Sabtu, 27 Maret 2010

SD NEGERI KASEPUHAN 04 BATANG BERBENAH DIRI UNTUK BERPRESTASI


Komplek pendidikan di kelurahan Kasepuhan Batang, tidaklah asing bagi masyarakat terutama daerah kota, karena hampir sebagian besar murid-murid yang ada dari kecamatan Batang dan sekitarnya yang tersebar di beberapa Sekolah Negeri yang ada di komplek pendidikan itu. Dari beberapa sekolah yang ada di dalamnya, bisa di bilang merupakan sekolah dasar yang cukup memadai, baik dari prestise maupun prestasinya.
Dan jika kita perhatikan dengan lebih seksama lagi, baru kita dapat membedakan mana sekolah yang layak dan tidak layak hanya dengan sekilas memperhatikan bangunan gedung yang berdiri berjejer satu dengan lainya.
SD Negeri Kasepuhan 04 Batang barang kali menjadi sekolah yang paling menonjol sendiri karena memang beda. Dari sekian sekolah yang ada, nampak sekolah dasar yang dipimpin oleh Sri Umi A.ma.Pd ini memiliki bangunan yang berbeda, karena dengan kondisi yang nampak jelas bahwa sekolah ini perlu di perhatikan, apalagi kalau kita lihat sampai kedalam ruang kelas, kita akan merasa lebih miris dengan kondisi yang disana-sini nampak banyak yang rusak mulai dari lantai, diding, plafon hingga atap yang mulai bocor jika hujan tiba.
Dari awal berdiri hingga sekarang, ternyata sekolah dasar negeri Kasepuhan 04 belum pernah mendapat bantuan untuk renovasi gedung dan lebih-lebih untuk urusan kelengkapan sarana dan prasaranpun tidak kalah kurang memadahinya. Sehingga diperlukan kesadaran dari seluruh komponen guru, komite sekolah dan masyarakat serta pemerintah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan agar lebih maju lagi.
Untuk itu penyediaan sarana dan prasaranya sebagai penunjang peningkatan pendidikan terutama gedung sekolah yang harus memadahi untuk kelancaran proses belajar.
“Kami sudah berusaha membuat proposal untuk mendapat bantuan rehab berat, tetapi hingga saat ini belum ada realisasinya dan mudah-mudahan untuk tahun ini dinas pendidikan kabupaten Batang dapat mendengar suara kami dan mengalokasikan bantuan untuk sekolah kami, agar tidak ketinggalam dengan sekolah lainya, terutama di komplek pendidikan Kasepuhan Batang“, pintanya.
Untuk bidang prestasi, ternyata SD Negeri Kasepuhan 04 tidaklah ketinggalan dengan sekolah dasar lainya, beberapa prestasi telah terukir oleh siswa-siwi sekolah ini, diantaranya juara tolak peluru dan lompat tinggi untuk bidang olah raga, juara mocopat dan pentas seni untuk bidang seni dan sebagai barung tergiat II putri pada pesta siaga tahun 2003, serta beberapa penghargaan lainya. Barang kali yang perlu di upayakan sekarang adalah dengan memupuk kesadaran untuk bersama-sama berpartisipasi dalam memajukan dunai pendidikan di kabupaten Batang. (TIM)

