Kamis, 25 Maret 2010

SMK MEJADI JEMBATAN DUNIA KERJA YANG KOMPETITIF

Keberadaan SMK di beberapa daerah saat ini menjadi jembatan dunia kerja yang kompetetip . Adalah SMK Muhammadiyah Bawang yang beralamat di Jl Bawang Sukorejo KM 01 Bawang . Berdiri tahun 2002 dengan luas tanah 3750 m dan luas bangunan 1673 m untuk menampung 333 siswa yang terdiri 10 rombongan belajar ( rombel ) , untuk jurusan otomotif terdiri 7 rombel , sedangkan jurusan akutansi 3 rombel serta didukung sarana prasarana , laboraturim otomotif , computer , sarana olah raga dan kolam renang . Dengan berbagai sarana tersebut SMK Muhammadiyah Bawang telah mengukir beberapa prestasi . Demikian disampaikan kepala sekolah SMK Muhammadiyah Bawang Drs Solikhin M.pd kepada Jurnal Pendidikan . Kami merasa bangga dengan apa yang telah di capai anak-anak , dengan ketekunan dan keuletan sehingga sekolah ini bisa meraih beberapa prestasi di antaranya juara II otomotif tingkat Kabupaten Batang tahun 2006 , serta juara I menyanyi tunggal tingkat SMA /MA/SMK se Kabupaten Batang . Di tahun ini kami mewakili Kabupaten Batang ke tingkat provinsi untuk lomba otomotif . Guna menunjang pembelajaran dan mempertajam ketrampilan anak untuk prakerin kita sempai ke Jakarta , Yogyakarta dan Sragen di samping kami mengadakan kerjasama dengan Nasmoco Pekalongan ,” jelas pak Solikhin yang punya hobi berantem ini .Untuk mewujutkan VISI sekolah ,Membentuk siswa yang mandiri dalam kejujuran , Bertanggung jawab dan memiliki keterampilan di bidang otomotip dan akutansi dan berahklak islami . Memang kami tekankan pada anak-anak jangan takut berkelai atau berantem demi mempertahankan harkat , martabat , harga diri sekolah , dan kebenaran . kenapa kita takut kalau kita benar ,” tandasnya . Tentunya semua itu tidak bolih menjadikan seseorang lantas jadi sombong dan adi gang adi gung .Ini semata-mata untuk membentuk kepribadian siswa yang disiplin dan bertanggungjawab Itu semua bisa tercapai berkat dukungan rekan-rekan guru yang berjumlah 24 orang , tanpa mereka semua , saya tidak ada apa-apanya ,” pungkasnya. (WINOTO)

JANGAN ADA ANAK TIDAK SEKOLAH HANYA TIDAK MAMPU MEMBAYAR


Berawal dari gagasan dan musyawarah bersama antara masyarat , tokoh pendidik , ulama , untuk mendirikan sekolahan MTs di desa Bulu , Kecamatan Gringsin karena di desa tersebut belum ada sekolahan MTs. Dari hasil musyawarah bersama itulah di sepakati pendirian sekolah MTs NU 03 Gringsing, yang beralamat di Desa Bulu ,Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang.
Hal itu mendapat apresiasi dari masyarakat yang sangat luar biasa, terbukti tahun pertama berdiri MTs NU 03 Gringsing pada tahun 2000 mendapatkan 70 siswa terdiri dua local.Demikian disampaikan kepala sekolah MTs NU 03 Gringsing Sohir Sag kepada Jurnal Pendidikan beberapa waktu lalu, lebih lanjut Sohir mengatakan “, Sekolah kami memang tergolong masih muda atau baru namun kalau berbicara masalah prestasi kita tidak begitu ketinggalan dengan sekolah-sekolah yang dikota atau sekolahan yang sudah lama berdiri.Sekalipun dengan minimnya sarana prasarana yang ada kami beserta jajaran pengurus dan komite bertekat untuk memajukan sekolahan bisa lebih berkembang. Itu terbukti dengan diraihnya peringkat satu Ujian se kabupaten Batang tingkat SMP/MTs negeri swasta pada tahun 2005 , dan peringkat 35 sejawa Tengah.Semua itu bisa tercapai dan sukses berkat kerjasama dan dukungan dari rekan-rekan guru , pengurus komite , serta warga masyarakat . Kami sadar bahwa tanpa rekan – rekan saya tidak ada apa-apanya.Dan kondisi sekarang ini keadaan siswa kami berjumplah 299 anak , terdiri 7 rombel. Kelas VII tiga rombel , Kelas VIII dua rombel , Kelas IX dua rombel. Dengan adanya MTs 03 Gringsing disini diharapkan tidak ada anak tidak sekolah hanya gara-gara tidak mampu untuk membatar , untuk itu silahklan anak-anak yang kurang mampu untuk sekolah disini. Biarpun kami sekolah di pinggiran namun berbicara soal prestasi tidak kalah dengan sekolah yang di kota. Itu bisa dilihat dengan seambreknya piala yang terpampang di estalase ruang kepala sekolah diantaranya, juara II bola voly se Kabupaten Batang “, pungkasnya. (Winoto)

TK Negeri Pembina Limpung Terdepan Dalam Prestasi


Untuk mempersiapkan kepribadian dan mental anak demi masa depan bangsa, perlu diterapkan dan ditekankan sejak dini, yang semua itu diawali dengan adanya kepedulian masyarakat terhadap dunia pendidikan, khususnya Taman Kanak-kanak.
Adalah TK Negeri Pembina Limpung yang berada di pusat Kecamatan Limpung , tepatnya sebelah timur Puskesmas Limpung. Dengan fasilitas dan prasarana yang cukup representative, untuk menampung 74 siswa yang dibagi menjadi 3 lokal serta didukung dengan ketelatenan dan kesabaran 6 pendidiknya.
”Sejak berdiri tahun 2006, kami telah melakukan pendekatan kepada masyarakat. Dan ternyata mendapat dukungan yang sangat bagus, terbukti setiap sekolah ada program demi kemajuan TK, selalu mendapatkan apresiasi dan dukungan dari masyarakat. dan guna menunjang proses pembelajaran, setiap bulan kami hanya menarik iuran sejumlah 30 ribu rupiah, dan itu sudah komplit”, tutur, Hj. Sopaningsih, S.Pd selaku kepala sekolah, kepada jurnal pendidikan.
Perlu diketahui, kendati baru muncul ditengah masyarakat, dan ibaratnya masih seumur jagung, berkat hasil kerja keras dari seluruh jajaran pendidik, TK Negeri Pembina Limpung bisa mengukir prestasi di tingkat Kabupaten seperti, juara I lomba sekolah sehat tingkat TK se-Kabupaten Batang, lomba alat peraga multi guna juara III se Kabupaten Batang dan seabrek prestasi lainnya, yang terpampang di ruang kepala sekolah. “Kalau melihat prestasi yang di raih selama ini, kita patut bangga, mengingat sekolah ini ibarat baru seumur jagung. Dan disamping pembelajaran yang baku, untuk kegiatan exstra kurikuler kita fokuskan belajar mengenal dan menguasai simpoa”, pungkasnya.(TIM)

UN DAN UASBN GUNA MEWUJUDKAN PENDIDIKAN DAN LULUSAN YANG BERMUTU


Mutu sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat menentukan bagi kemajuan dan kemakmuran bangsa. Untuk mewujudkan SDM yang bermutu, dapat diselenggarakan melalui pendidikan yang bermutu pula. Ujian Nasional (UN) merupakan salah satu instrument dalam mewujudkan pendidikan bermutu untuk menghasilkan lulusan yang bermutu. Demikian disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Batang, H. Priyodigdo, SE, MM, kepada Tim Liputan Jurnal Pendidikan Batang Berkembang, beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut dikatakan Kepala Dinas, bahwa Ujian Nasional yang akan diselenggarakan dalam waktu dekat adalah kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik secara nasional pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, dengan tujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan tehnologi.
Selain Ujian Nasional, dirinya juga menyinggung mengenai Ujian Akhir sekolah Berstandar Nasional (UASBN) yang diselenggarakan di tingkat Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI), dan Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB). “UASBN adalah ujian nasional yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan pelaksanaan ujian sekolah atau madrasah untuk SD, MI, dan SDLB dengan tujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan mendorong tercapaianya target wajib belajar pendidikan dasar yang bermutu”, jelasnya.
Lebih lanjut dijelaskan Priyodigdo, untuk materi UN, berasal dari Standar Kompetensi Lulusan (SKL) irisan (Interseksi) dari pokok bahasan atau sub pokok bahasan Kurikulum 1994, Standar Kompetensi (SK) dan Kurikulum Dasar (KD) Kurikulum 2004 dan Standar Isi. Sedangkan untuk materi UASBN berasal dari Standar Kompetensi Lulusan (SKL) irisan Kurikulum 1994, Kurikulum 2004 dan Standar Isi. Paket soal sebanyak 25 % ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), dan 75 % ditetapkan oleh serta penyelenggara UASBN tingkat Provinsi.
Untuk kriteria kelulusan UN, dijelaskan Kepala Dinas, harus memiliki nilai rata-rata minimal 5,25 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan, dengan tidak ada nilai dibawah 4,25. atau memiliki nilai minimal 4,00 pada salah satu mata pelajaran lainnya minimal 6,00. Khusus untuk SMK, nilai mata pelajaran Kompetensi Keahlian Kejuruan minimum 7,00 dan digunakan untuk menghitung rata-rata UN, dan Kabupaten atau Kota dan Satuan Pendidikan dapat menentukan standar kelulusan UN lebih tinggi dari kriteria di atas.
Sedangkan untuk kriteria kelulusan UASBN, ditetapkan oleh setiap sekolah/madrasah yang peserta didiknya mengikuti UASBN. Peserta UASBN diberi Surat Keterangan Hasil UASBN (SKHUASBN) yang diterbitkan oleh sekolah atau madrasahnya.
“Dengan adanya UN dan UASBN ini, mari kita tingkatkan kwalitas dan kwantitas mutu pendidikan di Kabupaten Batang tercinta”, pungkas pria mantan Kepala BAWASDA Kabupaten Batang ini .(TIM)

