak usia TK sekalipun.
b. Membantu mengoptimalkan kecerdasan otak karena didalam penggunaan metode Sempoa ini juga diajarkan teknik “minda” atau membayang (imajinasi). Berhitung dengan teknik minda ini dilaksanakan dengan tanpa bantuan alat sempoa atau alat apapun. Kemampuan berhitung dengan teknik minda ini merupakan tujuan utama dari belajar sempoa. Pada berhitung menggunakan metode sempoa dua tangan, secara otomatis akan merangsang kerja otak sebelah kiri dan kanan secara selaras dan seimbang. Selain itu dengan sering melakukan latihan berhitung dengan metode sempoa, memungkinkan sel otak manusia (khususnya anak-anak yang masih dalam usia pertumbuhan) akan terangsang untuk berkembang lebih baik, yaitu memiliki daya tampung data lebih banyak dan memiliki ketahanan otak lebih baik, sehingga tidak mudah lupa atau mudah stres.
c. Dapat membantu mata pelajaran lainnya khususnya bidang studi yang ada hubungannya dengan operasi hitungan, misalnya matematika, fisika, kimia dan lain-lainnya. Setidak-tidaknya penguasaan metode sempoa dapat membuat seseorang menjadi tidak pobia terhadap soal-soal yang berhubungan dengan matematika.
d. Lebih cepat karena cara operasionalnya sangat sederhana dan tidak bertele-tele. Mengenai kecepatan dari metode sempoa ini sudah banyak yang membuktikannya dalam beberapa aksi/unjuk kemampuan yang dilaksanakan di beberapa stasiun TV swasta maupun yang penulis saksikan pada murid-murid penulis sendiri. Dalam aksi tersebut ditunjukkan bagaimana adu kecepatan antara anak yang berhitung dengan teknik minda dengan orang dewasa yang berhitung dengan kalkulator. Hasilnya menunjukkan bahwa berhitung dengan metode sempoa (minda) jauh lebih cepat jika dibandingkan berhitung dengan kalkulator
e. Tidak menyebabkan kerja otak secara berlebihan karena dibantu alat visual yaitu sempoa. Meskipun ketika berhitung dengan teknik minda itu tidak menggunakan alat sempoa, tetapi dalam bayangan/imajinasi orang yang mengerjakannya tersebut yang dibayangkan adalah menggunakan alat sempoa. Jadi alat sempoanya sudah dalam bentuk “maya” yaitu diotaknya..

Keunggulan berhitung dengan menggunakan metode sempoa tersebut ternyata di lapangan banyak mengalami kendala yang bersifat non teknis, yaitu masalah penerimaan guru di sekolah dasar. Banyak dari murid-murid kami tidak dapat mempraktekkan kemampuannya untuk berhitung menggunakan metode sempoa atau minda sebagaimana yang sudah dipelajarinya di tempat kursus. Guru di SD melarang murid-murid kami untuk mengerjakan soal-soal hitungan dengan cara yang berbeda dengan gurunya. Padahal dengan hasil yang sama dan waktu lebih cepat, seharusnya sedikit banyaknya ada ruang untuk hal-hal yang berbeda semacam itu. Adanya larangan dan ketiadaan kesempatan untuk perbedaan sama sekali bagi murid-murid kami tersebut akan menghambat perkembangan dari ilmu yang sudah dipelajarinya itu.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa kejadian-kejadian semacam itu dilatarbelakangi oleh beberapa factor yaitu:
a. Ketidaktahuan guru akan metode sempoa sehingga penolakan-penolakan tersebut
pada dasarnya adalah karena adanya keraguan seorang guru kepada apa yang dimiliki murid-muridnya yang memiliki cara pemecahan hitungan secara berbeda dengan apa-apa yang sudah menjadi kebiasaannya bertahun-tahun.
b. Sikap guru yang kadang-kadang masih bersifat “tidak mau tahu” dengan hal-hal baru yang berkembang di sekitarnya. Sikap guru semacam ini akan menutup perkembangan ilmu pengetahuan dan tidak baik bagi perkembangan murid-muridnya.
c. Adanya kekhawatiran guru apabila metode penyelesaian soal berbeda, maka akan menyulitkan siswa itu sendiri ketika mengerjakan soal ulangan bersama atau setidak-tidaknya khawatir akan menyalahi aturan-aturan metodologis yang sudah baku.

Kendala-kendala non teknis tersebut meskipun tidak semuanya ada dan dirasakan oleh murid-murid kami ketika di sekolah, namun tetap saja hal itu sedikit banyaknya akan menjadi ganjalan. Metode berhitung dengan sempoa sebagai pendatang baru harusnya diberi kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya, sehingga ilmu pengetahuan akan terus berkembang dan dunia pendidikan kita maju serta tidak tertinggal dengan Negara-negara tetangganya.

Jika bangsa ini masih mau belajar dari bangsa-bangsa lainnya tentang suatu kemajuan teknologi, budaya, system ekonomi dan lain-lainnya, mengapa pula anak-anak kita di sekolah tidak diberi kesempatan yang sama untuk menikmati belajar suatu metode atau cara belajar tentang ilmu berhitung yang lebih baik yang mungkin akan berguna dan menjadi kebutuhannya kelak di kemudian hari? Lantas apa salah mereka ?

Bagi kami selaku guru dan pembimbing tidak punya keinginan yang muluk-muluk, misalnya untuk mengganti semua metode berhitung yang sudah ada dengan metode sempoa. Itu sangat berlebihan. Bagi kami yang penting adalah asal siswa-siswi kami (termasuk metode sempoa-nya) tersebut dapat diterima secara sewajarnya tanpa ada sikap antipati dan apriori. Itu saja, tiada yang lain.

* Penulis adalah Direktur Lembaga Pendidikan Bina Mulia Batang

DUTA KABUPATEN BATANG DALAM KONFERENSI INTERNASIONAL KEBUDAYAAN JAWA TAHUN 2008 DI PURWOKERTO

Sebagai wujud kepedulian melestarikan kebudayaan daerah, khususnya dalam ‘nguri-uri’ kebudayaan Jawa kegiatan semiloka, konferensi kebudayaan atau sejenisnya patut kita dukung dan giatkan secara berkesinambungan.
Disamping menambah wawasan pemahaman, serta pengetahuan tentang kebudayaan Jawa, maka Duta Kabupaten Batang yang berjumlah 10 orang, yakni Drs, Setiyono, MM, Lirih, S.Pd, Sabar, S.Pd, Drs. Miswadi, M.Pd, Suprapto, S.Pd, Minangsip, S.Pd, Siswoyo, S.Pd, Sri Pujiati, S.Pd, Suyanti, S.Pd dan Sularsih, S.Pd, mengembang tugas untuk mengikuti konferensi Internasional Kebudayaan Jawa pada tanggal 20 hingga 23 Oktober 2008 lalu di Purwokerto.
Konferensi Internasional Kebudayaan Jawa diselenggarakan oleh yayasan Bahasa Jawa Kanthil Jawa Tengah bekerjasama dengan Pemerintah Daerah, baik provinsi maupun Kabupaten, dan Dewan Pariwisata Republik Indonesia (DEPARI) Kabupaten Banyumas serta paguyuban Kerabat Mataram(PAKEM).
Tujuan diselenggarakannya Konferensi Internasional Kebudayaan Jawa adalah, menggali mengindentfikasi dan merumuskan serta mengaktualisasikan nilai-nilai budaya Jawa untuk mengatasi persoalan bangsa dan Negara, serta memberikan kontribusi kongkrit dan sehat bagi penyelesaian persoalan krisis multidimensi bagi pengambil dan pengemban kebijakan Negara.
Peserta konferensi Internasional Kebudayaan Jawa tahun 2008 datang dari berbagai unsure antara lain ; Dalam Negeri – Para sesepuh, generasi muda, pemerhati kebudayaan Jawa, Seniman, dan Budayawan, dan peserta dari Luar Negeri yang meliputi Pusat-pusat studi, warga Jawa di Luar Negeri, Pemerhati Budaya Jawa dan Utusan-utusan dari Negara yang peduli dengan kebudayaan Jawa.
Adapun hasil dari Konferensi Internasional Kebudayaan berupa Deklarasi yang akan disampaikan kepada Pemerintah dalam hal ini Presiden RI, diantaranya tertuang bahwa kebudayaan Jawa bersifat Universal yang mewarnai keragaman budaya yang ada di Indonesia, diharapkan dapat menjadi pemersatu Negara Kesatuan Republik Indonesia. (Tio)