SD NEGERI KAUMAN 05 BATANG TERANCAM AMBRUK


Mengenaskan, itu kata yang tepat di ucapkan ketika masuk ke SD Negeri Kauman 04. Bagaimana tidak, dari bangunan gedung kususnya ruang kepala sekolah dan ruang kelas V dan VI sudah dalam kondisi mengkhawatirkan. Kayu penopang dan kuda-kuda hampir semuanya sudah bergerak dan turun serta bergeser dari tempatnya yang menyebabkan didinding retak dan plafonpun jebol, yang di tahan oleh kayu penyangga dari lantai hingga kayu kuda–kuda yang hampir lepas dan siap menimpa siapapun yang ada di bawahnya.
Benar adanya jika kepala sekolah dan para guru kuatir dan tidak dapat tidur karena selaku memikirkan kondisi gedung yang hampir roboh dan hanya satu do’a jika ternyata suatu ketika jadi roboh, maka tidak dalam kondisi siang hari atau pas sedang ada proses belajar karena akan fatal akibatnya. Karena jika gedung roboh pasti akan ada korban dari siswa atau guru yang kebetulan masih ada di ruangan atau tepatnya di bawahnya.
Barang kali bukti awal yang sangat jelas jika gedung sekolah sudah hamoir roboh adalah teras ruang kelas sudah pada miring dan kayu tiang penyanggapun telah miring. yang kesemuanya itu akan nampak jelas jika kita memperhatikan atap yang bergelombang yang menandakan kondisi bangunan sudah sangat labil.
Kondisi ini yang pada akhirnya membuat tidak nyaman dalam pelaksanaan proses belajar karena kekuatiran akan robohnya atap sekolah yang sudah rusak dan di perparah lagi jika terjadi hujan akan bocor serta beban atap akan semakin berat karena adanya tambahan air hujan.
Ditemui diruangannya, Danumi selaku kepala sekolah di ruang kerjanya mengatakan, pihaknya selama ini merasa prihatin dengan keadaan sekolah. ”Kami sangat berharap dapat segera dapat bantuan renovasi gedung sekolah, apalagi kalau bisa DAK agar sekolah kami terhindar dari bencana yang tidak kami inginkan bersama, serta kami dapat kesempatan untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah kami sebagai bentuk pemerataan sesuai dengan skala prioritas”, jelasnya.
Paling tidak, dengan memprioritaskan bantuan maka dapat membantu pemerataan program pendidikan di tingkat dasar dengan tetap memperhatikan peningkatan dan mutu pendidikan, agar wajib belajar sembilan tahun dapat terlaksana dengan baik, dengan seluruh partisipasi masyarakat sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa khususnya pendidikan di kabupaten Batang. (tim)

SD NEGERI KAUMAN 07 BATANG BERSIAP MENUJU SEKOLAH UNGGULAN


Berbagai bidang prestasi baik Akademik maupun non akademik telah banyak di raih baik dari tingkat kecamatan, dan kabupaten. Berbagai penghargaanpun banyak di dapatkan sekolah ini, yang menambah daftar koleksi prestasi yang mampu di torehkan dengan tetap mengedepankan mutu dan kwalitas pendidikan sebagi komitmen bersama antara H. Riyadi Chasan. SP.d yang juga sebagai Ketua KPRI Prasojo Kabupaten Batang, Pengurus K3S dan Ketua Komite sekolah SMP Negeri 5 Batang ini, dengan dewan guru yang di dukung partisipasi wali murid yang sangat baik untuk melaksanakan program-program yang telah disusun.
Inilah yang menjadi motivasi dari kepala sekolah yang selalu peduli dengan lingkungan dan professional dalam peningkatan pendidikan dalam bidang akademik maupun non akademik. Bukti kongkrit yang telah dihasilkan oleh sekolah, menjadikan orang tua wali murid semakin percaya dan yakin akan pendidikan anaknya dan pengelolaan bantuan yang di berikannya.
Bukti lain dari pengakuan pihak luar atas pencapaian yang telah di dapatkan adalah adanya bantuan dari konsultan pendidikan internasional Amerikan atau USAID dalam bentuk bantuan teknik pembelajaran pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2006. Dengan tetap mengedepankan semangat untuk membangun dunia pendidikan tingkat dasar pembinaan rutin dilakukan untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran. Untuk itulah, pada tingkatan tertentu proses seleksi dan penjaringan di laksanakan untuk mengetahui keunggulan dan kemampuan anak didik yang akan diarahkan pada bidang tugas dan kegiatan yang mendukung termasuk extrakurikuler sehingga siswa akan lebih termotivasi dalam menggali potensi diri dengan suasana yang menyenangkan.
Seluruh program dan agenda yang telah dilaksanakan, adalah upaya yang serius dari pihak SD Negeri Kauman 07 Batang dalam mempersiapkan diri sebagai sekolah unggulan yang berstandart nasional atau SSN. Barang kali penyediaan sarana dan prasarana juga harus di upayakan disamping yang sudah ada seperti ruang komputer, mushola sekolah, alat –alat olah raga, alat drum band, alat rebana dan lainya.
Untuk itulah, bila dinas pendidikan kabupaten Batang mempunyai program untuk meningkatkan dan memprogramkan sekolah dasar unggulan, maka dengan bantuan dinas, pihak sekolah merencanakan akan akan menambah gedung untuk ruang kelas`dan ruang serbaguna yang dapat dipakai untuk kegiatan olahraga dan pertemuaan KKG di kecamatan Batang, karena masih ada lokasi yang kosong termasuk juga penambahan guru pengampu agar proses belajar mengajar sebagai pembinaan siswa lebih efektif lagi.
Perlu diketahui, untuk SD Negeri Kauman 7 dalam tahun 2006-2007 telah mencapai prestasi sebagai berikut, diantaranya Juara I Keteladanan Siswa Putra Tk Kabupaten, Juara I Putra Bidang Matematika Tk Kabupaten, Juara I Olimpiade Jalur A Tk Kabupaten, Juara I Sinopsis Tk Kabupaten, Juara I Olimpiade SAINS Tk Kabupaten, Juara II Baca Puisi Tk Kabupaten, Juara I Kinerja IPA Tk Kabupaten. Dan dibidang seni Juara II Seni Musik Tk Kabupaten, serta di bidang olah raga Juara Umum Renang Putri Tk Kabupaten, Juara II Renang Putri Tk Kabupaten. (tim)