SMP NEGERI 9 BATANG KEMBANGKAN LIFE SKILL PHP


Program Pengolahan Hasil Perikanan, yang meliputi ketrampilan pengolahan ikan, pembuatan bakso ikan, abon ikan, kerupuk ikan dan bandeng presto, adalah kegiatan pengembangan siswa atau life skill yang diselenggarakan di SMP Negeri 9 Batang.
Ditemui diruangannya, kepala sekolah, Ir. H. Suwarno, yang didampingi Drs. Slamet Cukup, M. Santoso, S.Pd, dan Isnan Sujito, S.Pd membenarkan hal tersebut.
“Kegiatan pengembangan siswa ini, kita sesuaikan dengan lingkungan sekolah, yang mayoritas berpenghidupan nelayan, sehingga, bila siswa tidak mampu melanjutkan, ketrampilan yang diberikan sekolah, bisa diimplementasikan di masyarakat”, jelasnya.
Sekolah Menengah Pertama paling bontot di Kecamatan Batang ini mengaku, untuk urusan prestasi belum bisa bicara banyak, kecuali pada bidang non akademik, khususnya olahraga renang, yang mayoritas anak-anaknya, mampu meraih prestasi di bidang ini. “Kita baru meluluskan 2 kali, dengan prosentase kelulusan 60 % pada tahun ajaran 2005/2006 dan ada peningkatan menjadi 70 % di tahun ajaran 2006/2007. dan untuk prestasi olah raga, khususnya renang, kita dominan, bahkan menjadi juara umum pada Popda tahun lalu”, imbuhnya.
Menyinggung persiapan mengahadapi ujian nasional, pihaknya mengaku, telah banyak persiapan, salah satunya dengan melakukan kerjasama dengan bimbingan belajar Primagama. “Mulai bulan Februari ini, kita sudah melakukan kerjasama dengan bimbingan belajar, dengan tujuan, untuk mendongkrak prosentase kelulusan, seperti tahun sebelumnya. Dan bimbingan belajar ini, diikuti oleh siswa yang ikut 10 besar dimasing-masing kelas, untuk kemudian “getok tular” kepada teman-temannya, sebanyak 14 kali pertemuan”, tuturnya.
Pihaknya berharap, ada beberapa kendala yang memerlukan penyelesaian di tingkat daerah, yakni adanya bau dari home industri yang mengganggu proses belajar mengajar. “Kita berharap Pemda bisa mencarikan solusi untuk menangani kendala yang kita hadapi selama ini. Dan sementara ini, saat proses belajar mengajar, warga sekolah selalu menggunakan masker, untuk bisa konsentrasi dalam belajar”, pungkasnya. (TIM)

SMK NU BANDAR JALIN KEMITRAAN DENGAN 55 DUDI


Sejak berdirinya SMK NU Bandar pada tahun 2003, sekolah ini telah melakukan beberapa terobosan, diantaranya menjalin kemitraan dengan 55 Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI), yang tersebar di Pulau Jawa dan Bali. Hal itu dilakukan oleh SMK NU Bandar dikarenakan berdasarkan data yang ada, 80 % anak-anak yang telah lulus, bisa langsung disalurkan ke perusahaan-perusahan dan perbengkelan yang telah menjadi mitra sekolah ini.
Selain menjalin kemitraan dengan DUDI untuk menyalurkan alumni SMK NU Bandar, sekolah ini juga menjalin kerjasama dalam hal kegiatan praktek siswa. “Guna memajukan sekolah dan mempertajam ketrampilan anak didik, kami juga menjalin hubungan dengan dunia industri, yang diantaranya Gajah Mada Motor Pekalongan dan Ahas Kedungwuni, untuk melakukan Pendidikan Sistem Ganda, guna mematangkan teori yang selama ini di dapat oleh siswa”, tutur kepala sekolah SMK NU Bandar, Drs. M. Nuryasin kepada Jurnal Pendidikan di ruang kerjanya beberapa waktu lalu.
“Memang sekolah kami tergolong masih muda, baru meluluskan dua kali, namun kalau berbicara mengenai prestasi kita tidak begitu ketinggalan, terbukti kami di tahun 2007 tercatat sebagai juara II LKS AUDIO VCD, juga termasuk juara II MTQ Putra / putri tingkat SMA/SMK. Dan tentunya, keberhasilan yang telah dicapai ini tidak lepas dukungan dari peran serta rekan-rekan guru, dan tentunya juga peran komite sekolah serta masyarakat, karena tanpa mereka semua, mustahil ini semua bisa berhasil”, imbuhnya.
Selain peran untuk keberhasilan prestasi, SMK NU Bandar juga mengakomodasi dan menampung anak-anak yang kurang mampu. “Anak yang tidak mampu tetap kita tampung, makanya kita butuh kepedulian dan kebersamaan demi kemajuan sekolah”, pintanya.
.”Dengan jumlah siswa 320 anak, sekoah kami mempunyai beberapa program unggulan. Dan hal ini sudah kami buktikan kepada masyarakat, bahwa siswa baru di sekolah kami saja sudah bisa bermanfaat di lingkungan desanya masing-masing, baik untuk servis AC maupun perbengkelan, tetunya hal itu sangat menggembirakan semua pihak”, tuturnya.
. Jadi tidaklah muluk-muluk bila kepala sekolah mengharapkan kepada semua pihak, khususnya Pemerintah Daerah Kabupaten Batang yang selama ini telah dengan sungguh-sungguh membantu. “Kami atas nama pribadi maupun atas nama dinas, mengucapkan terimakasih kepada Pemda yang turut membantu dan memperhatikan dunia pendidikan, namun kedepan mohon frekwensi nominal agar bisa lebih ditingkatkan lagi”, harapnya. (TIM)

SMP NEGERI 1 BAWANG CETAK SISWA SIAP PAKAI


Keberadan SMP 1 Bawang yang beralamat di Desa Pengampon Kecamatan Bawang disambut olih masyarakat Bawang dan sekitarnya dengan sangat positif, pasalnya disamping tempatnya sangat setrategis juga didukung dengan sarana prasarana sekolahan yang memadai, tentunya semua itu hasil kerja sama yang baik antara sekolah beserta jajaranya, dengan masyarakat, sehingga tercapai keberhasilan yang kita harapkan bersama. Demikian mengawali pembicaran kepala sekolah SMP Negeri 1 Bawang, Yogi Wibowo, S.Pd, kepada Jurnal Pendidikan ketika berkunjung ke kantornya beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut Yogi menegaskan, kendati sekolah yang dipimpinnya berada di pegunungan atau pinggiran, pihaknya merasa bangga dengan keberhasilan yang diraih anak-anak didiknya. Karena berkat ketekunan, kesabaran dan tentunya kedisiplinan yang diterapkan pihak sekolah, anak didiknya mampu berprestasi ditingkat kabupaten maupun tingkat Karesidenan, jelas kepala sekolah yang juga pembina Pencak silat disekolahnya.
Dikatakan pak Yogi panggilan akrabnya, bahwa SMP Negeri 1 Bawang saat ini memiliki 648siswa, yang terbagi 15 rombel, yang masing-masing tingkat ada 5 rombel, yang didukung oleh 25 guru dan 9 karyawan. Disamping pembelajaran KTSP, pihaknya juga melaksanakan exstra kurikuler berupa pendidikan kecakapan hidup (PKH) border dan menyulam, serta pelatihan ukir kayu, dengan pemandu Subatiningsih dan Ngatimin. “Jadi dengan adanya PKH dan ukir kayu, bila mana ada anak yang tidak mampu melanjutkan sekolah kejenjang selanjutnya, kita bisa menyalurkan ke perusahaan, atau berwira usaha, karena anak-anak sudah mempunyai bekal ketrampilan dan keahlian yang didapat di sekolah yang siap pakai” jelas Yogi, yang sejak bulan juni 2007 menjabat kepala sekolah di SMP 1 Bawang ini.
Ditambahkan mantan kepala sekolah SMP Negeri 2 Subah ini, bahwa pihaknya juga memprogramkan bea siswa bagi anak berprestasi, bahkan untuk mengantisipasi bagi anak yang tidak mampu, sekolah mempunyai kebijakan sekedar memberi bantuan transport, pungkasnya.(TIM).

Drs. H. Sholihin Hayat; ”Tujuan madrasah adalah agar masyarakat tidak buta dengan huruf Quran”


Guna meningkatkan prestasi yang selama ini sulit dicapai, MTs Negeri Subah gencar melakukan sosialisasi kepada orang tua siswa, untuk turut serta membantu mengawasi belajar anak, karena selama ini, minat belajar anak kurang, dan hal ini dapat dukungan dari Komite Madrasah.
Ditemui diruangannya, Kepala MTs Negeri Subah, Drs. H. Sholihin Hayat didampingi Kaur TU, Sumarno, membenarkan hal tersebut. ”Prestasi akademik siswa, sangat sulit untuk dinaikkan, kendati sudah kerjasama dengan lembaga bimbingan belajar, dan yang pasti, bebeberapa aspek sudah kita jalani, termasuk penambahan jam pelajaran. Hal ini karena motivasi belajar siswa yang kurang, serta kurangnya perhatian orang tua dalam hal pengawasan belajar anak,hingga kami gencar melakukan sosialisasi kepada wali murid, dan komite mendukung”, tuturnya.
Diakui H. Solikhin Hayat, bahwa pihaknya juga saat ini mengalami kendala, yakni keterbatasan lahan, dan minimnya partisipasi masyarakat. ”Kendala kami adalah keterbatasan lahan, serta minimnya partisipasi masyarakat. Dengan adanya BOS, kesan masyarakat sekolah gratis, masyarakat dimintai tambahan, untuk meningkatkan agak sulit”, tuturnya.
Pihaknya berharap, dengan adanya otonomi, walapun madrasah ikutnya pusat atau vertikal, tetap butuh perhatian. ”Peran serta orang tua juga harus tetap ada, sehingga tercipta kerjasama yang baik untuk meningkatkan disegala aspek”, katanya.
Perlu diketahui, Madrasah Tsanawiyah negeri yang beralamat di Jl. Raya Pucungkerep subah ini, telah terakreditasi A, dengan total siswa 590 anak, pernah menjuarai Lomba Tilawah tingkat kabupaten, bahkan pernah menjadi juara umum dalan porseni pelajar MTs se-Jawa Tengah tahun 2005 di Brebes, dan tujuan madrasah adalah visi nasional, agar masyarakat tidak buta dengan huruf Quran, dan membentuk anak yang sholeh dan agamis, berguna bagi sesama. (TIM)

MI UJUNG BIRU BRAYO MENUJU PENINGKATAN KUALITAS


Dengan adanya bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pendidikan tahun 2007, MI Ujung Biru Brayo berusaha untuk menuju peningkatan kualitas. Ditemui dikediamannya, Kepala Sekolah, Abdul Mu’in menuturkan, pihaknya sangat bersyukur, dengan adanya bantuan tersebut. ”Kita sangat bersyukur dengan adanya bantuan kepada madrasah kami, karena biasanya, madrasah di nomor duakan, sehingga saat ini, sekolah kita sudah pantas seperti sekolah”, tuturnya
Dikatakan lebih lanjut oleh Abdul Mu’in, dengan adanya bantuan DAK, sarana prasarana penunjang pembelajaran sudah terpenuhi. ”Hal ini sangat membantu sekali untuk menuju peningkatan kualitas. Disamping itu, kita masih perlu adanya input yang bagus, karena selama ini faktor input tidak sama dengan SD, yang rata-rata buangan dari SD, ditambah dengan kendala guru yang belum profesional”, terangnya.
Namun pihaknya optimis, dengan adanya bangunan baru, kepercayaan masyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya ke madrasah yang dipimpinnya akan semakin meningkat, tentunya juga dengan peningkatan standar kualifikasi pendidiknya. ”Kita sudah lakukan upaya, karena keterbatasan kami, hanya bisa menyarankan rekan-rekan untuk sekolah lagi”, imbuhnya.
Menyinggung penerimaan bantuan DAK yang diterima MI Ujung Biru Brayo, pihaknya mengaku kesal dengan banyaknya lembaga, instansi, dan perorangan yang menjadi “Semut Gatel”, yang ikut “Ngkrusuhi” pelaksanaan DAK, hingga diriya merasa risih dengan kehadiran Tim Liputan Jurnal Pendidikan Batang Berkembang yang hendak melakukan wawancara, yang ikut di “gebyah uyah” mengganggu lembaga yang dipimpinnya, namun kehadiran Tim Liputan berakhir dengan saling memberi pegertian.(TIM)