GENERASI MUDA AKAN KEHILANGAN JATI DIRI


Setyorini Guru TK ‘Mekar Jaya’ Desa Gondang Kecamatan Subah Kabupaten Batang jebolan dari Sekolah Menengah Karawitan Indonesia Surakarta pada tahun 2005 dan telah lulus dari PGTK PGRI Semarang menyatakan ;
Telah diketahui bersama bahwa Seni Karawitan adalah sebagai budaya adi luhung cerminan ketinggian tingkat peradaban bangsa kita saat sekarang dalam keadaan mengkhawatirkan. Pada era tekhnologi, informasi dan globalisasi, seni karawitan terkepung dari berbagai arah, oleh berbagai jenis Seni Industri yang tampil glamour, praktis, ekonomis serta tampak menjanjikan secara material, dan kadang – kadang menjijikan walaupun popular dalam pementasan. Tayangan seni industri yang ditayangkan diberbagai media dengan tawaran kemewahan nilai material, kebebasan, etika yang kadang-kadang kurang sesuai dengan budaya ketimuran, mampu memikat masyarakat, terutama kaum muda dan anak-anak.
Penampilan glamour, murah dan mudah didapatkan, hamper tiada henti pada setiap hari melalui berbagai media elektronik yang semakin menjauhkan anak-anak dari Seni budayanya sendiri, terutama pada Seni Karawitan Jawa Mocopat dan berbagai nilai luhur yang terkandung didalamnya, Seni Karawitan yang kurang menjanjikan dari sisi material, popularitas dan kemewahan akhirnya semakin ditinggalkan oleh masyarakat pendukungnya, terutama dari kalangan muda dan anak-anak.
Hal inilah yang kemudian mengusik rasa khawatir masyarakat pendukung karawitan, dan akhirnya timbul pertanyaan, akankah kedepan Seni Karawitan Jawa kehilangan generasi pendukung ?, atau akankah kelak anak cucu kita berguru kebangsa lain ?, atau yang lebih parah, akankah Seni Karawitan kita hanya tinggal kenangan, apabila menyimak kondisi yang sedang dihadapi oleh dunia Seni Karawitan dewasa ini, tidak menutup kemungkinan, hal terburuk tersebut bukan tidak mungkin terjadi.
Apabila dicermati letak sebagian besar kaum muda dan anak untuk menekuni atau sekedar menghargai budaya jawa, rasanya tidak hanya karena ada pilihan seni lain yang lebih glamour, murah dan mudah didapat dan dinikmati, melainkan juga kurangnya perhatian dan upaya keras dari masyarakat pendukung seni budaya untuk mengenalkan dan menanamkan rasa cinta kaum muda dan anak-anak yang menduduki dunia pendidikan, dari PAUD hingga Perguruan Tinggi pada seni budaya sendiri.

KANCAB BAWANG ADAKAN PEMBINAAN GURU WB


Beberapa waktu lalu, Cabang Dinas Pendidikan Bawang mengadakan pembinaan kepada guru wiyata bhakti (WB) yang ada diwilayahnya. Dijumpai usai acara pembinaan, Muhajir S.Pd selaku Kepala Cabang Dinas kepada tim liputan JPBB menuturkan, latar belakang diadakannya kegiatan ini.
“Latar belakang diadakannya pembinaan kepada guru wb didasari dari kekurang puasan dikalangan masyarakat yang peduli pendidikan yang menilai semakin merosotnya mutu pendidikan di satuan pendidikan, ditambah dengan tenaga pendidik (WB) yang belum memiliki standar ilmu keguruan / kependidikan, kemudian masukan dari orang tua atau wali murid tentang guru-guru WB yang kurang professional dalam melaksanakan KBM di kelas, yang didukung temuan dari pengawas TK/SD dilapangan yang menyatakan bahwa banyak guru-guru WB yang masih minimnya bekal pengetahuan tentang ilmu yang dimiliki, serta rendahnya pemahaman tentang etika/kode etik guru”, paparnya.
Ditambahkan Muhajir, maksud dan tujuan diadakannya pembinaan ini adalah agar guru-guru WB dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dalam rangka melaksanakan KBM dikelas, sehingga mereka dapat memiliki bekal yang cukup dalam melaksanakan KBM tersebut, dan agar guru-guru WB memiliki pengetahuan tentang etika yang bagus dan baik sebagai seorang guru yang seharusnya digugu dan ditiru oleh anak didik’, imbuhnya.
Dipaparkan Muhajir, pembinaan teknis educatif kepada guru-guru wiyata bhakti ini rencananya akan diadakan secara rutin, 1 hingga 2 kali dalam 1 bulan. ”Dengan kegiatan ini diharapkan benar-benar akan menjadi guru yang berkualitas. Ini merupakan kewajiban Dinas dalam hal ini Kepala cabang dan pengawas mempunyai kewajiban untuk membina tenaga pendidik diwilayahnya, tak terkecuali guru wb”, katanya.
Adapun tema pembinaan guru wiyata bhakti yang perdana ini adalah mengetahui definisi kata guru, guru adalah seseorang yang bertugas memberikan ilmu kepada orang lain karena mereka telah memiliki ilmu terlebih dahulu, kemudian lima tugas pokok guru yang harus menguasai kurikulum, menguasai materi, menguasai metodelogi, komitmen menjalankan tugas dan disiplin disegala bidang, serta tiga tahapan dalam KBM agar berwiyata bhakti dengan baik yang meliputi kegiatan awal – persepsi, materi baru, materi kelanjutan, Kegiatan Inti – materi harus kemarin-kemarin tertanam kepikiran siswa dan Kegiatan penutup – mengukur seberapa siswa paham terhadap materi yang diajarkan guru. (Trie/Winoto)

SMP NEGERI 1 WARUNG ASEM PENGENALAN TEHNOLOGI SEJAK AWAL TAHUN


Kemajuan tehnologi yang semakin pesat menuntut dunia pendidikan untuk selalu berkembang dan dinamis agar penguasaan akan ilmu dan pengetahuan selalu relefan dengan kebutuhan akan pengembangan pendidikan itu sendiri.
SMP Negeri 1 Warung Asem Kabupaten Batang sebagai salah satu sekolah yang selalu mengedepankan kemajuan akan proses pembelajarannya, mencoba untuk menggali potensi dan menyiapkan kompetensi yang sejalan dengan kebutuhan yang menjadi parameter akan keberhasilan dari pendidikan itu sendiri.
Penyediaan dan penguasaan akan Tehnologi yang berbasis Komputerisasi mulai diperkenalkan sejak awal peserta didik masuk pada tingkatan awal, termasuk juga bagi guru yang belum menguasai, diarahkan untuk mengenal dan menguasai, sehingga tidak ada mis transformasi terhadap penguasaan IPTEK, yang tentunya kesemuanya itu berjalan sesuai dengan pedoman baku dan kurikulum yang dilaksanakan.
Seperti yang dijelaskan Drs. H. Ibrahim selaku kepala sekolah diruang kerjanya, bahwa sekalipun ditengah keterbatasan yang ada, sekolah ini bersama dengan Komite sekolah, mencoba berbuat sebaik mungkin, agar proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan dan menghasilkan lulusan sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang diharapkan, jelasnya.
Tentunya disamping usaha untuk memenuhi kebutuhan akan ketersediaan sarana media pembelajaran yang memadai, tidak kalah pentingnya adalah segenap upaya dilakukan untuk keberhasilan dan suksesnya ujian nasional, yang tentunya dibarengi dengan prestasi Non akademik, seperti yang selama ini telah berhasil diraih SMP Negeri 1 Warung Asem, yang diantaranya juara Bulu tangkis, Lomba Rebana juara II, Juara I tennis Meja, dan masih banyak prestasi lainya yang dapat diraih di tingkat Kabupaten Batang, paling tidak, sekolah ini telah membuktikan, bahwa ditengah - tengah keterbatasan yang ada, mampu untuk mandiri.
“Kami sangat berterima kasih terhadap segala upaya dan bantuan dari pemerintah yang telah diberikan kepada sekolah kami dan dunia pendidikan pada umumnya, untuk kedepannya, pendidikan di Kabupaten Batang akan lebih maju, tentunya dengan komitmen bersama” tegasnya. (Nurdin)