SD Negeri Ketanggan 2 Gringsing KONDISI MEMPRIHATINKAN


Kendati telah mendapatkan bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pendidikan tahun 2007, SD Negeri 2 Ketanggan Gringsing, kondisinya masih sangat memprihatinkan. Terhitung ada 4 lokal kelas dengan kondisi yang sangat rusak parah, dan tidak dapat digunakan untuk kegiatan belajar mengajar (KBM), dan ada 1 ruang yang masih dipakai untuk KBM, karena keterbatasan ruang.
“Kami tidak merasa nyaman dengan kondisi seperti ini, tapi mau dibilang apalagi, kita cuma nunggu bantuan, dan diharapkan bisa menjadi prioritas”, harap Muchammad, Ama.Pd, selaku kepala sekolah, yang dituturkan kepada Tim Liputan Jurnal Pendidikan, beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut Muchammad mengatakan, kondisi seperti ini, sudah berlangsung sejak 1 tahun yang lalu. Disamping menghambat kegiatan belajar mengajar, juga menghambat kegiatan yang ada di Gugus Ki Hajar Dewantoro ini.
“Sudah 1 tahun ini bangunan ambrol. Dan pada saat survey bantuan DAK nggak diikutkan sekalian. Namun kami menyadari, memang untuk bantuan ke sekolah tidak langsung datang sekalian, namun kami berharap untuk bisa diprioritaskan. Karena selain untuk kegiatan belajar mengajar, sekolah kita juga sebagai pusat kegiatan para guru yang ada dalam 1 gugus. Padahal, gugus yang kegiatannya paling lancar adalah gugus Ki Hajar Dewantoro ini”, jelasnya.
Perlu diketahui, sekolah yang berada di dukuh Sipelem,Desa Ketanggan Kecamatan Gringsing dengan total siswa 116 murid ini, sebelum mendapat bantuan DAK, dengan kondisi yang mengkhawatirkan, pihak sekolah berinisiatif melakukan kerjasama dengan warga, untuk proses KBM-nya.
“Dulu pada saat bangunan mengkhawatirkan, kita pinjam dirumah warga, dan ini kalau parah lagi, terpaksa kita nebeng dirumah masyarakat lagi. Dan kami berharap, untuk bantuan bangunan agar bisa dipercepat, dengan tujuan agar KBM bisa lancar kembali, bisa terawat, sehingga penataan penataan bisa segera terlaksana dengan baik”, pungkasnya. (Tim)