LULUS SERATUS PERSEN ADALAH HARGA MATI

Target kelulusan 100% bagi SMP Muhammadiah Tersono tidaklah berlebihan, mengingat tahun-tahun sebelumnya, faktor kelulusan sekolah ini selalu mencapai 100%, sehingga targetnya harus tercapai. Demikian kalimat pembuka yang penuh optimis, Kepala Sekolah SMP Muhammadiah Tersono, Khomaedi, S.Pd, yang disampaikan kepada Tim Liputan Jurnal Pendidikan Batang Berkembang beberapa waktu lalu di ruang kerjanya.
“Memang target kami lulus seratus persen, mengingat tahun – tahun sebelumnya kita selalu lulus seratus persen, jadi itu udah menjadi harga mati. Hal itu juga didukung dengan prestasi yang selama ini kita raih, sebagai sekolah peringkat II faktor kelulusan se-kabupaten Batang. Selain itu, juga juara II lomba mapel Bahasa Indonesia, termasuk juara IV rumpun Bahasa. dan Pada tahun 2007, faktor kelulusan kami juga seratus persen sekaligus menyandang peringkat I se-Kabupaten Batang, yang meliputi SMP Negeri dan Swasta”, katanya.
Lebih lanjut Khomaedi mengatakan, pihaknya optimis, sekolah dengan jumlah siswa 135 anak terdiri 4 rombel yang dipimpinya, untuk kedepannya akan lebih maju dan berkembang. “Kita optimis kedepan bisa lebih maju dan berkembang. Apalagi didukung oleh peran serta masyarakat, dan komite yang bagus, serta tidak ketinggalan adalah rekan-rekan guru yang berjumlah 17 orang dan juga 4 staff TU yang mempunyai andil besar dan selalu berkomitmen untuk memajukan sekolah, ditambah dukungan dari segi sarana prasarana yang ada”, imbuhnya.
“Untuk mengantisipasi pelaksanaan Ujian Nasional, berbagai persiapan telah kami lakukan diantaranya, penambahan jam pelajaran atau pemadatan dalam satu minggu penuh, termasuk melaksanakan try out yang terprogram oleh masing-masing guru. Kita juga telah bertandang kerumah para siswa dalam rangka sosialisasi untuk menghimbau kepada orang tua murid agar ikut mengawasi anak–anak dalam hal belajarnya, Karena tanggung jawab murid bukan hanya tergantung pada guru, tetapi juga peran serta orang tua juga sangat menentukan, sehingga Visi sekolah untuk Unggul dalam prestasi, Santun dalam tingkah laku, Dilandasi iman dan islam, bisa tercapai.” Pungkasnya.(TIM)

MA Sunan Kalijaga Bawang Gudang Prestasi

Sekalipun minimnya sarana prasarana yang ada di MA Sunan Kalijaga, tidak membuat jajaran guru menjadi lemah dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM). Namun justru lebih tertantang untuk bisa maju dan berkembang demi meraih prestasi yang membanggakan. “Biarpun kami sekolah di pinggiran, MA Sunan Kalijaga tidak kalah dengan sekolah yang ada dikota, apa lagi faktor kelulusan, sejak tahun 1992 UN selalu lulus seratus persen sampai sekarang, hal itu tentunya menjadi kebanggaan dan harapan kedepan agar selalu di pertahankan”, tutur Drs. H.M Hasyim, selaku kepala sekolah, mengawali pembicaraan dengan tim liputan Jurnal Pendidikan di kantornya.
Lebih lanjut di katakan H.M Hasyim, bahwa mulai dari tahun 1979, telah dilakukan langkah–langkah dan terobosan untuk mendongkrak daya sekolah terhadap warga masyarakat di sekitar. “Ternyata terobosan kami mendapatkan sambutan dan apresiasi yang sangat positif dari masyarakat. tentunya kepercayaan itu kita pertahankan sampai sekarang, sehingga apa yang telah kita capai bersama ini, tentunya juga berkat dukungan dari rekan-rekan guru, komite sekolah dan tentunya warga masyarakat sekitar ”, terangnya..
Perlu diketahui, untuk prestasi non akademik, MA Sunan Klaijaga telah meraih seabrek piala dan piagam penghargaan dari berbagai lomba dan cabang olah raga, diantaranya pernah meraih juara I pidato bahasa Inggris se-Kabupaten Batang tingkat SLTA/MA, juga juara I pidato Bahasa Arab se-Kabupaten Batang, termasuk tidak ketinggalan cabang tenis meja putri yang meraih juara II se-kabupaten Batang tingkat SLTA/MA Maarif, dan yang tidak kalah pentingnya untuk MTQ juga ikut mengukir prestasi meraih juara III putri tingkat SLTA/MA Maarif. “Yang jelas secara umum sejak tahun 1988, seabrek piala dan prestasi telah kita raih”, tutur pria asli Magelang ini.
“Kami atas nama pribadi maupun sekolah, ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang selama ini telah banyak membantu, khususnya pemerintah Kabupaten Batang. Namun mengingat masih minimnya sarana prasarana yang ada, kami mohon kedepan bantuan agar lebih ditingkatkan ,” pintanya.(TIM)

STRATEGI MENGHADAPI UN SD


Oleh: Sumaryono*)

Lepas dari kontraversial , Ujian Nasional Sekolah Dasar tahun ini mulai digelar dan kepastian pelaksanaan Ujian Nasional yang kemudian disebut Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) sudah dikeluarkan dan ditetapkan oleh pemerintah pata tanggal 13 sampai dengan 15 Mei 2008 sebagai UASBN Utama dan tanggal 21 sampai dengan 23 Mei 2008 sebagai UASBN Susulan. Oleh karena itu pelaksanaan Ujian Nasional harus disikapi oleh sekolah, masyarakat, dan orang tua murid. Dalam hal ini, bentuk upaya pemerintah untuk meningkatkan prestasi dan kualitas pendidikan khususnya bagi pendidikan di Sekolah Dasar. Begitu juga penyelenggaraan UASBN janganlah dijadikan momok bagi pelajar siswa-siswi kelas enam Sekolah Dasar. Tetapi harap dijadikan motivasi penentu keberhasilan peserta didik selama menempuh pendidikan di jenjang Sekolah Dasar. Di samping itu UASBN agar dapat juga menjadi penentu siswa untuk kejenjang pendidikan lanjutan pertama (SMP)
UASBN Sekolah Dasar yang akan digelar bulam Mei 2008 mendatang di dalamnya memiliki arti tiga komponen penting sebagai penentu keberhasilan prestasi peserta didik siswa kelas enam. Yakni, guru sebagai tenaga profesi (pengajar) di sekolah, orang tua dengan fungsinya sebagai pengawasan penuh putranya di rumah atau di lingkungannya. Lingkungan anak didik sebagai pendukung ketenangan belajar.
Mari kita sambut pelaksanaan UASBN Sekolah Dasar dengan konsekuensi peningkatan muti (kualitas ) pendidikan di Sekolah Dasar benar-benar akan terwujud sebagai mana amanat Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 Ayat (3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.
Beberapa strategi dalam rangkan menghadapi UASBN Sekolah Dasar adalah sebagai berikut:

MOTIVASI BELAJAR DI RUMAH
Orang tua murid yang memiliki fungsi cukup besar dalam menghantarkan putranya ke dalam pendidikan tentu mampu melakukan pengawasan dan memotivasi anak untuk mau belajar di rumah. Hanya saja selaku orang tua jangan terlalu memaksa anak belajar secara terus menenrus dengan waktu yang cukup lama, sehingga anak justru terlalu jenuh (bosan) dan menimbulkan rasa stress berlebihan yang berakibat UASBN menjadikan anak sebagai momok yang menakutkan.
Penerapan konsep belajar di rumah yang menyenangkan justru lebih membuat anak belajar secara konstan dan efektif, pelan-pelan tetapi tepat sasaran. Artinya sedikit tetapi aktif. Orang tua juga memperhatikan kesehatan anak terutama menyangkut asupan gizi yang diberikan anak. Karena rutinitas belajar walau sedikit tetapi aktif, setidaknya juga mengeluarkan energi untuk berpikir.

LINGKUNGAN ANAK MENDUKUNG
Bagaimanapun juga lingkungan tempat tinggal anak turut mempengaruhi anak berperilaku (performance) aktifitas belajar. Karena itu lingkungan anak sedapat mungkin didesain menjadi suasana performance belajar. Aktifitas lingkungan anak benar-benar di rancang bahwa semua anggota dalam lingkungan itu menunjukkan suasana belajar dengan dukungan ketenangan tanpa ada gangguan yang merusak suasana belajar anak. Dalam hal ini bila dil;akukan dengan membentuk kelompok-kelompok belajar dari teman sebaya di lingkungan anak itu. Dengan upaya semacam ini intensitas belar anak secara berangsur-angsur akan mengalami peningkatan. Bahkan anak akan terbiasa berperilaku belajar yang tadinya belajar merupakan beban tetapi belajar merupakan kebutuhan. Bahkan bila anak tidak belajar akan malu dengan lingkungan anakl tiu sendiri ( teman lainnya).

JAM TAMBAHAN
Guru dituntut, tidak hanya memberikan pelajaran secara komprehenbsip tetapi juga menekankan pada pemahaman konsep kompetensi yang ada dalam krukulum yang dibakukan . Terutama pada mata pelajaran yang akan diujukan secara nasional (Bahasa Indinesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam). Hal ini dapat tercapai tuntas tidak hanya melalui kegiatan belajar mengajar formal. Dalam menghadapi pelaksanaan Ujian Nasionak SD perlu adanya jam tambahan untuk belajar anak di luar KBM formal di sekolahnya. Jam tambahan ini bertujuan untuk memantapkan dan mematangkan konsep-konsep kompetensi materi pelajaran terutama pada mata pelajaran yang akan diujikan secara nasional. Di samping itu jam tambahan dapat dimanfaatkan untuk mengulas kembali materi pelajaran sejak kelas empat hingga kelas enam. Dengan demikian anak (peserta ujian) sudah benar-benar siap untuk mengerjakan soal-soal ujian anantinya.