Membuat Anak Gemar Membaca

Membuat anak gemar membaca buku bukanlah hal yang mudah. Keluarga mempunyai peranan yang penting untuk menumbuhkan minat baca anak. Berikut ini tips untuk menumbuhkan minat baca anak:
1. Bacakan buku sejak anak lahir
Bayi yang terbiasa diajak berkomunikasi dan dibacakan cerita akan mempunyai kemampuan bahasa yang lebih tinggi ketimbang bayi yang minim komunikasinya.
2. Keluarga mencontohkan
Orangtua dan orang-orang dewasa yang ada di keluarga harus menjadi contoh. Karena itu agar anak tertarik membaca, maka orangtua dan orang dewasa juga harus gemar membaca. Biasakan membaca di depan anak agar hal tersebut dicontoh oleh anak.
3. Menabung untuk membeli buku
Bagi orangtua yang berpenghasilan pas-pasan, menabunglah untuk membeli buku.
4. Membuat buku sendiri
Buku tidak harus mahal dan dibeli di toko. Orangtua bisa membuatkan buku untuk anaknya. Misalnya dengan membeli buku-buku bekas atau cerita bergambar bekas. Agar tampilannya terlihat baru, buku-buku bekas itu digunting kemudian ditempelkan di buku gambar. Yang dibutuhkan hanyalah kreatifitas orangtua.
5. Ajak anak ke toko buku
Jadikan toko buku menjadi tempat singgah yang menyenangkan bagi anak. Beri kepercayaan kepada anak untuk memilih buku sendiri. Orangtua hanya berperan dalam menyeleksi buku.
6. Ajak anak ke perpustakaan
Mengajak anak ke perpustakaan juga sebagai alternatif jika tidak memiliki uang untuk membeli buku. Namun sayangnya jumlah perpustakaan untuk anak sangat kurang.
7. Menceritakan kembali tentang apa yang telah didengar atau dibacanya
Anak sangat suka diajak untuk berdiskusi mengenai materi yang mereka baca atau mereka lihat dan dengar. Bisa juga dengan mengajukan pertanyaan tentang isi buku yang telah dibaca oleh anak.
8. Menonton film dan beli bukunya
Anak-anak akan antusias jika mereka bisa membaca buku-buku dari tokoh film yang sudah mereka kenal.
9. Memberi hadiah
Anak akan sangat bersemangat jika diberi penghargaan atau hadiah. Pakailah cara itu untuk merangsang minat baca anak. Penghargaan bisa bersifat materi dan non materi. Jika anak bisa menyelesaikan pembacaan sebuah buku dan bisa menceritakan ulang dengan benar, berikan kata-kata yang positif yang akan membangun rasa percaya diri anak dalam membaca sehingga anak akan menyukai kegiatan membaca. Jika anak membuat kesalahan dalam membaca, jangan langsung dikritik melainkan mengarahkannya dengan sabar.
Sumber:
Warta Kota - Minggu, 25 Mei 2008

PERAN KEPALA SEKOLAH DASAR

Oleh : Yuli Wintarno, S.Pd *)

Diantara pemimpin pendidikan yang bermacam-macam jenis dan tingkatannya, Kepala Sekolah Dasar merupakan pemimpin satuan pendidikan yang sangat penting, karena merupakan nahkoda yang menentukan kemana arah dan target yang harus dicapai. Kepala sekolah paling bertanggung jawab dengan pelaksanaan program pendidikan disekolahnya. Ketercapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada kecakapan dan kebijaksanaannya. Kepala sekolah merupakan seorang pejabat yang dituntut profesional dalam memimpin dan harus bisa berperan ”memberdayakan semua komponen pendidikan”, baik yang berupa fisik maupun non fisik.
Kinerja kepala sekolah harus sinergi dengan para guru, pegawai sekolah, komite dan masyarakat dalam mendidik siswa, agar tercapai visi, misi serta program sekolahnya. Program pendidikan secara nasional diatur oleh pemerintah, namun peran dan aktifitas kepala sekolah sangat menentukan keberhasilan sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah merupakan kunci kesuksesan dalam mengadakan perubahan, sehingga kegiatan meningkatkan dan memperbaiki program serta proses pembelajaran disekolah sebagian besar terletak pada diri kepala sekolah itu sendiri.
Peran dan tanggung jawab kepala sekolah dasar cukup berat, namun apabila dilaksanakan dengan penuh dedikasi dan semangat, akan terbentuk rasa suatu tantangan pekerjaan yang mengasyikan. Peran tersebut antara lain ;
• Peran kepala sekolah sebagai manajer dituntut mampu mengadakan prediksi masa depan sekolah, misalnya tentang kualitas yang diinginkan masyarakat, melakukan inovasi dengan mengambil inisiatif dan kegiatan-kegiatan yang kreatif untuk kemajuan sekolah, menciptakan strategi atau kebijakan, baik perencanaan, maupun operasionalnya, dan melakukan pengendalian atau kontrol terhadap pelaksanaan pendidikan dan hasilnya.
• Peran kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah memiliki tanggung jawab menggerakan seluruh sumberdaya yang ada disekolah, sehingga melahirkan etos kerja dan produktifitas yang tinggi dalam mencapai tujuan. Maka, figur kepala sekolah harus berkepribadian yang kuat, percaya diri, berani, bersemangat, murah hati dan memiliki kepekaan sosial. Kepala sekolah harus memahami tujuan pendidikan dengan baik, serta menemukan strategi yang tepat untuk mencapainya. Pengetahuan yang luas tentang bidang tugasnya seperti ; menyusun jadwal pelajaran dan mengembangkan konsep pengembangan sekolah, mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancar dan produktif. Kepala sekolah juga harus mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat aga ikut berperan serta dalam meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan.
• Peran kepala sekolah sebagai administrator dalam satuan pendidikannya harus bisa melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pengawasan, pengelolaan seperti kurikulum pengajaran, kepegawaian, kesiswaan, kantor, perlengkapan, keuangan, sarana dan prasarana, hubungan sekolah dengan masyarakat.
• Peran kepala sekolah sebagai supervisor sekolah adalah usaha memberi layanan kepada para guru, baik secara individual maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki dan mengembangkan situasi belajar mengajar dengan tujuan antara lain ; menciptakan, memperbaiki dan memelihara organisasi kelas agar siswa dapat mengembangkan minat, bakat dan kemampuan secara optimal.
• Peran kepala sekolah yang tidak kalah pentingnya adalah, kepala sekolah juga harus sebagai; inovator (pembaharu), motivator (pembangkit semangat), educator (pendidik), figurehead (simbol), spokesmen (juru bicara), disturbance handler (menangani gangguan), negotiator (perunding), entrepreneur (wiraswasta).
Kepada kepala sekolah dasar khususnya, penulis mengajak mari jiwa raga kita perankan / abdikan dengan ikhlas, bersemangat, kreatif, inovatif dan selalu mengikuti perubahan dan perkembangan jaman agar tercapai pendidikan yang diinginkan semua pihak.

*) Penulis adalah Kepala SDN Gumawang 02
Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Pecalungan.