SD NEGERI PEJAMBON WARUNGASEM BATANG CETAK BIBIT BOLA VOLLY UNGGUL


Sekolah Dasar Negeri Pejambon kecamatan Warungasem Batang boleh di bilang sebagai sekolah yang sangat konsen terhadap pembinaan dan mencetak bibit unggul di bidang olah raga, khususnya bola volley.
Mengapa demikian?, karena di kejuaraan bola volley khususnya putra pada tingkat kabupaten selalu menjuarai dan beberapa kali telah mewakili kabupaten Batang untuk mengikuti turnamen bola volley di tingkat karesidenan dan jenjang diatasnya.
Barang kali dari beberapa prastasi inilah SD Negeri Pejambon seringkali kedatangan ”tamu”, baik hanya sekedar study banding bahkan sampai pada latihan dan uji coba. Dan inilah yang menjadi perhatian serius dari pihak sekolah dan orang tua wali murid terhadap peningkatan mutu pendidikan terutama bidang nob akademik lebih khusus lagi bidang olah raga bola volley.
Karena begitu banyaknya bibit-bibit unggul bola volley, menjadikan trend bagi masyarakat sekitar sekolah untuk melakukan aktivitas olah raga bola volley pada tiap kampung dan dukuh yang ada di desa pejambon.
Untuk itu besar harapan dari pihak sekolah akan kepedulian instasi terkait dalam pembinaan dan tindak lanjut bidang olah raga khusunya bola volley. Hal ini seperti yang di sampaikan kepala sekolah SD Negeri Pejambon Neny Sugiyatuti, S.Pd, kepada tim liputan Jurnal Pendidikan, disela-sela uji tanding dari kunjungan SD Negeri Simbang kota Pekalongan untuk peningkatan mutu dan teknik bola volley.
“Kami sangat berharap pemerintah atau instasi terkait untuk dapat lebih serius lagi menengani pembinaan olah raga tanpa harus menganak tirikan cabang olag raga satu dengan lainya, khususnya bola volley. Karena keberhasilan cabang olah rahga manapun jika mampu berprestasi akan dapat membawa dan mengharumkan daerah yang bersangkutan, terlebih-lebih kabupaten Batang“, tegas Neny Sugiyatuti. (tim)

SD NEGERI PESAREN 02 WARUNGASEM KEMBANGKAN PEMBELAJARAN DI ALAM

Dengan Visi menjadikan Sekolah Dasar Negeri yang berkualitas dan berakhlak mulia Peningkatan mutu pendidikan dengan ditunjang sarana dan prasarana pendukung yang lengkap dan memadai menjadi mutlak dilakukan agar tujuan bangsa dalam upaya mencerdaskan kehidupan dapat tercapai.
SD Negeri Pesaren 02 sebagai salah satu sekolah tingkat dasar yang ada di kecamatan Warungasem, merupakan sekolah yang mampu berkreasi dengan mengembangkan model pembelajaran yang langsung bersentuhan di alam, dengan harapan setiap siswa khususnya kelas 4, 5 dan 6 dapat melakukan observasi alam tentang cara perkembangbiakan tumbuhan dan pemanfaatannya untuk reboisasi atau penghijauan lingkungan, agar terhindar dari bencana alam yang pada perkembangannya dapat membentuk/menanamkan karakter dan sikap cinta tanah air yang ke depan arahannya untuk melakukan penelitian karya ilmiah sederhana sesuai dengan tantangan dan kondisi alam yang ada.
Hal inilah yang mendorong siswa dan orang tua murid untuk berpartisipasi pada setiap program yang diadakan pihak sekolah, baik yang dilakukan di lingkungan maupun di luar sekolah, yang tentunya semuanya di lakukan sesuai dengan ketentuan kurikulum yang ada.
Ahmad Mudakir Ama.Pd, yang didampingi Abdul Chayat menuturkan perkembangan dan pencapaian yang telah dilakukan oleh pihak sekolah. "Kami berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan pembenahan sarana dan prasarana dengan bantuan Dinas, serta partisipasi masyarakat, orang tua murid dan tokoh-tokoh yang peduli, sekalipun hingga kini masih ada beberapa faktor kekurangannya seperti belum adanya ruang perpustakaan, ruang UKS dan ruang Guru, tetapi proses belajar mengajar dapat berjalan sebagaimana mestinya dan mudah-mudahan instansi terkait bisa lebih memperhatikan sekolah yang ada di pinggiran", katanya.
Barangkali yang menjadi catatan adalah, adanya kegiatan-kegiatan pendukung yang sangat berguna bagi perkembangan anak didik seperti adanya upaya mendekatkan diri sekolah dengan masyarakat, dengan cara setiap peringatan hari besar keagamaan dilakukan secara safari atau keliling dari mushola atau masjid yang satu ke mushola atau masjid yang lainnya.
Dengan salah satu kegiatannya memberikan shodaqoh dari iuran setiap siswa yang diberikan langsung ke masyarakat lewat mushola atau masjid. "Melihat keadaan yang ada, dengan menipisnya budi pekerti kami merencanakan peningkatan mutu mata pelajaran Agama dan Bahasa Jawa agar siswa mempunyai kepribadian yang baik sesuai dengan visi mencetak lulusan yang berkwalitas dan berakhlak mulia" imbuh Ahmad Mudakir. (Nurdin)