POLA PEMADATAN MATERI
Pola pemadatan materi ditekan pada bidang yang belum dikuasai oleh masing-masing (individu) anak didik secara baik. Fokus utama ditekankan pada pendalaman , cara penguasaan, dan penyelesaian soal-soal. Oleh karena itu , seorang guru khususnya pemegang kelas enam benar-benar mengetahui kelemahan dan kekurangan setiap anak didiknya dari berbagai materi yang akan diujikan secara nasional. Yang terpenting adalah bagi guru dalam melaksanakan pola pemadatan materi pelajaran ini menekankan siswa pada strategi yang sistematis dalam mengerjakan (menyelesaikan) latihan soal-soal ujuan dangan cara penguasaan konsep-konsep pendalaman materi.

METODE TRY OUT
Hal ini ( metode try aut) dilakukan untuk membentuk anak nantinya tidak kaget (kebingungan) dan kesulitan ketika menghadapi pelaksanaan ujuan nasional yang sebenarnya. Untuk itu pelaksanaan Try Out bisa kerja sama dengan lembaga pelatian penyedia pelaksanaan Try Out. Kerja sama ini dilakukan manakala pihak sekolah tidak memiliki alat untuk mengoreksi Lembar Jawab Kompiuter (LJK). Di samping itu hasil Try Out akan menjadi acuan (pegangan) pihak sekolah untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap perkembangan kompetensi siswa dalam menguasai konsep-konsep materi ujian. Hasil Try Out juga dapat diganakan lamdasan bagi guru untuk bahan acuhan tambahan materi Ujian Nasional yang dipandang masih kurang mantap

Besar harapan pelaksaan ujian nasional tahun ini terlaksana dengan sukses tanpa menimbulkan masalah baru di dunia pendidikan khususnya di Sekolah Dasar. Oleh kerana itu kesusesan ini penting dilakusan sosialisasi oleh Dinas Pendidikan dan intansi terkait sebagai penjamin bahwa pelaksanaan Ujian Nasional merupakan implementasi dari Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
.

UJIAN NASIONAL, ANTARA PRO DAN KONTRA

Oleh : Asim, S.Pd *)

Dalam acara dialog tentang Ujian Nasional yang ditayangkan oleh salah satu televisi swasta nasional pada bulan Mei tahun lalu, salah seorang perwakilan dari Departemen Pendidikan Nasional menyampaikan bahwa dengan adanya Ujian Nasional, para sopir angkot di Jakarta ikut senang dan diuntungkan., pasalnya dengan diberlakukannya Ujian Nasional tawuran antar pelajar di Jakarta menjadi berkurang. Semua pelajar sibuk mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian nasional agar dapat lulus, sehingga tidak sempat memikirkan tawuran antar pelajar yang biasanya mengganggu kenyamanan para sopir angkot dalam bekerja.
Di sisi lain kita juga masih ingat betapa hebohnya pelaksanaan Ujian nasional tahun lalu karena dinodai oleh tindakan negatif sekelompok orang (tenaga pendidik). Dengan cara yang negatif mereka berusaha membantu siswanya dalam mengerjakan soal-soal Ujian Nasional karena takut sebagian besar siswanya tidak lulus dalam Ujian Nasional.
Fenomena di atas menggambarkan bahwa betapa beragamnya dampak dari Ujian Nasional, baik dampak positif maupun negatif. Tiap tahun Ujian Nasional memang selalu hangat dan menarik untuk dibicarakan. Keberadaannya selalu saja menimbulkan pro dan kontra dari berbagai pihak, baik dari siswa, guru, praktisi pendidikan, politisi maupun pemerintah.
Pihak-pihak yang pro diberlakukannya Ujian Nasional memandang bahwa Ujian Nasional masih layak dipertahankan sebagai tolak ukur standar kelulusan. Pada bab IX pasal 35 UU no.20 tahun 2003 disebutkan bahwa standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian. Menurut versi pemerintah dengan diberlakukannya Ujian Nasional dapat menjamin tercapainya standar kompetensi lulusan. Selain itu hasil Ujian Nasional dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk a) pemetaan mutu program dan atau satuan pendidikan; b) dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya; c) penentuan kelulusan peserta didik dari program dan atau satuan pendidikan; d) pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Di sisi lain, pihak-pihak yang kontra dan tidak setuju diberlakukan Ujian Nasional menganggap bahwa penentuan kelulusan siswa adalah hak pedagogis guru, karena gurulah yang paling tahu mengenai materi yang diajarkan dan keragaman kemampuan siswa dalam menyerap bahan ajar yang disampaikan.
Ujian Nasional cenderung hanya mengukur kemampuan kognitif siswa. Mutu pendidikan tidak bisa dinilai hanya berdasarkan nilai-nilai akademik dari ranah kognitif saja. Selain itu penetapan beberapa mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional menjadikan beberapa mata pelajaran lebih istimewa dibanding mata pelajaran yang lain. Akibatnya muncul diskriminasi terhadap mata pelajaran tertentu. Akibat lain, guru dan siswa cenderung melakukan pembelajaran jalan pintas, mereka lebih mementingkan hasil dari pada proses. Orientasi pada hasil dapat memicu kecurangan-kecurangan, bahkan yang lebih parah lagi terpaksa guru menghalalkan segala cara untuk membantu kelulusan siswanya, seperti memperbolehkan menyontek, bertukar jawaban dengan siswa lain, bahkan memberitahu jawaban kepada siswa, seperti yang telah terkuak selama ini.
Alasan lain dari ketidaksetujuan terhadap Ujian Nasonal adalah standar penilaian yang diberlakukan dalam sistem UN hanya sah bila seluruh sarana dan prasarana minimal sekolah sama atau memenuhi standar kelayakan. Padahal, fakta menunjukkan, hanya sebagian kecil sekolah yang memenuhi standar kelayakan. Mestinya pemerintah melakukan standarisasi kelayakan ( peningkatan mutu guru, melengkapi fasilitas, sarana prasarana dll) dulu, sebelum menginginkan mutu lulusannya standar. Intinya, sistim Ujian Nasional tidak akan efektif untuk meningkatkan mutu pendidikan, selama Ujian Nasional masih dijadikan barometer kelulusan siswa.
Meski dikritik berbagai pihak, pemerintah tahun ini tetap memberlakukan Ujian Nasional, bahkan pelaksanaannya lebih diperketat dan diperluas ke jenjang Sekolah Dasar (SD). Kita sebagai guru di lapangan tak perlu menambah panjang perdebatan terhadap keberadaan Ujian Nasional. Mungkin wajar suatu kebijakan menimbulkan pro dan kontra. Bagi kita, setuju atau tidak setuju, toh Ujian Nasional tetap akan dilaksanakan. Sekarang yang penting adalah bagaimana kita mempersiapkan diri dan siswa kita untuk menghadapi Ujian Nasional tersebut.
Lebih mengintensifkan kegiatan belajar mengajar, menambah jam pelajaran / mengadakan les, memotivasi siswa untuk rajin belajar adalah bentuk-bentuk kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam rangka menghadapi Ujian Nasional agar siswanya berhasil dengan memuaskan. Praktik-praktik curang perlu kita hindari, sehingga tindakan-tindakan negatif terhadap pelaksanaan Ujian Nasional yang pernah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya tidak akan terulang lagi.
Mari kita sukseskan Ujian Nasional tahun pelajaran 2007/2008!

*) Guru SD Kambangan 02 Kec. Blado

H. Sukantar S.Pd : “BEKERJA JANGAN KARENA APA DAN SIAPA”

Dalam melaksanakan pekerjaan, hendaknya jangan dikarenakan apa dan siapa. Hal ini yang ditekankan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Cabang Gringsing, H. Sukantar S.Pd, kepada jajarannya. Karena menurutnya, kerja adalah tanggung jawab moral.

”Persiapan menghadapi ujian nanti, dituntut kerja yang maksimal dari berbagai pihak, guna mencapai hasil yang maksimal pula. Hal ini sudah kami sosialiasaikan kepada segenap pendidik di Kecamatan Gringsing, baik melalui rapat maupun kunjungan ke sekolah. Dan sudah kami terapkan kepada jajaran kami untuk bisa mengefektifkan jam kerja, bekerja agar tepat waktu, dan menambah waktu belajar bagi siswa, serta pengayaan untuk semua guru, dan memperbanyak Try Out”, tutur pria kelahiran 7 juni 1952 ini.

Lebih lanjut H. Sukantar mengatakan, Kegagalan ditahun-tahun sebelumnya harus segera diatasi, dan prestasi-pestasi yang telah ada hendaknya untuk bisa ditingkatkan. ”selain kami tekankan kepada jajaran kami untuk mensukseskan ujian nanti, kami juga menghimbau kepada masyarakat melalui komite, baik disekolah maupun diforum kecamatan, untuk memberi motivasi kepada guru dan murid-muridnya, agar guru dan murid bersemangat dalam mengahadapi ujian nanti, karena peranan masyarakat juga sangat diperlukan dalam hal ini, terlebih lagi, peranan untuk melakukan pengawasan kepada anak-anaknya untuk melakukan belajar dirumah”, imbuhnya.

Kecamatan di Kabupaten Batang yang berbatasan dengan kabupaten Kendal ini menurut H. Sukantar banyak sekali potensinya di bidang olahraga dan seni. Untuk itu, guna melakukan persiapan mengikuti kegiatan POPDA, yang tahun kemarin kecamatan ini mendapatkan 10 emas dan menjadi juara umum, untuk tahun ini persiapan lebih dimatangkan. ”kita serahkan semua kepada sekolah masing-masing untuk menyeleksi anak-anak yang akan diberangkatkan ke Kabupaten, dan penyeleksian sudah dilakukan sejak ajaran baru atau awal tahun, yang diselenggarakan oleh sekolah masing-masing”, tuturnya.

Diakui pria asli kota gudeg Jogja ini, bahwa semua program kerja dibawah komandonya hampir semuanya berjalan, termasuk adanya 65 kelompok Keaksaraan Fungsional (KF). ”semuanya berkat kerja keras dari para guru atau tutor, serta kerjasama yang baik dari Kepala Desa masing-masing, dan kami selalu memberi motivasi. Namun, untuk wilayah Kecamatan Gringsing ini, ketenagaan kurang. Pengawas TKSD Cuma 1 personil untuk 35 SD dan 16 TK, sehingga harus kerja ekstra, tetapi semuanya bisa berjalan dengan baik, walaupun mengeluarkan tenaga ekstra. Yang pasti, kami selalu menekankan kepada jajaran kami tentang arti bekerja yang harus didasari keikhlasan dan tanggung jawab moral, dikembalikan pada hati nurani, ”bekerja jangan karena apa atau siapa””, tuturnya.