Sanggar Langen Beksan ’Nguri-uri Budaya Jawa’


Pada saat acara Jambore V tahun 2008 dilapangan Desa Reban beberapa waktu lalu, mata kamera tim liputan Jurnal Pendidikan Batang berkembang tertuju pada 9 wanita cantik yang menyambut kedatangan Wakil Bupati Batang dengan menguntaikan kalung bunga dan selanjutnya membawakan tari Gambyong yang terkenal sebagai tari budaya Jawa untuk penyambutan tamu agung.
9 penari tersebut ternyata berasal dari wilayah kecamatan Reban yang tergabung dalam sanggar Langen Beksan yang beralamat di Desa Sojomerto RT. 02 RW.03 Kecamatan Reban dibawah asuhan Puji Astuti E.S, S.Pd yang juga selaku Kepala Sekolah SD Negeri 3 Blado.
Dijumpai usai pementasan, pemimpin sanggar yang sudah berdiri sejak tahun 1995 ini menuturkan, bahwa Sanggar Langen Beksan didirikan untuk ikut nguri-uri budaya jawa. ”Kami merasa prihatin dengan berkurangnya kecintaan seni budaya, terutama budaya kita sendiri karena semakin agak berkurang, untuk itu, kami berkomitmen untuk terus melestarikan seni budaya kita”, tuturnya.
Menurut Puji Astuti yang sudah berkecimpung didunia seni sudah sejak tahun 1980 an ini menuturkan, bahwa Bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki ciri khas kebudayaan, karena kebudayaan mampu menunjukan jati diri bangsa, untuk itu kebudayaan perlu dilestarikan agar tidak terkikis oleh derasnya kemajuan jaman. ”Melestarikan kebudayaan bangsa merupakan tanggung jawab kita bersama, sehingga kebudayaan itu dengan sendirinya akan tetap eksis dan lestari hingga generasi penerus”, imbuhnya.
Komitmen untuk terus melestarikan kebudayaan Jawa ini telah dibuktikan wanita kelahiran 8 November 1957 ini dengan mendirikan sanggar Langen Beksan untuk umum dan mengadakan kegiatan ekstrakurikuler kepada anak-anak didiknya disekolah yang dipimpinnya, yamni SD Negeri 3 Blado, dan juga disekolah-sekolah sebelumnya, yakni di SD Gemuh dan SD Besani, dan di SD Blado sudah mengantar anak didiknya meraih prestasi hingga ke tingkat Kabupaten.
Diakui ibunda dari Dewi Kurniawati, Sari Tejawati, dan Diah Arum ini, karena kecintaannya kepada seni dan budaya, dirinya rela merogoh koceknya untuk mengadakan peralatan dan perlengkapannya. Bahkan, Ilmunya juga diturunkan kepada ketiga putri-putrinya dan menyekolahkannya difakultas seni tari. ”Insya Allah, kami akan berjuang terus untuk generasi penerus diwilayah sini, untuk itu saya mengkader anak-anak saya dan semoga berlanjut terus”, paparnya istri M. Basuki, S.Pd yang juga selaku kepala SD Wonorojo Kecamatan Reban ini.
Perlu diketahui, Sanggar Langen Beksan saat ini memiliki lebih dari 50 anak didik, adapun beberapa kesenian yang diajarkan diantaranya Tarri Srikandi, Mustokoweni, Tari Golek, Gambir Anom, Bugis Kembar yang kesemuanya tari budaya dari Kabupaten Batang, dan juga ada tari-tari kreasi diantaranya Tari Kukilo, Merak, angsa, Kelinci, Jaipong dan lain sebagainya. (Trie)

SD Negeri Bawang 02 MENJADI SEKOLAH PILIHAN MASYARAKAT


Bicara mengenai prestasi di Kecamatan Bawang, SD Negeri 02 Bawang sering menjadi buah bibir sebagai pemborong piala diberbagai perlombaan yang diselenggarakan ditingkat kecamatan, bahkan prestasi sekolah ini sudah sering mewakili Kabupaten Batang untuk berlaga ditingkat provinsi.
Dijumpai diruangannya, Siswadi, Ama.Pd selaku kepala sekolah yang didampingi Samin, S.Pd menuturkan, untuk bicara tentang prestasi yang telah diraih anak didiknya sudah tidak disangsikan lagi, bahkan saking banyaknya prestasi yang sudah diraih, pialanya banyak dititipkan di Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Bawang.
"Lomba-lomba dikecamatan sering menjuarai dan mewakili ke tingkat kabupaten. Dan saking banyaknya piala, banyak yang dititipkan di cabang dinas”, tutur mereka.
Beberapa prestasi yang telah diraih diantaranya, Juara III Seni Lukis Putri, Juara I Sepak Bola Mini, Juara I Tolak Peluru Putri, Juara III Bulu Tangkis, Juara II Sepak Takraw, Juara I Catur Putri, Juara I Takraw tingkat kabupaten dan dikirim ke tingkat karesidenan meraih juara II pada tahun 2007 dan meraih Juara I Catur Putri tingkat kabupaten tahun 2008 dan dikirim untuk mengikuti Kejurda di Salatiga meraih rangking VI tingkat provinsi dan meraih juara II Kasek Berprestasi SD/MI tingkat Kabupaten Batang.
Namun dalam perjalannya meraih prestasi, sekolah dengan total siswa 275 anak yang terbagi 8 rombel ini mengalami beberapa kendala, diantaranya adalah ruang belajar untuk anak didiknya. ”Kendala yang kami hadapi adalah kurangnya ruangan karena murid banyak, serta hanya ada 6 Guru kelas, dibantu guru wb 2 orang. ”Walaupun bukan sebagai SD inti tapi murid kami banyak, dan jadi pilihan masyarakat. Ini membuktikan bahwa semuanya, masyarakat yang menilai”, pungkas kepala sekolah yang menjabat sejak Mei 2003 ini. (Trie/Tim)

SD Negeri Kluwih 02 BANDAR Harapkan Perpustakaan


Sebagai sekolah inti dalam Gugus gajahmada wilayah dinas pendidikan Bandar, SD Negeri Kluwih ingin selangkah lebih maju dari sekolah-sekolah lainnya. Komitmen inilah yang dikemukakan Antonius parmin selaku kepala sekolah yang tengah menggalakkan pada jajarannya untuk bisa lebih maju.
“Ada beberapa program yang tengah kami jalankan, yakni menggarahkan guru-guru untuk menertibkan administrasi, menuju lomba-lomba mapel tingkat kecamatan maupun Kabupaten, menggerakan kegiatan kebersihan lingkungan dan mengajak maju anak didik, guru, orang tua wali murid atau masyarakat melalui komite”, paparnya.
Dijelaskan pria kelahiran 15 jan 1952 ini, hal ini dilakukan adalah untuk memacu semangat untuk bisa meraih prestasi yang lebih unggul. Karena menurutnya, pemerintah sudah memperhatikan keejahteraan para pendidik, dan dengan kondisi semacam itu, pihak sekolah harus komitmen untuk mencerdaskan anak didiknya. “Kami menggiatkan guru-guru tiap bulan sekali, memantau kegiatan belajar mengajar, memantau administrasi guru kelas, dan melakukan persiapan lomba”, jelasnya.
Diakui Antonius Parmin, angka partisipasi masyarakat kepada sekolahnya cukup bagus, serta perhatian dari pemerintah yang telah mengalokasikan bantuan DAK pada tahun 2006 lalu. “Bangunan sekolah dibangun dengan anggaran DAK bidang pendidikan tahun 2006, perpustakaan sudah lengkap. Namun saat ini kami masih butuh bangunan perpustakaannya, dan untuk lahannya, kami sudah siap. Dan masih ada beberapa kendala lainnya, diantaranya kurangnya tenaga pengajar”, keluh kepala sekolah yang sudah menjabat selama 17 tahun disekolah ini.
“Kami berharap, ditahun ini kami bisa mendapatkan bantuan perpustakaan, sebab, untuk meningkatkan mutu pendidikan harus ada faktor sarana penunjangnya. Dan untuk yang bisa kami tangani, sudh kami tangani sendiri, diantaranya pavingisasi, pagar, gapuro, taman, dan tempat parkir”, pungkasnya. (Trie).