SD NEGERI SARIGLAGAH MENATA MANEJEMEN PARTISIPASI SEKOLAH

Sodiq TS. S.Pd adalah sosok baru kepala sekolah Sariglagah Warungasem Batang dengan prestasi pembinaan olah raga yang tidak usah diragukan lagi sebagai koordinator bidang olah raga di cabang kecamatan Warungasem Batang.
Dituturkan olehnya, sebagai langkah awal yang akan dilakukan sebagai kepala sekolah baru adalah dengan melakukan penataan di bidang administrasi sekolah, manajemen dan organisasi.
“ Saya akan melanjutkan program-program yang telah ada dan berjalan sesuai dengan apa yang telah di programkan oleh kepala sekolah terdahulu pada tiga bulan awal, setelah itu masuk ke agenda yang akan kami buat bersama dengan dewan guru lainya “ jelas Sodiq TS. S.Pd.
Sebagai strategi awal, menurut Sodiq adalah membagi tugas-tugas sesuai tupoksi dan kemampuan rekan-rekan guru lainnya.
“Tugas-tugas akan didistribusikan kepada yang bertanggungjawab secara keseluruhan atau habis kepada dewan guru lainya, kemudian mengadakan komunikasi dan tukar pendapat untuk perbaikan dan kemajuan bersama, serta pembelajaran dengan potensi yang ada untuk bersama-sama berpartisipasi dalam upaya mencerdaskan anak bangsa”, terangnya.
“Saya berharap antara guru, komite dan masyarakat yang didukung oleh dinas pendidikan untuk saling bahu membahu bekerjasama demi kemajuan bersama terutama dalam penyediaan dan perbaikan sarana dan prasarana sekolah yang dapat menunjang kelancaran proses belajar“, pungkasnya. (tim)

SD NEGERI TEGALSARI 02 KANDEMAN UNJUK GIGI DENGAN GROUP DRUM BAND



Kondisi yang terbatas, tak berarti prestasipun terbatasi. Termasuk dalam mewujudkan visi sekolah dalam mencapai prestasi, Beriman, Bertaqwa dan Tertanam budi pekerti yang luhur. Segenap upaya telah dilakukan dengan seluruh partisispasi masyarakat, yang pada akhirnya dapat mewujudkan keinginan membentuk group marching band sendiri di SD Negeri Tegalsari 02.
Dengan dana bantuan yang diterima dari dinas terkait untuk pengadaan alat sebanyak 16 unit, kini atas swadaya masyarakat berkembang menjadi 32 alat drum band, dengan personil mencapai delapan puluh siswa.
Dari kesungguhan yang telah dilakukan, kini Group marching band yang rencananya akan di beri nama Gita Puspa Bahana ini, telah di tunjuk untuk mewakili kecamatan Kandeman yang baru terbentuk, dalam kegiatan Popda di tingkat kabupaten Batang.
Hal ini seperti penuturan Suwati Ama.Pd, selaku kepala sekolah di dampingi dewan guru lainya di ruang kerjanya, yang disampaikan kepada tim liputan beberapa waktu lalu. “Pada saat ini, pihak sekolah yang dalam hal ini bekerjasama dengan SD Negeri Tegalsari 01, sedang berusaha untuk melengkapi kekurangan yang masih ada, termasuk pengadaan seragam team yang kalau menurut perkiraan untuk satu siswa membutuhkan biaya sebesar Rp. 300.000,- di kalikan jumlah personil yang ada di group marching band yang tentunya tidak dapat kami lakukan sendiri“jelas kepala sekolah.
Untuk urusan prestasi non akademik, tidak berhenti pada urusan marching semata, masih ada beberapa prestasi pendukung lainya yang dapat di banggakan, seperti menjadi juara tergiat III Pesta Siaga tingkat kabupaten, Juara III group Rebana di tingkat kabupaten dan Juara harapan II lomba catur di tingkat propinsi jawa tengah.
Barang kali dari sekian banyak prestasi yang telah di hasilkan, ada kondisi yang ironis karena ternyata SD Negeri Tegalsari 02 menyimpan masalah yang mestinya dapat langsung diatasi oleh dinas pendidikan atau pihak yang perduli terhadap peningkatan mutu pendidikan di Batang, terutama dalam pembenahan sarana dan prasarana pendukung. Karena dari sekian ruang kelas yang ada, ternyata kalau kita lihat sampai kedalam ruang kelas ada batang-batang pohon yang tumbuh dilantai menjulang hingga menembus plafon. Setelah ditanyakan kepada kepala sekolah, ternyata itu semua sebagai penyangga agar atap tidak roboh.
Bisa dibayangkan, seandainya proses belajar sedang di lakukan, ternyata atas sekolah roboh pasti akan menimpa anak- anak di bawahnya yang sedang serius belajar. Belum lagi antara ruang guru, gudang dan ruang kepala sekolah yang menjadi satu, menambah ketidak nyamanan dalam pelayanan proses belajar.
“Mudah-mudahan pihak terkait dapat segera memberikan bantuan kepada sekolah kami, agar jalannya proses belajar dapat berjalan tanpa di hantui perasaan was-was akan tertimpa atap yang roboh sewaktu-waktu, karena memang kondisi bangunan yang sudah rusak dan harus segera di benahi“ pungkas Suwati di tengah keprihatinannya. (tim)