Menghadapi ujian nanti, H. Sukantar berharap kepada seluruh siswa, memanfaatkan waktu dengan baik untuk belajar, baik dirumah maupun disekolah, memperbanyak literatur, dan membaca buku, serta kepada wali murid dimohon untuk membantu mengawasi siswa atau anak-anaknya untuk belajar secara rutin.(TIM)

Editorial


Tidak terasa agenda pendidikan di semua satuan pendidikan telah mendekati saat-saat penting. Ujian Nasional sudah mendekat tinggal beberapa bulan lagi. Demikian juga ujian atau tes akhir tahun kenaikan kelas memerlukan perhatian juga.
Jangan dilupakan bahwa produk pendidikan di sekolah tidak semata-mata pada hasil ujian nasional saja, tetapi keseluruhan mata pelajaran harus dituntaskan oleh guru atau sekolah dengan baik.
Pada saat-saat akhir ini, terjadi kesibukan-kesibukan aparat pendidikan dan Pemerintah Kabupaten/Kota, yang juga peduli kepada hasil pendidikan di daerahnya. Maka fokus editorial kita perlu meliputi adanya ;
• Rapat Koordinasi (Rakor) peningkatan mutu pendidikan yang diselenggarakan oleh LPMP (Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan) yang di hadiri oleh 3 (tiga) Bupati dan 6 (enam) komponen yang terkait dengan pendidikan, yakni Dinas Pendidikan, Dewan Pendidikan, BAPPEDA, BKD, dan Komisi DPRD yang membidangi pendidikan, serta Departemen Agama. Itu semua telah menjadi acara kerja tahunan LPMP Jawa Tengah yang bertujuan memacu mutu pendidikan di Jawa Tengah dan Kabupaten/Kota daearah masing-masing. Hal ini perlu ditindak lanjuti oleh Pemerintah Kabupaten/Kota diadakan telaahan mengenai situasi pendidikan di daerah. 6 komponen harus bertemu dan membahas hasil-hasilnya, dibawah restu dan imperative Bupati atau wakil daerah masing-masing.
• Telah beredar dan turunnya jadwal ujian nasional dengan POS-nya, yakni Prosedur Operasional Sekolah penyelenggara UNAS.
• Dibentuknya Tim Pemantau Independen (TPI) terhadap pelaksanaan UNAS tahun ajaran 2007/2008 dimana Dewan Pendidikan dan Perguruan Tinggi Negeri maupun swasta, sebagai pendukung dan peserta anggota TPI.
Sekarang mulailah Dewan Pendidikan dan sekolah-sekolah termasuk madrasah yang ada dibawah asuhan Departemen Agama, menyiasati ujian nasional secara baik dan bijaksana, sesuai aturan-aturan yang ada.
Kami nyatakan salut kepada sekolah dan guru dalam men-tackle agenda akhir tahun dan ujian nasional disekolahnya masing-masing, serta Dinas Pendidikan Kabupaten Batang yang telah mengadakan pelatihan UNAS dan Try Out UN di sekolah lanjutan oleh K3S atau MKKS masing-masing tingkat.
Perlu diketahui, posisi rangking hasil UNAS di Kabupaten Batang masih ketinggalan dengan daerah lain di tingkat Karesidenan Pekalongan, karena saat ini masih ada diperingkat IV untuk SMP/MTs, peringkat Van VII bagi SMA/MA dan peringkat V untuk SMK. Sedangkan di tingkat Jawa Tengah, kita berada di peringkat ke-35-26 untu SMP/MTs,peringkat 26/33 untuk SMA/MA dan 33untuk SMK, pada hasil UN tahun 2006/2007.
Dengan hasil yang belum memuaskan itu, mari kita bertekad dan berjuang keras untuk meraih rangking di atasnya, bila perlu bisa meningkat ke papan tengah sampai dengan tahun 2009, dan hingga peringkat keatasnya lagi sampai dengan tahun 2012 tepat pada akhir masa jabatan Bupati Batang II, sebagai kado terbesar bagi rakyat Batang.
Itu semua bisa dan harus terwujud dengan;
• Menyelesaikan bahan ajar sesuai kurikulum dan standar kompetensi yang baik.
• Mengadakan pelatihan-pelatihan yang hasilnya dikaji dengan cermat dan bimbingan yang baik.
Peran serta orang tua memberi kesempatan waktu belajar dirumah, dan tidak kalah pentingnya pembinaan mental, hingga terciptalah kepercayaan diri sang anak, dan ujian Nasinoal mupun ujian kenaikan kelas tidak perlu lagi menjadi momok yang menakutkan. KUNCI segalanya ada pada Kepala Sekolah dan Guru dalam proses pembelajaran yang baik. Semoga. Dan SIAPA TAKUT !!!



Salam Solidaritas Redaksi

Pembaca budiman yang tercinta yang kami banggakan,
Berkat apresiasi yang tinggi dari pembaca yang ditujukan kepada Jurnal Pendidikan Batang Berkembang (JPBB), maka terpaculah Tim redaksi dan Tim Liputan kami untuk menapak isi dan mutu JPBB step by step, guna memenuhi harapan semua pihak.
Edisi ke-3 ini menyajikan kapita selekta kependidikan dan rubrik tetap tata karma dan dilengkapi budi pekerti, agar dapat menciptakan anak didik kita mempunyai sikap dan tingkah laku terpuji, baik dilingkungan sekolah, dirumah, dan diluar sekolah, seperti aturan lalu lintas.
Produk pendidikan ditentukan 80% proses pendidikan attitude dan di masyarakat 20% pada nilai-nilai akademis. Hal ini menurut penelitian dan pakar dunia. Karenanya, disekolah tidak hanya di pacu hasil Ujian Nasional, Kepala Sekolah dan Guru yang baik harus mengampu seluruh mata pelajaran secara simultan dengan metode pembelajaran yang berhasil.
Kami men-suport erja keras guru dan kepala sekolah ditopang orang tua yang tergabung dalam wadah Komite Sekolah yang diberdayakan dan harus dihormati dan dihargai oleh pengelola pendidikan, dari tingkat satuan pendidikan sampai di jajaran Dinas Pendidikan.
Visi dan misi Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah (DPKS) tidak ada pamrih lain, kecuali keberhasilan mutu pendidikan di Kabupaten Batang yang baik, berkompetisi dengan daerah yang lain, mencerdaskan kehidupan anak bangsa dan masyarakat Batang, Insya Allah,…Amien….!
Selamat berkarya, mengabdi untuk panggilan dan pengabdian guru dan kita sekalian. Mari kita do’akan untuk kesejahteraan rakyat Batang, dan salam sejahtera kami.

MA NU SAWANGAN SEWINDU MENATAP MASA DEPAN


Walaupun telah sewindu berdiri, MA NU Sawangan perkembangannya sangat lambat, karena dari beberapa pihak tidak memperdulikannya, sehingga banyak kekurangan untuk memenuhi target kelayakan sekolah yang bermutu lengkap dan prospektif. Untuk itu, sangat perlu ditingkatkan sarana dan prasarananya, terutama pada penyediaan perpustakaan yang lengkap, laboratorium yang teroperasionalkan secara teratur, tempat pendidikan yang lebih nyaman lapangan olah raga, lingkungan yang sesuai dengan wawasan wiyata mandala.
Ditemui ruangannya, Ahmad Fathoni, BA selaku Kepala Sekolah yang didampingi ketua pengurus yayasan Miftakhul Huda, K.H Saefudin menuturkan, pihaknya selama ini selalu berupaya untuk mencari terobosan guna pengembangan madrasah. ”Sejak lebih dari 7 tahun silam, MANU Sawangan mulai banyak terlibat dalam usaha untuk mencari alternatif pemecahan masalah mengenai pengembangan masa depan yang gemilang. Dan kita selalu berusaha dan berupaya untuk mencari terobosan alternatif untuk pengembangan madrasah”, tuturnya.
Lebih lanjut dikatakan Fathoni, bahwa pihaknya dalam mencari terobosan-terobosan adalah dengan cara melakukan studi banding ke sekolah yang lebih maju se tingkat nasional. ”Setelah kami melakukan studi banding, kami mempunyai gambaran-gambaran yang cerah untuk menuju masa depan, dan menjadi madrasah yang sejajar dengan madrasah-madrasah yang lebih maju. Dan yang pertama kami lakukan adalah dengan melakukan akreditasi madrasah. Karena dengan akreditasi, merupakan hal yang penting bagi sebuah lembaga pendidikan”, katanya.
Dituturkan Fathoni, bahwa madrasah yang mempunyai ciri khas pada kegiatan belajar mengajar (KBM) yang diantaranya Citra Islam Ahlusunnah waljamaah ini, didirikan atas prakarsa Drs. H. Ichwan Sam yang juga putra daerah. ”Beliau adalah putra daerah yang memiliki dedikasi tinggi, sehingga dipercaya mengemban amanat dan tanggung jawab yang besar sebagai respon atas desakan keinginan masyarakat sekitar yang menginginkan putra-putri mereka mendapatkan sekolah yang jarak tempuhnya dekat, mutu pendidikan yang berkualitas, dengan biaya terjangkau”, tuturnya.
Madrasah Aliyah Sawangan Gringsing didirikan untuk menjawab dinamika perkembangan pendidikan di Kabupaten Batang, khususnya pendidikan keagamaan pada sekolah menengah, sebagai kelanjutan dari wajib belajar pendidikan dasar, dengan ciri khas pendidikan keagamaan yang melekat pada penyelenggaraan Madrasah Aliyah ditambah muatan lokal berupa ketrampilan dasar untuk mengembangkan kecakapan hidup (life skill) peserta didik untuk membentuk watak, jiwa dan kepribadian siswa yang berkualitas, serta mampu mengaktualisasikan keimanan dan ketaqwaan maupun ilmu pengetahuan dan tehnologi dalam kehidupan masa yang akan datang.
Pihaknya berharap, untuk memajukan generasi bangsa terutama di Kabupaten Batang, perlu adanya kepedulian dari pemerintah daerah, serta partisipasi masyarakat. ”Kita berharap ada kepedulian dari pemda, mohon sedikit ada tidak usah banyak-banyak. Dan untuk masyarakat, kita harapkan adanya kepedulian masyarakat sawangan, yang sangat belum sadar pendidikan tingkat SMA, untuk bisa ditingkatkan, karena selama ini, usai lulus MTs atau SMP selalu mondok, padahal disamping menyantri, sekolah juga penting agar menjadi kader atau generasi penerus yang berkualitas, dan lulusan MA juga bisa terjun ke masyarakat, terutama sosial keagamaan”, pungkasnya.(TIM)