SD NEGERI BESANI BLADO CARI BIBIT PENCETAK PRESTASI


Dari banyaknya siswa, SD Negeri Besani kecamatan Blado mempunyai nilai lebih yakni kemudahan untuk mencari bibit siswa yang akan di’tarung’kan diberbagai lomba, baik ditingkat kecamatan maupun Kabupaten.
Seperti penuturan Sri Hartati, Ama.Pd selaku kepala sekolah menuturkan, bahwa pihaknya mulai awal tahun pelajaran baru sudah mulai menyeleksi siswa-siswinya untuk diikutkan diberbagai lomba, sesuai dengan kemampuan siswanya. “Program sejak awal tahun, kami mencari bibit-bibit siswa, guna mengikuti lomba-lomba mapel maupun popda untuk kelas 4, 5 dan 6, dimulai untuk tingkat kecamatan”, tuturnya.
Dalam kegiatan penyeleksian ini, pihaknya mengadakan kegiatan ekstrakurikuler, les dan tambahan jam pelajaran, sehingga pihak sekolah akan dengan mudah mengetahui dan menilai siswa mana yang bisa diandalkan. Hal ini selain untuk meningkatkan mutu pendidikan, juga sebagai barometer kualitas prestasi anak didiknya yang pada tahun 2007 lalu meraih juara II Tari ditingkat Kabupaten Batang, dan tahun 2006 mewakili ketingkat karesidenan. “Kita mengadakan ekstrakurikuler, les dan tambahan jam pelajaran, serta kegiatan kesenian, yang diantaranya Seni tari dan rebana”, jelasnya.
Perlu diketahui, sekolah yang mempunyai Visi unggul dalam prestasi, cerdas dalam tindakan dan santun dalam tingkah laku ini, mempunyai 300 siswa, yang terbagi menjadi 9 rombongan belajar, yang terpisah dalam 2 tempat, yakni di Dukuh Jono kelas 1 hingga kelas 6 Dan dukuh Besani kelas 1 hingga kelas 3.
Diakui wanita kelahiran 27 Januari 1954 ini, untuk tahun 2008 lalu pihaknya menerima bantuan MoU provinsi, sehingga bangunan sekolahnya kini lebih kokoh, dan menciptakan suasana nyaman bagi guru dan siswanya. “Kita mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang telah mempercayai kami untuk menerima bantuan MoU, dengan tujuan agar sekolah lebih kokoh dan represantif. Kedepan, kita masih pingin adanya bantuan ruang perpustakaan dan rumah dinas, karena saat ini, gedung penunjang tersebut belum ada”, pungkasnya. (Trie/Win)

Bambang Mulyono – Kasek SD Negeri Gombong

‘Jangan Sampai Kalah Dengan SD Inti’


Semenjak adanya pemisahan wilayah, SD Negeri Gombong Kecamatan Pecalungan merasa optimis untuk menjadi yang terbaik diwilayah barunya. Hal ini seperti yang disampaikan Bambang Mulyono selaku Kepala Sekolah kepada Tim Liputan JPBB beberapa waktu lalu.

“Sejak pisah dari Kecamatan Subah dan masuk wilayah Pecalungan, prestasi kita bisa diatas, bisa mewakili kecamatan untuk berbagai event, dan pada Popda Kabupaten meraih peringkat 8, cipta baca puisi harapan I. Selain itu Lomba Cerdas Cermat selalu juara I tingkat Kecamatan, LCC UKS juara II pa/pi, dan renang juara I kecamatan, intinya, kita selalu menjadi leading”, katanya.

Dipaparkan Bambang Mulyono, komitmen sekolah untuk menciptakan anak didik yang berkualitas memang sudah saatnya, karena alokasi bantuan dari pemerintah selalu mengalir. “Dengan adanya DAK bidang pendidikan tahun 2008 tahun kemarin, harus ada peningkatan, karena untuk kebutuhan sarana dan prasarana sudah hampir memenuhi”, paparnya.

Hal ini dibuktikan dengan adanya pelatihan komputer untuk siswa kelas 5 dan 6 yang sudah dilaksanakan sejak 3 tahun lalu. “Walaupun didesa, sudah kami ajarkan pelatihan komputer, dan sudah dimulai sejak 3 tahun lalu”, imbuhnya.

Walaupun sebagai SD imbas, Bambang yang juga selaku Ketua KPRI Samiaji Kecamatan Subah ini berharap, agar prestasi anak didiknya bisa melebihi SD Inti. “Motto saya ‘jangan sampai kalah dengan SD inti’, dan kami masih berharap adanya bantuan untuk bangunan kantor yang sudah rapuh dan mengaharapkan adanya bantuan perpustakaan”, pungkasnya. (Trie/Tim)

SD NEGERI GONDANG 01 BLADO SEKOLAH PEDALAMAN YANG INGIN MAJU


Kendati berada di lokasi pedalaman, namun semangat warga sekolah SD Negeri Gondang 01 sangat tinggi sekali untuk bisa maju dan berprestasi. Hal ini dibuktikan dengan dirintisnya beberapa kegiatan untuk bisa unjuk gigi maupun sekedar berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh tingkat kecamatan.
Seperti penuturan Sadiman, S.Pd selaku kepala sekolah, bahwa pihaknya saat ini tengah merintis beberapa kegiatan untuk bisa turut andil dalam kegiatan-kegiatan perlombaan. “Bridge pada popda kecamatan bisa meraih juara I dan dikirim ke tingkat Kabupaten,dan untuk Olahraga Volley baru kami rintis, dan sudah tampil ditingkat kecamatan, walaupun belum juara, namun kita sudah berusaha, minimal ikut berpartisipasi”, katanya.
Dikeluhkan pria kelahiran 06 Maret 1963 ini, bahwa pihaknya masih memiliki beberapa kendala, diantaranya adalah kelas jauh, yang terletak di dukuh Andongsili yang berjarak sekitar 3 km. “Di Dukuh Andongsili ada kelas jauh. Disana ada 23 anak yang terbagi menjadi 3 rombel. Selain itu, hingga saat ini kami belum mempunyai guru olahraga, sedangkan Guru kelas hanya 4 dan lainnya wiyata bhakti”, keluhnya.
Namun dalam perjalanannya, diakui kepala sekolah, bahwa beberapa kendala tersebut tidak menjadikan ganjalan bagi warga sekolah SD Negeri Gondang 01. Bahkan dukungan dan partisipasi dari masyarakat dan komite dijadikan spirit bagi mereka untuk tetap berusaha dan tetap ingin maju.
Menyinggung tentang bantuan DAK bidang pendidikan yang diperoleh, pihaknya merasa bersyukur. “Dengan adanya bantuan DAK, kini sekolah kami lebih representative, didukung dengan kelengkapan sarana prasarananya, karena sekolah kami mendapat kategori II. Dan untuk tahun depan kami ingin kembali mengajukan bantuan untuk membangun ruang kelas lagi sebanyak 1 unit. Walaupun Sekolah pedalaman, kita berusaha untuk menciptakan sekolah yang bagus, menjadi sekolah yang maju, cerdas dalam berfikir, santun dalam bertingkah laku”, paparnya. (Trie)

SD NEGERI GONDANG 3 SUBAH INGIN KEMBANGKAN SENI BUDAYA


Kecintaannya pada seni budaya leluhur khususnya budaya Jawa, nampaknya tidak setengah-setengah didalaminya. Sunandar, A.ma.Pd yang juga selaku kepala Sekolah di SD Negeri Gondang 3 Subah ini berkomitmen untuk tetap melestarikan budaya Jawa atau budaya leluhur yang dicintainya.
Pria kelahiran Batang, 31 Desember 1949 ini sudah sering mengikuti beberapa kegiatan budaya, diantaranya bengkel musik tradisional tingkat jateng yang diselenggarakan di Semarang dan Surakarta, yang sudah dimulai sejak tahun 1996, serta sering mengikuti penataran-penataran tentang budaya, lokakarya seni untuk mewakili Kabupaten Batang.
Tidak hanya itu, Manajer group karawitan Putri Larasati ini juga dalam menularkan ilmu yang dikuasainya, tidak selalu mengedepankan imbalan, namun dirinya lebih mementingkan kelestarian budaya dengan mewariskan kepada anak-anak didiknya, maupun generasi muda yang ada di kecamatan Subah khususnya, maupun Kabupaten Batang pada umumnya. “Setiap melatih, kami tidak menghitung anggaran, karena didasari rasa cinta saya kepada budaya. Karena memang didasari senang dan khawatir, dan juga untuk ikut nguri-nguri budaya, serta pengobat strees, karena saya memang suka”, tuturnya.
Menurut Sunandar yang sudah menekuni dunia karawitan sejak tahun 1984, bahwa Seni Karawitan adalah salah satu cabang kesenian yang memperkaya kebudayaan nasional, dan termasuk didalamnya adalah lagu-lagu Dolanan, mocopat, gending-gending dolanan, penggerong (gerongan) / tarik suara. Dan dirinya merasa sangat prihatin dan khawatir bila generasi muda kedepan melupakan seni budaya bangsa sendiri.
“Harapan saya, selengser saya nanti ada generasi penerus saya, sehingga akan mempertahankan serta melestarikan budaya kita”, pintanya.
Perlu diketahui, SD Negeri Gondang 3 yang notabene dipimpinnya ini, dulu pernah ada karawitannya, bergabung dengan SD Negeri Subah I, dan pernah menjuarai ditingkat provinsi, pada tahun 2001, namun menurutnya, untuk mengembangkannya, pihak sekolah merasa kesulitan dalam pengadaan sarana dan prasaranya, karena untuk mengadakan sarana dan prasarana, dibutuhkan anggaran sekitar 40 juta. (Trie/Tim)