SLAMET MASKURI : 42% dari APBD ke dunia pendidikan HENDAKNYA BISA MEMACU

Dengan anggaran pendidikan untuk tahun 2008 yang sudah cukup tinggi, dibanding dengan kota dan kabupaten yang lain, yakni dengan total 232 milyar, dengan perincian, 67 milyar untuk kegiatan, 175 milyar untuk gaji, hendaknya dunia pendidikan di Kabupaten Batang harus lebih bisa maju di banding daerah lain yang anggarannya kecil. Demikian pengharapan yang disampaikan, Slamet Maskuri, Ketua Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Batang, kepada Tim Liputan Jurnal Pendidikan, beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut dirinya mengatakan, bahwa perlunya di cari titik terang kekurangan-kekurangan yang selalu menjadi kendala, agar dunia pendidikan di Kabupaten Batang tidak selalu menjadi juru kunci, atau peringkat ke 35 dari 35 Kota dan kabupaten yang ada di Jawa Tengah.
“Siswa dan guru harus sinergis, untuk bersama meningkatkan mutu pendidikan, karena pemerintah sudah menganggarkan. Kita bantu sesuai keuangan daerah, karena 42% dari APBD ke dunia pendidikan. Mari kita cari titik terangnya, untuk meningkatkan pendidikan di kabupaten Batang, jangan jadi juru kunci terus”, katanya.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan, lanjutnya, diperlukan adanya kerjasama yang baik, dan juga, perlu adanya peningkatan kesejahteraan para guru, agar lebih meningkatkan profesionalismenya dalam bekerja, dan juga memberikan kesempatan bagi guru yang berprestasi.
“Dalam rapat koordinasi (Rakor) di Semarang beberapa waktu lalu, atau tepatnya bulan februari, kita telah mengusulkan, peraturan dari pusat mengenai sertifikasi untuk bisa ditinjau ulang. Hendaknya, yang menjadi acuan jangan hanya masa kerja saja, namun yang muda dan yang berprestasipun, hendaknya untuk bisa mendapatkan sertifikasi. Hal ini berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan guru. Dan untuk yang sudah sertifikasi, hendaknya mempunyai pola pikir dan pola mengajar yang harus ditambah dan ditingkatkan. Jangan sampai membuat kecemburuan sosial.”, tutur pria kelahiran 10 Oktober 1954 ini.
Lebih lanjut, suami dari Wahyuningsih ini berharap, hendaknya di setiap satuan pendidikan, sebelum di mulai jam pelajaran I, harus diterapkan dengan membaca ayat-ayat Al-qur’an. “Biasakan dengan pendidikan keagamaan, karena bisa dijadikan cermin untuk mendidik dan membentuk siswa akhlaqul kharimah, dan saya yakin, bila hal ini diterapkan, dengan sendirinya bisa membatasi siswa untuk tidak melakukan hal-hal yang negatif, dan yang paling penting, dengan harapan Tuhan akan memberikan kemudahan siswa dalam belajar”, jelasnya.
Pihaknya berpesan, untuk ujian SD, yang tahun ini di nasional-kan, untuk bisa diperhatikan secara baik, agar jangan menambah beban dunia pendidikan yang selama ini sudah dengan keadaan seperti saat ini.
“Mari kita perhatikan bersama-sama. Dan kami berharap, rakor di Guci untuk dapat menjadi acuan standar mutu pendidikan di Kabupaten Batang, karena eman-eman, anggaran ratusan juta. Intinya, semuanya perlu adanya keniatan dan komitmen bersama. Kalau niatnya baik, Tuhan akan merestui”, terangnya.
“Komisi B tetap konsisten pada pendidikan, kesehatan dan mengalokasikan APBD untuk memberantas kemiskinan, pengangguran. Dan diharapkan, untuk hasil ujian tahun ini bisa didongkrak, bisa dinaikkan, dari juru kunci ke papan tengah dan bila perlu ke papan atas. Dan kami berharap, untuk PSB tahun yang akan datang, system ataupun caranya harus bisa dibenahi dan harus diantisipasi, jangan sampai seperti tahun lalu”, pungkas pria kelahiran Bandar ini. (Tim)