MAN BATANG OPTIMIS KELULUSAN PERDANA 100%


Kendati baru akan meluluskan anak didiknya untuk yang pertama kali, Madrasah Aliyah Negeri Batang ini punya segudang prestasi. Ditemui diruangannya, Kepala Madrasah H. Syamsuddin, S.Ag yang didampingi Ka. TU., S. Firman mengatakan, bahwa sekolah ini sudah banyak mengukir prestasi. ”Sejak direlokasi dari MAN 2 Salatiga, sejak tahun ajaran 2004-2005 dan akan meluluskan pertama kali, MAN Batang sudah mempunyai prestasi. Dan prestasi yang menonjol adalah dibidang athletik, yang diantaranya pada kegiatan Popda Kabupaten 2007 meraih Juara I Bulutangkis Putra, Juara II Lari 400 Meter, Juara II Lari 1500 m, Juara I Lari 400 m, dan dalam Porseni Aliyah tingkat Propinsi yang diselenggarakan 2 hingga 6 September 2007 lalu, sekolah kita berhasil meraih juara II Marathon 10.000 m Putra, juara III Bulutangkis Putri, serta Juara II lari 400 m putri”, tuturnya bangga.
Diakui H. Syamsuddin, bahwa madrasah yang dipimpinnya ini, untuk prestasi akademik, memang belum bisa unjuk gigi. ”Prestasi akademik memang belum bisa tampil, karena input kurang tinggi atau pas-pasan, dan prestasi kita masih dibawah SMA 2”, tuturnya.
Lebih lanjut dikatakan H. Syamsuddin, untuk mendongkrak prestasi siswa-siswinya, di sekolah ini diselenggarakan kegiatan ekstra kurikuler komputer, internet untuk kelas 3, pramuka, bahasa Arab dan Inggris, serta Karya Ilmiah Remaja.
”Kita optimis bisa maju dan berkembang, kendati saat ini kita masih mengalami kendala, dengan kurangnya tenaga pendidik dan tenaga administrasi, serta sarana dan prasarana yang belum memadai, yang pasti kita sudah berusaha. Dan untuk kelulusan perdana ini, kita targetkan 100%”, pungkasnya.(TIM)

MANU LIMPUNG MENUJU PENDIDIKAN YANG BERKUALITAS DAN BERAKHLAKUL KHARIMAH


Menuju pendidikan yang berkualitas dan beraklakul kharimah, tentunya sesuai dengan Visi MANU Limpung guna Terwujudnya manusia yang bertaqwa, cerdas, terampil, dan berakhlaqul karimah. Visi tersebut mencerminkan bahwa Madrasah Aliyah NU Limpung bertekad untuk turut andil dalam pengembangan ilmu pengetahun yang tercermin dalam semangat keseimbangan antara ilmu agama dalam kerangka membentuk sikap, perilaku dasar manusia terdidik yang dilingkupi dengan kecerdasan dan keterampilan yang mampu menjawab tantangan zaman.
Dituturkan, H. Ali Sodikin, selaku kepala sekolah, bahwa untuk mengimplementasikannya, diperlukan perumusan yang diantaranya menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi pada pemahaman ke-Islaman, berwawasan luas dalam ilmu pengetahuan umum, membekali siswa dalam ketrampilan dan keahlian tertentu sesuai bakat dan minat masing-masing, dan membekali siswa untuk selalu peka terhadap masalah-masalah sosial yang berkembang di lingkungannya. Tentunya, hal ini harus didukung pula dengan sarana dan prasarana yang memadai, tenaga pendidik yang professional, dan tak ketinggalan komitmen dari semua pihak, tuturnya.
Madrasah yang saat ini memiliki 2 kampus yang beralamat di Jl. Lapangan 9a Banyuputih dan Jl. Kalangsono KM 1 Limpung, dengan total 820 siswa, yang terbagi dengan 3 program studi IPA, IPS, dan BAHASA ini mengaku, telah banyak mengukir prestasi, baik dibidang akademik, maupun nonakaemik, yang diantaranya, angka kelulusan yang selalu 100%, dan seabrek prestasi lainya, baik di tingkat Kabupaten, maupun tingkat Provinsi. ”Guna mendukung dan mendongkrak prestasi, saat ini madrasah mampu menyediakan sarana kegiatan kreatifitas dan aktivitas siswa-siswi berupa ekstra kurikuler komputer dan internet, Pramuka, Marching Band, Pencak silat, PMR, sepakbola, seni baca Al-Qur'an, Hadroh (Qosidahan) dan juga Teater, serta Stir mobil kerjasama dengan lembaga Aquarius, dan menjahit”, katanya.
Perlu diketahui, bahwa MANU Limpung diterapkan pula program pengembangan diri, setiap Dhuhur diadakan sholat berjamaah, dengan tujuan agar tidak terkontaminasi, dan selama ini pengawasan kita ketat. Juga dilakukan workshop diskusi tentang remaja, yang diadakan 1 kali dalam semester, kerjasama dengan ikatan alumni MANU yang ada di Perguruan Tinggi.
Pihaknya mengaku, sejak terakreditasi, merasa termotivasi, ini dibuktikan dengan tenaga pendidik yang semakin profesional. ” Tenaga pendidik, sudah sesuai dengan jurusannya, tidak ada yang mis match, sejak akreditasi lebih termotivasi. Dan kita akui, partisiasi masyarakat tingkat kepeduliannya sangat tinggi sekali, masyarakat juga mendukung dalam bidang keamanan, dukungan masyarakat luar biasa”, tuturnya.
Dirinya berharap, untuk menghadapi kemajuan jaman, kepada masyarakat disarankan untuk memilih pendidikan yang berkualitas, dan memiliki pendidikan akhlakul karimah. Dan pihaknya berharap, kepedulian Pemda terhadap pengembangan fasilitas sangat dinanti, karena jumlah anak didik yang semakin meningkat, sedangkan sarana masih terbatas, pungkasnya. (TIM)

MIN BANDAR TADARUS AL-QUR’AN TIAP PAGI


Untuk menyiapkan manusia beriman, berilmu, beramal yang produktif dan berkualitas seperti yang tertuang dalam misi madrasah, MIN Bandar memberlakukan tadarus Al-Qur’an tiap hari sebelum proses KBM dimulai. Ditemui diruang kerjanya, Makmuri, S.Pd.I selaku kepala Sekolah membenarkan hal tersebut. ”Hal ini sesuai dengan tujuan madrasah, yakni menumbuhkembangkan penghayatan dan pengamalan agama islam sebagai usaha berkreatif dalam berfikir dan bertindak. Selain itu, juga untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat, atau orang tua wali murid yang menghendaki adanya pendalaman keagamaan. Untuk kegiatan anak-anak dimulai dari tadarus Al-Qur’an termasuk Tahlilan yang dimulai dari pukul 07.00 sampai 07.15 mulai KBM”, tuturnya.
Lebih lanjut, kepala Sekolah yang diangkat sejak 2 tahun lalu ini mengatakan, potensi dan prestasi sekolah serta anak didiknya sangat menggembirakan. Hal ini dibuktikan dengan prestasi yang selalu ditonjolkan anak didiknya selama ini. ”Untuk tingkat kecamatan, anak-anak kami selalu unggul dan mewakli, bahkan Prestasi 10 besar MI terbaik tingkat kecamatan, 7 diantaranya adalah anak didik kami, dan kelulusan selalu 100%, dan ini tak lepas dari 18 tenaga pendidik yang hampir S1 semua, serta kami selalu melakukan pembinaan dan memberi kesempatan, serta mendorong rekan-rekan pendidik untuk penyetaraan”, imbuhnya.
Madrasah yang telah terakreditasi A, dengan total siswa 342 anak yang terbagi 12 rombel ini mengaku, sarana prasarananya 80 % sudah terpenuhi. Namun 2 kelas yang ada di timur atau kampus yang dulu sering menjadi kendala. ”Kendala yang signifikan tidak ada namun banunan sebelah timur ada 4 lokal, yang dipakai untuk KBM ada 2 lokal, dan untuk pengawasan kepada anak-anak sangat sulit karena terpisah, untuk itu kami mengharap bantuan untuk merelokasi”, pungkasnya. (TIM)

MIN KALIBALIK TERGANJAL SERTIFIKAT


Dengan mengusung Visi untuk Membentuk manusia yang berakhlak mulia, berdasarkan iman dan taqwa (Imtaq), berwawasan ilmu pengetahuan dan tekhnologi (Iptek) serta berakar budaya bangsa dan Misi untuk Meningkatkan sumber daya tenaga kependidikan, Mengoptimalkan bangunan sarana dan prasarana, Mewujudkan peserta didik yang berakhlak mulia, Mewujudkan peserta didik yang cerdas dan terampil, MIN Kalibalik berusaha untuk mewujudkannya.
Ditemui diruangannya, Kepala MIN Kalibalik, M. Ichsan, AmaPd yang didampingi Slamet Muchlisin, S.Pd.I mengatakan, bahwa sebagai barometer MI, pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi yang terbaik, dan tak lepas juga keberhasilan dalam menghadap ujian nanti. ”Kita selalu mengadakan les khusus untuk 3 mapel, kemudian try out, tambahan pelajaran pada malam hari dan ada karantina saat menjelang ujian selama 1 minggu. Usaha kita maksimal, karena target kita untuk kelulusan bisa kembali 100%, MIN Kaliablik sebagai barometer MI, bahkan kita membentuk tim sukses ujian yang diselenggarakan di MIN Kalibalik”, tuturnya.
Lebih lanjut Ichsan mengatakan, selain persiapan menghadapi ujian nanti, pihaknya juga tengah berbenah diri. ”Mulai tahun 2006 sudah pembebasan tanah, dan tahun 2007 MI sudah mendapat 3 lokal, dan tahun 2008 ini, MI sudah ada anggaran untuk 2 lokal lagi guna memenuhi animo masyarakat dari beberapa desa yang semakin meningkat kepada madrasah kami. Ini terbukti dengan meningkatnya jumlah siswa kami dengan total 281 anak yang tebagi menjadi 9 kelas. Dan selain peningkatan sarana prasarana, profesionalisme tenaga pendidik juga ditingkatkan, dan kini mayoritas S1”, imbuhnya.
Perlu diketahui, madrasah yang ada di Desa kalibalik dan tahun ini dapat akreditasi A ini mempunyai segudang prestasi, mulai dari tingkat kecamatan hingga Provinsi. Diantaranya juara I tingkat provinsi seni lukis putra SD/MI tahun 2006, Juara II puisi putri tingkat SD/MI Kabupaten, Juara I Pidato Bahasa Inggris putra, Juara I pidato bahasa Arab putra MI tingkat Kabupaten dan juga dikirim ke Provinsi, juara II Pa/Pi Renang SD/MI Kabupaten, dan Juara II Mapel Ipa tingkat MI Kabupaten.
Pihaknya berharap, madrasah yang mempunyai ekstrakurikuler Pramuka, Drumband, MTQ dan seni Rebana ini, selama ini mempunyai kendala dengan selalu mentalnya bantuan yang akan mengucur di madrasah ini lantaran terganjal sertifikat. ”Secara yuridis milik Diniyah, secara administrasi milik MI, selama ini bantuan selalu mental karena terganjal sertifikat. Untuk itu kami mohon dengan sangat, karena madrasah ini sebagai mitra, karena manfaatnya untuk masyarakat juga”, pungkasnya.(TIM)