SD Negeri KARANGGENENG 02 Kandeman Harapkan 1 Ruang Kelas Lagi


Kendati sudah mendapat bantuan berupa MoU pada tahun 2008 lalu untuk rehab sebanyak 3 lokal, namun SD Negeri Karanggeneng 02 Kecamatan Kandeman saat ini masih kekurangan 1 lokal kelas lagi. Hal ini seperti yang disampaikan Sumarji, AMa.Pd kepada tim liputan JPBB beberapa waktu lalu.
“Sekolah kita memiliki siswa sebanyak 126 anak yang terbagi menjadi 6 rombel, kondisinya kami hanya memiliki 5 ruang kelas dan 1 ruang kantor. Sehingga, ada 1 rombel yang terpaksa masuk kelas bergiliran, yakni kelas 1 dan 2”, tuturnya.
Namun hal ini menjadi kendala tersendiri bagi proses kegiatan belajar mengajar, sehingga diperlukan penambahan 1 ruang kelas lagi.
“Harapan kami, agar efektifitas waktu bisa terpenuhi, perlu dibangun 1 lokal ruang kelas lagi, karena selama ini kelas 2 masih nyambung kelas 1, Kelas 2 masuk jam 10 namun anak-anak sudah hadir disekolah pada pagi hari, sehingga mengganggu konsentrasi kelas lainnya”, katanya.
Diakui pria kelahiran 5 November 1953 ini, bahwa peran serta masyarakat dirasa masih kurang dalam hal kepedulian pendidikan anak-anaknya, sehingga anak-anak kurang motivasi. Namun untuk urusan peran serta dalam hal materi, menurut kepala sekolah cukup baik. “Termasuk kegiatan pembangunan sekolah semuanya kita serahkan kepada komite”, terangnya.
Perlu diketahui, sekolah yang mempunyai Visi Mengemban sumberdaya manusia yang terdidik, kreatif dan bertaqwa kepada Tuhan YME ini juga memiliki beberapa prestasi, diantaranya Juara I Gerak Jalan Putra 2008, Juara III Gerak Jalan Putri tahun 2008 dalam rangka HUT RI tingkat kecamatan, Juara III khitobah Putra 2008, Juara II Lomba Matematika 2006, dan Juara I Putri pada Olimpiade Matematika 2006. (Trie)

“GUGUS DEWI SARTIKA RINDUKAN GURU OLAH RAGA”

Kendati sebagai sekolah terpencil yang terletak di Dukuh Mangunsari Pantai Celong Desa Kedawung Banyuputih, yang notabene sarana pendukung, ekonomi dan kepedulian masyarakat dirasa kurang, namun prestasi anak-anak SD Negeri Kedawung 03 sangat bagus. Bagaimana tidak, sekolah dengan jumlah siswa hanya 90 anak ini mampu berkiprah meraih prestasi, baik ditingkat kecamatan maupun tingkat Kabupaten Batang.
Seperti penuturan M. Syafi’i, S.Ag selaku kepala sekolah, yang didampingi Waryono, S.Pd dan M. Faozan, S.Pd, bahwa beberapa prestasi sekolah ini diantaranya Juara I Guru Berprestasi, Tolak Peluru, Sepak Takraw, Calistung, Sepakbola ditingkat kecamatan, dan ada yang hingga ketingkat Kabupaten, yakni Bulu Tangkis yang meraih juara III, bahkan hingga sampai tingkat provinsi pada tahun 2005.
Diakui Syafi’I, kendala yang dihadapi sekolahnya adalah kurangnya Guru Olahraga. Namun demikian, pepatah tiada rotan akarpun jadi, menjadi pegangan pendidik disekolah ini.
“Meskipun tidak ada guru olahraga, namun kami memanfaatkan guru kelas yang mumpuni untuk ngajar olah raga, karena kami menilai, Guru-guru SD Negeri Kedawung 03 skillnya bagus. Dan kendala yang kami hadapi ini berlaku dalam 1 gugus Dewi Sartika, yang terdiri dari 4 SD Negeri dan 1 MI, intinya Gugus Dewi Sartika merindukan kehadiran Guru olahraga”, jelasnya.
Pihaknya berharap, prestasi olahraga anak-anak yang sudah bagus agar ada pembinaan dari guru yang berkompeten.
“Saya melihat anak-anak produktif dan potensi dibidang olahraga, untuk itu gebrakan pertama kali saya masuk kesini sejak 27 februari 2008 lalu langsung membeli bola, dan Program kedepan rencananya akan membuat lapangan tennis meja, membeli peralatan drum band, pengadaan air bersih, WC dan membuat pagar baru, sehingga pada tahun 2010 sekolah kita siap untuk diakreditasi. Yang terpenting, kerja kita dilandasi keikhlasan dan transparansi”, pungkasnya. (Trie/Tim)

SD NEGERI KETELENG 01 BLADO BANYAK PRESTASI, KESULITAN PENDANAAN

Bagaimana tidak merasa bangga bila anak-anak didiknya mampu meraih juara, namun hal ini selalu dan selalu menjadi momok bagi tiap sekolah apabila ada anak didiknya yang berpretasi, karena besar kemungkinan, semakin tinggi pula pengeluaran yang akan ditanggung pihak sekolah untuk menjadi kontingen, baik ke tingkat kabupaten maupun ke luar daerah.
Hal ini pula yang terjadi di SD Negeri Keteleng 01 Blado, yang selama ini merasa banyak mengeluarkan anggaran untuk mengirimkan anak didiknya yang telah terpilih mewakili tingkat kecamatan maupun kabupaten. Besarnya pengeluaran kadang tidak seimbang dengan apa yang telah diterima pihak kontingen sebagai uang pembinaan.
Seperti yang disampaikan Mubaedi, Ama.Pd selaku kepala sekolah, bahwa sebenarnya anak-anak didiknya sangat berkompeten untuk menjadi juara. Karena menurutnya, bidang Takraw telah menjadi andalan sekolah ini dan selalu mewakili Kabupaten Batang ketingkat karesidenan. Selain itu, juga ada beberapa prestasi yang lainnya, seperti bola Volley, pencak silat, penyanyi tunggal. “Dengan banyaknya kegiatan, kami merasa kesulitan dalam hal pendanaan”, katanya.
Hal ini perlu kita sikapi bersama, paling tidak, pihak penyelenggara baik tingkat kecamatan maupun kabupaten yang mengutus kontingen tersebut, hendaknya segala bentuk pengeluaran akomodasi untuk bisa ditanggung, sehingga diharapkan, para pencetak prestasi menjadi lebih bersemangat untuk mewujudkan keinginan menjadi juara tanpa terbebani pikiran akan berapa pengeluaran yang akan ditanggung.
Diakui pria kelahiran 2 November 1950 ini, bahwa sebenarnya dirinya menginginkan untuk sekolah yang sudah dia pimpin selama 15 tahun ini kedepannya bisa lebih maju lagi. “Saya berusaha memberikan yang terbaik. Menjelang pensiun ingin berbuat yang terbaik. Walaupun sekolah kami sudah mendapat bantuan DAK bidang pendidikan tahun 2007 dan MoU provinsi tahun 2008, namun masih ada beberapa bangunan yang masih mengganjal yang belum terselesaikan”, pungkasnya. (Trie/Win)

SD Negeri Ponowareng 02 INGIN LEBIH BERKEMBANG


Keinginan manajemen sekolah untuk menata dan mengembangkan satuan pendidikannya, pasti diinginkan oleh semua kepala sekolah. Hal ini tidak bisa dipungkiri, entah bagaimanapun caranya, setiap kepala sekolah selalu ingin agar sekolah yang dipimpinnya dapat maju dan berkembang.
Begitupun yang diharapkan Suroto, S.Pd selaku kepala SD Negeri Ponowareng 2 kecamatan Tulis yang menginginkan agar satuan pendidikan yang dipimpinnya dapat maju dan berkembang dan tentunya diikuti dengan prestasi yang positif.
Dikatakan pria kelahiran 14 Juni 1963 ini, bahwa program sekolah adalah untuk terus meningkatkan prestasi anak didiknya. “Program kami ingin meningkatkan perstasi anak-anak, walaupun dari desa agar tidak kalah dengan sekolah-sekolah yang ada yang di kota, walapun dengan keterbatasan kami”, tuturnya.
Minimnya tenaga pendidik, sarana prasarana, dan sarana penunjang lainya, tidak membuat manajemen SD Negeri Ponowareng 02 patah semangat, namun hal ini menjadikan support untuk tetap ingin meningkatkan prestasi, terbukti selama kurang lebih 2 tahun ini telah memperoleh banyak prestasi, baik ditingkat kecamatan, maupun tingkat kabupaten disegala bidang. “Selama 2 tahun ini sudah terkumpul sejumlah 21 piala, baik dari tingkat kecamatan maupun kabupaten, dan ini semua hasil kerja keras bersama”, tuturnya bangga.
Dipaparkan kepala sekolah yang sudah menjabat sejak 16 Mei 2006 ini, bahwa beberapa peningkatan prestasi yang telah diukir diantaranya dibidang akademik siswa berprestasi tingkat kecamatan meraih juara I, dan olimpiade MIPA meraih juara III. Kemudian untuk bidang olahraga, khususnya bola volley mewakili kecamatan ketingkat kabupaten meraih juara II/putrid, bidang keagamaan dalam hal ini Tartil Quran, mewakili kecamatan maju ke tingkat Kabupaten Batang, bidang kepramukaaan mewakili kwaran, khusunya pesta siaga maju ketingkat kwarcab, walapun belum meraih juara, dan pernah meraih juara umum pada kegiatan Popda dan seni tingkat kecamatan memboyong piala bergilir dan uang pembinaan, tahun 2007/2008.
Adapun beberapa kendala yang masih mengganjal satuan pendidikan ini adalah dalam hal bangunan. “Bangunan selama ini kami hanya memiliki 4 lokal kelas, untuk 6 rombel, padahal jumlah siswa seluruhnya 147, sementara ruang kantor digunakan untuk KBM, kantor bergabung dengan ruang kelas, padahal kami SD inti, Gedung KKG nya tidak ada, dan juga dengan sarana prasarananya sementara belum mencukupi, dan kebetulan kami punya laptop walaupun second, dan komputer, untuk kegiatan anak-anak, dalam hal ini untuk pengenalan komputer kepada anak-anak khususnya kelas 4, 5, dan 6”, papar Guru prestasi tahun 2001 ini.
Pihaknya berharap, agar kendala yang dihadapi sekolahnya bisa dipenuhi. “Mohon untuk dilengkapi ruangan kelas, dan sarana prasarana lain sebagai pendukung KBM serta tenaga pengajar, karena tenaga pengajar saat ini hanya memiliki 3 guru negeri, 1 kasek, guru wb 2 orang”, harapnya. (Trie/Tim)

SD Negeri Tulis 03 BERYUKUR DAPAT BANTUAN DAK


Untuk menciptakan suatu prestasi, memang diperlukan sarana dan prasarana pendukung yang bisa menciptakan suasana kenyamanan dalam kegiatan belajar mengajar, salah satunya diantaranya gedung sekolah yang memenuhi standar pakai.
Seperti halnya yang saat ini dialami SD Negeri 03 Tulis yang memiliki bangunan berumur 30 tahun. Beruntung, untuk tahun 2008 lalu, satuan pendidikan ini menerima bantuan DAK bidang pendidikan senilai 250 juta rupiah.
Dijumpai diruangannya, Komaryati, Ama.Pd selaku kepala sekolah menuturkan, pihaknya merasa bersyukur atas kepercayaan yang diberikan oleh pemerintah untuk mengelola dana tersebut. “Bangunan sekolah sejak tahun 1979, selama ini belum ada bantuan. Dan kami bersyukur, untuk tahun ini kami dipercaya untuk mengelola bantuan DAK bidang pendidikan kategori 1”, tuturnya.
Dipaparkan Komaryati, bahwa bantuan tersebut dialokasikan untuk merehab 5 ruang kelas dan 1 kantor.
“Kami memang hanya memiliki 5 ruang kelas, dan sebelumnya memang proses kegiatan belajar mengajarnya bergantian, untuk kelas 1 dan 2 sejak dulu. Dalam pengerjaannya, pihak sekolah melibatkan peran serta masyarakat, dalam hal ini Komite Sekolah dan tokoh masyarakat dilibatkan dalam susunan panitia pembangunan, sesuai petunjuk Juknis, bantuan ini dikerjakan secara swakelola”, papar wanita kelahiran 29 Mei 1951 ini.
Dengan adanya bantuan DAK Bidang Pendidikan Kategori I ini yang notabene hanya untuk bangunan sekolah dan 3 lokal mebeler, kini pihaknya masih berharap adanya alokasi bantuan sarana pendukung lainnya.
“Karena kami sudah medapatkan rehab untuk fasilitas gedung, kita masih membutuhkan sarana pendukung lainnya, karena kami belum mendapat komputer. Kalau buku-buku, kami menyisihkan bantuan BOS untuk membeli, karena target kami, setiap anak satu buku, sehingga bila ada uang, kami membeli”, jelasnya.
Menyinggung masalah prestasi, sekolah dengan jumlah siswa 149 ini memiliki prestasi yang menonjol dibeberapa bidang, diantaranya bidang keagamaan dan olah raga. (Trie)

SD Negeri Tumbrep 02 Bandar PERLU PERHATIAN SERIUS


Terletak di jalan Kaliseneng Dukuh Sibelis, SD Negeri Tumbrep 02 Bandar yang notabene sekolah pinggiran dengan jumlah siswa yang gemuk mencapai 280 siswa ini, perlu mendapat perhatian yang serius dari pemerintah, baik pusat maupun daerah.
Hal ini dikarenakan, sekolah yang pandai memanfaatkan keadaan warganya yang belum sadar pentingnya keluarga berencana ini, mampu mewujudkan gedung kelas baru darurat sebanyak 3 lokal, guna menampung 280 siswa yang terbagi 8 rombel.
Seperti yang diungkapkan Tjipto Susilo,Ama,Pd, selaku kepala sekolah, bahwa sekolah SDN Tumbrep 02 pada tahun 2007 yang lalu pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa MoU untuk melakukan rehab gedung bagian depan, dan pada tahun ini pihak sekolah berharap dan telah mengajukan permohonan untuk bisa mendapatkan bantuan lagi, DAK, MoU maupun Dekonsentrasi. Dan bantuan tersebut rencananya akan digunakan untuk merehab 3 gedung yang berada di belakang gedung utama, yang masih menggunakan papan dan kayu, serta pemavingan halaman sekolah, hal ini dilakukan untuk lebih memperlancar pelaksanaan belajar mengajar.
“Tahun 2007 sekolah kami mendapat bantuan MoU 4 lokal, tapi realitanya untuk membuat 6 lokal, ditambah membeli mebeler 40 stel dan tambah lokal 2 ruang dari partisipasi, ini semua kami lakukan karena kecintaan kami kepada pendidikan. Yang jelas, sekolah ingin berusaha memberikan yang terbaik bagi masyarakat, terutama siswa”, tutur Tjipto.
Lebih lanjut Tjipto berharap agar sekolah yang dipimpinnya segera mendapat perhatian dari pemerintah daerah, propinsi maupun pusat melalui kantor dinas pendidikan Kabupaten Batang, sehingga dapat mendapat dana bantuan DAK untuk perbaikan sekolah yang pada akhirnya menjadikan kenyamanan dan kelancaran proses pembelajaran serta dapat mewujudkan mutu pendidikan yang berkualitas.
“Harapan kami agar pemeritah segera merehab gedung kelas yang dalam keadaan rusak berat, sehingga proses pembelajaran akan menjadi terarah”, imbuh pria kelahiran 12 Desember 1951 ini.
Perlu diketahui, kendati SD Negeri Tumbrep 02 sebagai sekolah pinggirian, namun hasil UASBN mampu meraih peringkat 2 se kecamatan Bandar, serta beberapa prestasi lainnya, diantaranya Juara II sepakbola porseni Kabupaten Batang tahun 2007, Sepakbola Juara I tk kecamatan Bandar, Juara II Bulutangkis, Tolak Peluru Popda dan Seni tingkat Kecamatan Bandar tahun 2007. Selain itu, sekolah ini juga menjadi sekolah 1 atap, yang terdiri dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD). (Trie/Tim)