MTs NU 02 GRINGSING INGIN UNJUK GIGI DALAM LOMBA AKADEMIK


Tak jauh berbeda dengan salah satu lembaga pendidikan penghuni kompleks pendidikan di Desa ini. MTs NU 02 Gringsing yang berada paling belakang ini, mengusung Visi Unggul dalam prestasi, berkreatifias di bidang IPTEK dan IMTAQ, serta Misi untuk Menyelengarakan pendidikan dengan bimbingan secara efektif yang berorientasi mutu baik, sehingga setiap siswa dapat berkembang secara optimal sesuai potensi yang dimiliki baik di bidang iptek maupun imtaq.
Dijumpai diruangannya, Ahmad Rosyidin selaku Kepala Madrasah ini, ternyata juga sebagai pemenang Pilkades di Desa Sawangan ini. Yang berarti, saat ini dirinya menjabat sebagai Kepala Madrasah dan juga sebagai Kepala Desa Sawangan. ”Yang paling penting kita bisa mengatur waktu untuk berbagi tugas dimasing-masing instansi. Dari mulai pukul 07.00 hingga 08.30 di madrasah, kemudian 08.30 di balai desa hingga jam 12.00 dan kemudian kembali lagi ke madrasah.karena jarak dekat, sekitar + 500 meter”, tuturnya.
Dikatakan Rosyidin, bahwa dirinya bertekad untuk membangun sumber daya manusia di desanya, karena ini sudah menjadi tekadnya sejak lama, yang didasari dengan basic-nya sebagai pendidik. Bahkan, saat ini, tengah di bangun gedung baru untuk pendidikan anak usia dini yang masih dalam satu komplek.
Lebih lanjut dikatakan Rosyidin, bahwa madrasah yang pimpinnya ini, berdiri tahun 1997, dan dirinya di beri amanat oleh yayasan untuk menjabat Kepala Madrasah sejak tahun 1998, yang saat ini telah memiliki 173 siswa. ”Madrasah kami juga pernah mengukir prestasi seperti madrasah-madrasah yang lain, diantaranya Juara I bulu tangkis putri Popda Kabupaten tingkat SMP/MTs tahun 2005, dan Juara I bulu tangkis putri porseni VIII pelajar MTs se Jateng di brebes tahun 2005, serta bidang keagamaan juga selalu juara”, tuturnya bangga.
Selain prestasi di bidang olah raga dan keagamaan, pihaknya mengaku, potensi anak didiknya juga berpotensi di bidang akademik, untuk itu, pihaknya ingin unjuk diri dan membuktikannya. ”Perlombaan akademis di tingkat Kabupaten tidak pernah dilibatkan, Padahal anak-anak banyak yang potensi”, pungkasnya.(TIM)

MTs. AHMAD YANI TENAGA PENDIDIK DARI “LUAR NEGERI”


Madrasah Tsanawiyah (MTs) Ahmad Yani yang berdiri tahun 1986, beralamat di Jalan Raya Wonotunggal 108 Batang ini, ternyata mempunyai keunggulan tersendiri, yakni dari tenaga kependidikannya, berasal dari “luar negeri” semua. Dijumpai diruangannya, Kepala MTs. Ahmad Yani, H.M Amirin Aftaris, BA, membenarkan hal tersebut. ”Dari 18 tenaga pendidik kami, memang semuanya dari luar negeri alias swasta”, tuturnya dengan nada gurau.
Lebih lanjut diakui pak haji yang juga pendiri madrasah ini, bahwa dari 18 tenaga pendidik tersebut hanya 3 yang belum memenuhi Standar pendidik. Namun pihaknya selalu memberi dorongan kepada jajarannya untuk melanjutkan. ”Kita selalu mendorong dan memberi kesempatan, dengan tujuan untuk memajukan sekolah dibawah naungan yayasan islamic centre dan mempunyai visi "Mencetak generasi muda yang berilmu pengetahuan dan tehnologi dengan dilandasi iman dan taqwa" ini” tuturnya.
Sekolah yang telah terakreditasi B dengan fasilitas penunjang gedung berlantai 2 milik sendiri, laboratorium komputer, laboratorium IPA, perpustakaan, dan marchingband ini, selama ini menghadapi kendala dengan tenaga kependidikan. Karena selain tenaga pendidik semuanya swasta, juga banyak yang mengajar dobel. ”banyak para pengajar yang mengajar dobel dengan sekolah lain, jadi tidak fokus atau efisien, karena memang kita memaklumi, gaji atau honor mereka baru UMR alias Upahe Mung Recehan”, imbuhnya dengan terbahak.
Kendati dengan serba keterbatasan, MTs Ahmad Yani yang mempunyai ekstrakurikuler marchingband satu-satunya di kecamatan wonotunggal, olahraga prestasi, pramuka, qiro'at, PKS, dan Seni rebana ini juga pernah menorehkan prestasi hingga tingkat provinsi, yakni juara I karya tulis tahun 1999, dan juara II MTQ, serta beberapa kejuaraan di tingkat Kabupaten, diantaranya juara II Bolavoly, dan juara III tenis meja.
Pihaknya berharap, adanya peningkatan perhatian dibidang kesejahteraan guru MTs, diharapkan bisa disejajarkan dengan guru SMP. ”Perhatian dari Pemda sudah bagus, mengingat sarana dan prasarana kami yang masih kurang semua, bukan memalukan tapi memilukan ini, 9 dari madrasah di Kabupaten Batang yang mendapat bantuan MoU, kita termasuk ikut didalamnya. Namun hendaknya, perhatian juga untuk bisa kepada tenaga pendidik untuk bisa sejahtera, guna lebih fokus mencerdaskan anak bangsa”, pungkasnya.(TIM)

MTs. ATTAQWA Bandar HARAPKAN JALUR TRANSPORTASI


Prestasi yang selama ini diraih MTs At-Taqwa Bandar, baik akademik maupun non akademik, yang antara lain nilai Ujian Nasional tertinggi Kabupaten Batang tahun ajaran 2005-2006, juara lomba Mapel Sains tingkat SLTP Kabupaten Batang, juara harapan siswa teladan tingkat SLTP se-Kabupaten Batang, dan dari prestasi non akademik diantaranya juara lari 100 meter putra porseni Ma'arif tingkat Provinsi tahun 2005, juara tenis meja porseni Ma’arif, juara II puitisasi Al-Qur'an tingkat Kabupaten Batang, selain potensi dari siswa, pembinaan dari guru, tentu juga didukung dengan sarana prasarana penunjang.
Diakui Kholidin selaku Kepala Sekolah, ketika ditemui Tim Liputan Jurnal Pendidikan Batang Berkembang beberapa waktu lalu yang didampingi Ka TU Turmudzi, dan Guru Penjas Teguh Priyanto, S.Pd, mengatakan, bahwa untuk lebih meningkatkan prestasi anak didiknya, perlu sarana prasarana yang komplit. ”Untuk meningkatkan mutu pendidikan dan untuk mendongkrak prestasi, hendaknya diimbangi dengan lengkapnya sarana dan prasarana. Saat ini untuk MTs. At Taqwa yang sudah ada baru laboratorium komputer dan ipa, itupun masih kurang, sedangkan kebutuhan yang mendesak sarana olahraga, dan alat-alat peraga”, tuturnya.
Lebih lanjut, Kholidin mengatakan, madrasah yang terakreditasi B, beralamat di jalan raya Wonokerto – Bandar ini juga menghadapi kendala dalam hal trasportasi. ”Kendala utama kami adalah tingkat ekonomi masyarakat yang rendah, yang diperparah dengan tidak adanya jalur transportasi yang mudah atau angkutan desa yang melintasi sekolah kami, sedangkan biaya untuk ojek mahal”, keluhnya.
Padahal, lanjut Kholidin, madrasah yang mempunyai kegiatan ekstrakurikuler kuliah pagi, Tilawatil Qur'an, Mujahadah, Rebana Modern, Olahraga, Pramuka, Praktikum Komputer, Marchingband, Study Tour, dan Ketrampilan tata Busana ini memiliki 380 siswa yang rata-rata ekonomi orang tuanya menengah ke bawah.
”Diharapkan, untuk memajukan pendidikan pemerintah tidak harus memilah-milah, termasuk dalam rangka mensejahterakan pendidik, supaya bisa merata ke seluruh tenaga pendidik di Kabupaten Batang”, pungkasnya.(TIM)

Visi
Mendidik dan membekali siswa dengan pengetahuan dan ketrampilan untuk menuju insan yang berdikari

Misi
Membentuk generasi yang berbudi pekerti luhur agar menjadi panutan yang baik dan berakhlakul karimah ala ahlusunnah wal jamaah serta menguasai ilmu pengetahuan dan tehnologi

MTs NU 01 GRINGSING LAKUKAN PEMBENAHAN DAN PENINGKATAN


Dibawah komando Abdul Ghofur, MA, saat ini MTs NU 01 Gringsing, tengah melakukan pembenahan disegala bidang. Hal ini dituturkan kepada Tim Liputan Jurnal Pendidikan Batang Berkembang, saat bertandang di Madrasah yang beralamat di Jalan Raya Lama No. 2 B Gringsing ini.
”Saat ini, program prioritas utama kita adalah meningkatkan sarana dan prasarana madrasah, terutama bangunan fisik. Namun status tanah masih pinjam, mohon bantuan untuk meng –clear-kan, selama ini statusnya masih milik desa, dan kita ingin status milik sendiri”, tuturnya.
Perlu diketahui, Madrasah yang telah terakreditasi B ini, memiliki kegiatan Ekstra kurikuler Marching Band, Pramuka, Komputer, Olahraga, dan MTQ (Kitab Kuning-Ke NU an), serta telah mengukir prestasi di bidang MTQ Juara II Kabupaten tahun 2006 tingkat SMP/MTs, Marching Band pernah Juara I tingkat MTs se-Kabupaten Batang tahun 2004, dan lomba pidato bahasa arab juara harapan tingkat MTs se Kabupaten Batang.
Diakuinya, bahwa masyarakat sangat antusias kepada sekolah. kinerja guru dan komite berjalan baik, juga hubungan dengan SD/MI sekitar. Dan untuk persiapan menghadapi ujian nanti, pihaknya telah melakukan Try out, pemadatan materi, khusus kelas IX ada 4 mapel, les dalam 1 minggu 5 kali, istighosah, dan juga dilakukan karantina, agar nantinya, keberhasilan menghadapi ujian bisa tercapai.(TIM)