SD SENGON 03 SUBAH Ingin Menjadi Sekolah Kepercayaan Masyarakat


Dengan visi ingin menjadi sekolah kepercayaan masyarakat untuk mencerdaskan bangsa dalam rangka mensukseskan wajib belajar, dan misi untuk menyiapkan generasi yang berpotensi dibidang imtaq, dan iptek, aktif, kreatif, inovatif sesuai perkembangan zaman, SD Negeri Sengon 03 Subah menapaki perkembangannya.
Dijumpai diruangannya, Tjutji Suraeni selaku Kepala Sekolah dan didampingi Damuri, Ama.Pd selaku Ketua Komite menegaskan, bahwa pihaknya tengah berkomitmen untuk memenuhi visi misi sekolah tersebut.
“Kendari terletak diperbatasan, sebanyak 40% warga desa sebelah bersekolah ditempat kami, dan hal ini yang memotivasi kami untuk menjadikan sekolah kami menjadi sekolah kepercayaan masyarakat. Yang paling pertama dan utama program sekolah adalah peningkatan sarana dan prasarana untuk anak-anak, dan menciptakan suasana sekolah yang representatif, sehingga diharapkan anak-anak akan kerasan, dan dengan sendirinya, mutu pendidikan anak-anak akan dapat meningkat”, katanya.
Selain itu, dipaparkan kepala sekolah, bahwa untuk meningkatkan mutu pendidikan, guru-guru juga megikuti seminar, workshop, maupun bintek, serta mengadakan les bagi siswa, menambah pelajaran dipagi hari, dan ekstrakurikuler agama pada sore harinya, bahkan sering melaksanakan Drill. Dan perlu diketahui, sekolah dengan jumlah siswa 214 anak ini, diakui kepala sekolah, untuk bidang prestasi baru ikut tingkat kecamatan, namun untuk mapsi sudah sampai ke tingkat Kabupaten dua tahun berturut-turut.
Dengan dapatnya bantuan dari Pemerintah berupa MoU, diakui pihak sekolah juga turut membantu program sekolah. “Pihak sekolah dan komite mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang dengan kesungguhannya membantu satuan pendidikan kami, sehingga program sekolah diharapkan bisa terlaksana”, imbuh Damuri yang juga kepala TK Kuncup Mekar Desa Sengon. (Trie/Tim)

SMA NEGERI 1 BANDAR MAJU SELANGKAH TAPI PASTI


Dengan Visi Melangkah Satu Langkah tapi Pasti dan Misi Meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi serta untuk mengembangkan sejalan dengan perkembangan Ilmu pengetahuan, Tehnologi dan kesenian, serta meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat, dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial budaya dan alam semesta, telah memberikan inspirasi bagi pengembangan dan upaya memajukan dunia pendidikan menengah atas didaerah Batang yang berkembang.

Program-program pendukung dan penyiapan tenaga pengajar yang relevan dengan kebutuhan akan kemajuan ilmu pengetahuan, menjadi motivasi yang kuat bagi keberhasilan proses belajar. Keterbatasan sarana dan prasarana, justru menjadikan kreatifitas tersendiri bagi sekolah untuk mensiasatinya dengan beberapa alternatif yang dapat dilakukan, agar proses belajar dapat berjalan sesuai dengan parameter yang telah disepakati bersama untuk memajukan dunia pendidikan tingkat menengah atas.

Prestasi lain yang tidak kalah pentingnya adalah keberhasilan menjuarai berbagai kejuaraan dan lomba, baik di tingkat daerah maupun pada tingkat propinsi seperti Duta wisata, Popda dan seni, yang tentunya keberhasilan itu dapat diraih dengan peran serta seluruh guru dan staff pengajar yang saling mendukung dan mendorong untuk tujuan bersama. Dan barang kali yang lebih serius lagi, adalah dengan di alokasikannya dana untuk pelatihan dan persiapan olimpiade yang mencapai 14 juta rupiah, yang menjadi bukti bahwa SMA Negeri 1 Bandar sangat konsen terhadap peningkatan kualitas pendidikan, yang sekaligus wujud dari upaya untuk mencapai tujuan bangsa dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

”Kedepan kami sedang menyiapkan lapangan olah raga khususnya bola basket, yang sekarang dalam tahap perataan tanah, dan mudah-mudahan setelah pembangunan pintu gerbang sekolah bisa dilanjutkan bersamaan dengan pembangunan yang lainya, yang tentunya dengan partisipasi dewan guru dan komite sekolah“, jelas bagian Humas SMA negeri Bandar.(Nurdin/Winoto)

SMA NEGERI 1 WONOTUNGGAL DAMBAKAN GEDUNG BARU



Bagaimanapun juga, sebuah satuan pendidikan hendaknya bisa memiliki dan menempati gedung sekolah sendiri. Setidaknya hal itu bisa membuat kenyamanan dalam proses kegiatan belajar mengajar, agar mempunyai hasil yang lebih optimal. Seperti halnya yang masih dialami satuan pendidikan SMA Negeri Wonotunggal, yang saat ini masih nebeng digedung sekolah lain, merasa belum nyaman dalam kegiatan proses belajar mengajarnya, dan berharap untuk segera pindah dan menempati gedung pribadi.

Seperti yang disampaikan Drs. Habibi selaku kepala sekolah, bahwa saat ini pihaknya tengah menanti proses pembangunan dan pengadaaan sarana sekolah agar secepatnya bisa menempati gedung baru. “Dengan menempati gedung sendiri, diharapkan untuk proses KBM bisa lebih optimal. Karena kendala masuk sore, terkadang mengalami permasalahan penerangan. Terlebih, anak-anak sudah lelah dengan menunggu giliran, dan sementara kegiatan ekstrakurikuler tidak ada, karena terhambat waktu”, katanya.

Selain sudah adanya gedung utama, 3 ruang kelas dan 1 perpustakaan, Habibi berharap untuk Mebeler segera direalisasikan, serta dari segi ketenagaan untuk ditambahkan guru negeri. ‘Diharapkan dengan memiliki gedung sendiri, kegiatan pengembangan diri ekstrakurikuler bisa jalan, dan diharapkan pula, masyarakat untuk peduli dengan sekolah, tremasuk dari unsur stake holder sendiri dan tokoh-tokoh masyarakat”, imbuh pria kelahiran 18 Februari 1965 ini.

Perlu diketahui, SMA Negeri Wonotunggal berdiri sejak 22 Agustus 2007, dan saat ini sudah memiliki 246 siswa, yang terdiri dari Program Ipa 1 kelas, Program Studi IPS 2 kelas, sehingga saat ini sudah ada 6 kelas, dan memiliki Visi terwujudnya sekolah dan lulusan “Bermutu dan berdaya saing dalam prestasi, berakhlak mulia dan mandiri, serta Misi untuk Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga setiap siswa dapat berkembang secara optimal sesuai potensi yang dimiliki, Menumbuhkan semangat daya saing dalam prestasi secara intensif kepada seluruh warga sekolah, Menumbuhkan pemahaman dan penghayatan serta pengamalan ajaran agama, menaati norma yang ada sebagai sumber kearifan, ketertiban dan kedisiplinan dalam bertindak diberbagai lingkungan kehidupan, Membekali siswa dengan suatu ketrampilan hidup (life skill) sebagai modal dalam hidupnya dan Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan warga sekolah dan kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah (stake holders). (Trie/Winoto)