MTs NUR ANOM GRINGSING MADRASAH TERTUA DI GRINGSING

Kendati dalam kondisi kekurangan dan keterbatasan, MTs Nur Anom Gringsing, memiliki potensi dan prstasi yang membanggakan. Ketika dijumpai diruangannya, Drs. Akhmad Zaenal Abidin menuturkan resepnya kepada Tim Liputan Jurnal Pendidikan Batang Berkembang.
“Kita akui, kita saat ini dalam kondisi serba keterbatasan. Sarana prasarana belum memadai. Seperti perpustakaan, alat peraga, sarana olahraga masih terbatas, namun prestasi madrasah yang sudah terakreditasi B ini unggul. Dan Ekstra Kurikuler yang jadi andalan adalah Marching Band yang pernah jadi Juara III Bupati Cup, kemudian Pramuka, PMR, Seni Baca Qur’an dan Komputer”, tuturnya.
Lebih lanjut dikatakan Abidin, bahwa madrasah yang dipimpinnya ini, merupakan Madrasah Tsanawiyah tertua, dibangun pada tahun 1968 dan mulai operasional 1969, dan juga yang pertama kali di Kecamatan Gringsing, dan didirkan untuk mencetak lulusan yang memahami dan mengamalkan ajaran agama islam, sesuai tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul Ala Ahli Sunnah Wal Jama’ah (Aswaja), serta memiliki ilmu pengetahuan dan tekhnologi sesuai dengan tuntutan jaman di era globalisasi.
”Dalam 2 hingga 3 tahun terakhir ini, kepercayaan masyarakat kepada sekolah telah pulih kembali. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya penerimaan siswa di tiap tahunnya. Dan saat ini, jumlah siswa ada 327 anak, yang terbagi menjadi 8 rombel”, tutur pria yang mulai tahun 2000 jadi Kepala Sekolah ini.
Pihaknya berharap, adanya perhatian dari berbagai pihak, karena melihat kondisi saat ini, MTs Nur Anom masih banyak membutuhkan perehaban karena di usianya yang sudah tua. Dan untuk peningkatan mutu pendidikan, juga diperlukan sarana penunjang pembelajaran seperti laboratorium komputer maupun laboratorium bahasa. (TIM)

MTS NURUL HUDA Cahaya yang memberikan petunjuk


MTs Nurul Huda adalah sebuah lembaga pendidikan dibawah naungan Lembaga Pendidikan Ma'arif NU, yang merupakan sebuah lembaga pendidikan yang memadukan ilmu agama Islam, pengetahuan umum, tekhnologi dan ketrampilan. lembaga ini berdiri tanggal 29 Juni 1981. jadi saat ini sudah berumur 26 tahun.
Menurut kepala Sekolah, Muhtadi, S.Ag, beberapa alasan yang melatarbelakangi berdirinya MTs Nurul Huda di banyuputih antara lain untuk optimalisasi pemanfaatan gedung Madrasah Diniyah Nurul Huda banyuputih, dan membantu masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan agama islam. “Adapun pemberian nama "Nurul Huda" yang berarti Cahaya yang memberikan petunjuk sebagai nama yayasan dan madrasah tsanawiyah sebagai ta'faul atau do'a lewat nama, karena Banyuputih pada saat itu masih kurang dalam hal pengetahuan dan pendidikan agama. oleh karena itu, para tokoh masyarakat Banyuputih memiliki keprihatinan yang mendalam terhadap sosio-religius masyarakat tersebut, yang kemudian berusaha memperbaiki keadaan masyarakat melalui pendidikan formal dengan Madrasah tsanawiyah disamping pendidikan nonformal yaitu Pondok Pensantren Darul Ma'arif”, tuturnya.
Mts Nurul Huda Banyuputih yang beralamat di jl. Lapangan Banyuputih, Kecamatan Limpung Kabupaten Batang terdaftar di Departemen Agama pada tanggal 2 Juni 1983, oleh Kakanwil Depag Provinsi jawa Tengah, dengan nomor piagam Wk./5.C/583/Pgm/Ts/83. dan menurut Kepala Madrasah, usaha perbaikan berbagai sektor pendidikan yang dilakukan segenap civitas Madrasah yang selalu fokus di madrasah, seperti peningkatan kualitas pendidikan melalui penambahan sarana pendidikan, baik perangkat keras (hard ware), seperti pembangunan gedung, pengadaan perpustakaan dan pembangunan sarana kegiatan siswa, serta perangkat lunak (soft ware) seperti perbaikan kurikulum, peningkatan ketertiban siswa, pembinaan hubungan dengan pihak terkait dan sebagainya. “alhasil, MTs Nurul Hda Banyuputih pada tahun 2005, telah terakreditasi dengan peringkat B (baik) berdasarkan hasil penilaian dari dewan akreditasi madrasah Kabupaten batang. Dengan piagam akreditasi Mts Nomor : Kw./11.4/4/PP.03.2/624.25.01/2005
“Kita berharap, terpenuhinya fasilitas dari Pemerintah Daerah maupun Provinsi, untuk melengkapi sarana pembelajaran. Manakala sudah terpenuhi, ke depan sekolah baik negeri maupun swasta dapat sejajar mencerdaskan anak-anak bangsa”, pungkasnya.(TIM)




MTs WAHID HASYIM WARUNG ASEM MENCETAK GENERASI YANG BERILMU, BERIMAN & BERAKHLAK MULIA


Mencetak generasi yang berilmu, beriman dan berakhlak mulia adalah visi MTs Wahid Hasyim Warung asem. Karena selain diberikan materi pelajaran umum sesuai kurikulum KBK & KTSP yang ditetapkan Departemen Pendidikan Nasional, MTs Wahid Hasyim Warung asem juga menambah materi pelajaran agama.Hal ini dituturkan Kepala Sekolah, Drs. Moffan kepada Tim Liputan Jurnal Pendidikan Batang Berkembang beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut dituturkan Moffan, untuk membekali siswa dalam hal ketrampilan, MTs Wahid Hasyim juga memberikan mata pelajaran menjahit & Komputer, sedangkan untuk Ekstrakurikulernya Pramuka dan Marching Band yang dapat di ikuti sesuai dengan keinginan siswa.“ ini sudah sesuai dengan misi sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas, mengaktualisasikan kurikulum dengan mengembangkan ilmu pengetahuan umum dan agama, serta meningkatkan potensi dan kreatifitas yang handal, dengan didukung tenaga pendidik yang berkualifikasi S1 semua”, tuturnya.

Diakui Moffan, bahwa prestasi akademik siswa siswinya belum maksimal, hal ini dikarenakan dengan belum lengkapnya sarana dan prasarana sekolah. “Prestasi akademik kurang, karena tidak didukung dengan sarana prasarana yang memadai, jadi belum bisa tampil. Saat ini ruang Laboratorium komputer masih pinjam ruang kelas, dan ruang ketrampilan menjahit masih nebeng dengan ruang laboratorium ipa”, tuturnya.

Kendati dari 429 siswa dengan latar belakang ekonomi keluarga 95 % miskin, namun diakuinya, partisipasi masyarakat bagus, turut mensukseskan pendidikan dalam bentuk infaq. Pihaknya berharap, kendala pendanaan, dan sarana prasarana yang selama ini mengganjal, agar bisa terpenuhi। ”Walaupun sama-sama sekolah, perhatiannya beda sekali, dan kita harapkan; perhatian Pemda untuk madrasah hendaknya disamakan dengan sekolah yang dibawah dinas pendidikan, termasuk perhatian kepada tenaga pengajar, pembenahan fisik dan sebagainya. Karena siswa yang sekolah di madrasah, terutama di madrasah kami, 98% adalah anak batang, sedangkan pajak yang diperoleh Pemda adalah dari orang-orang batang, hendaknya anak-anak ikut merasakan, dan bisa menikmatinya, Anak madrasah juga anak batang”, pungkasnya.(TIM)





Dra. Sri Suharsih, M.Si Ingin wujudkan SMA Islam Ahmad Yani Batang sebagai sekolah swasta berkualitas

Dra. Sri Suharsih, M.Si

Dimulai dari tugasnya mengajar sejak tahun 1987, Dra. Sri Suharsih, M.Si, wanita kelahiran Bandar, 8 April 1961 ini, bertekad mengabdikan dirinya untuk mencerdaskan anak-anak bangsa, khususnya di Kabupaten Batang tercinta ini.
Secara resmi menjadi kepala sekolah sejak 1 November 2002, dirinya optimis, dibantu dengan jajarannya, akan meningkatkan sekolah yang dipimpinnya saat ini. “Kami ingin mengubah pandangan masyarakat selama ini, bahwa SMA Ahmad Yani hanyalah sekolah “kelas dua” atau buangan. Kami ingin membuktikan bahwa sejak pindah lokasi, kami telah berubah. Dan kini, sekolah kami telah terakredirasi B, yang berarti, SMA Ahmad Yani telah sejajar dengan sekolah lain, termasuk sekolah negeri”, tuturnya.
Kepercayaan yang telah diberikan masyarakat kepada sekolah yang dipimpinnya, yang terbukti dengan meningkatnya penerimaan siswa baru tahun ajaran ini, dengan menerima 3 kelas, tentunya akan dijunjung tinggi. ”Kami ingin mewujudkan SMA Islam Ahmad Yani Batang sebagai sekolah swasta berkualitas. Kami tidak ingin mensia-siakan kepercayaan yang telah diberikan masyarakat saat ini, dan akan kami balas kepercayaan tersebut, dengan peningkatan kualitas lulusan kami”, tutur istri dari Drs. M. Akyas, M.Si, ini.
Tanpa terasa, sudah 3 tahun SMA Ahmad Yani menempati lokasi barunya di jalan Kyai Surgi Proyonanggan Selatan. Telah banyak hal yang berubah, namun disamping itu tentunya tidak sedikit yang harus terus dibenahi. “Secara fisik, perkembangan SMA Ahmad Yani tidak bisa disangsikan telah mengalami banyak perubahan. Ruang kelas yang tersedia sudah dapat dikatakan representative untuk kegiatan pembelajaran, ditambah lagi dengan fasilitas pendukung kegiatan pembelajaran yang memadai. Saat ini SMA Ahmad Yani telah memiliki Laboratorium Fisika dan kimia yang siap digunakan sebagai wahana poraktikum siswa, ditambah dengan fasilitas laptop dan LCD projector yang telah dimiliki, kegiatan pembelajaran di sekolah kami terasa lebih menyenangkan”, tuturnya.
Perhatian dari Pemda, tak lepas masih tetap diharapkan. “Yang pasti, kalau Pemda ingin memajukan dunia pendidikan, hendaknya tidak membedakan antara swasta dan yang negeri”, pungkas wanita yang punya prinsip “biar tekor asal kesohor” ini.(TIM)


Visi
Komitmen dalam mengaplikasikan nilai moral agama pada pengembangan kemampuan intelektual, emosional dan spiritual, secara utuh dan integral.

Misi
Menyelenggarakan pendidikan yang memadukan nilai moral agama dengan kemajuan pengetahuan dan peradaban dunia modern
Membimbing dan mendorong prosesi penghayatan dan pengamalan ajaran agama
Membekali dan memantapkan penguasaan ilmu amaliyah dan amal ilmiah.