SMA BAKTI PRAJA LIMPUNG TERAPKAN PROGRAM SMA PLUS


Tuntutan agar mencetak lulusan yang mandiri, dan mampu menerapkan keahliannya, sehingga mampu langsung terjun ke masyarakat, SMA Bhakti Praja Limpung, menerapkan beberapa ketrampilan kepada anak didiknya. Dijumpai diruangannya, Achmadi Soerjopranoto, BA, yang di dampingi Wakasek Humas, Dra. Tentrem Prihatin, membenarkan hal tersebut.
“Memang, saat ini, sekolah kita ada program pendidikan ketrampilan siswa, yang meliputi menjahit, border, dan komputer, dengan tujuan, sekolah kita menjadi SMA Plus”, tuturnya.
Lebih lanjut, pria kelahiran 17 Agustus 1936 ini menuturkan, bahwa hal ini dilakukan, untuk memberikan bekal kepada lulusan SMA, agar bisa dimanfaatkan, apabila tidak melanjutkan kejenjang perguruan tinggi.
“Kami memberikan kesempatan kepada anak-anak kelas III, sekolah bekerja sama dengan LPK limpung dalam hal menjahit, Bordir dan Komputer, dan yang lulus diberi sertifikat. Kegiatan ini sudah jalan sejak 4 tahun yang lalu. Dan kami rasakan ada manfaatnya, anak-anak bisa mandiri, dan agar mempunyai ketrampilan. Intinya, kita menginginkannya menjadi SMA Plus. Dan manfaat bagi lulusan, yang melanjutkan ya berguna, yang tidak melanjutkan juga lebih berguna”, jelasnya.
Diakui kepala sekolah, saat ini, pihak sekolah juga akan mengembangkan tekhnik komputer. Karena menurutnya, ketrampilan ini, saat ini masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
“Rencana akan dikembangkan pelatihan tekhnik komputer, dan jangan hanya sebagai operator saja. Karena penilaian kami, keahlian ini sangat dibutuhkan di masyarakat, dan masih jarang yang mempunyai ketrampilan tekhnik komputer. Sehingga lulusan dapat menggunakan ketrampilan yang telah dipelajari di sekolah”, imbuh pria yang sejak tahun 1980 ini menjadi Kepala Sekolah.
Menyinggung persiapan menghadapi ujian nasional, pihaknya telah melakukan les tambahan, yang dilakukan setelah jam pelajaran terakhir, selama 4 bulan, kemudian pendalaman materi, dan melakukan try out lewat MKKS Kabupaten.
“Semua orang menginginkan target 100%, yang pasti kita sudah berusaha”, katanya.
Dikatakan Achmadi, yang sudah mengenyam asam garamnya dunia pendidikan sejak tahun 1957 ini, bahwa keluhan sekolah swasta adalah kurangnya tenaga kependidikan.
“Guru yang diangkat pns tidak bisa kembali ke sekolah lagi, sehingga, tenaga pendidik menjadi menumpuk di sekolah negeri, sedang untuk sekolah swasta kekurangan guru, padahal sekolah swasta rata-rata menjadi basic trainingnya para guru. Dan hal ini perlu mendapat kajian bagi pemerintah, karena bagaimanapun juga, sekolah swasta juga mempunyai tujuan yang sama, yakni mencerdaskan anak-anak bangsa”, pungkasnya. (TIM)



SMK (SUPM) NUSANTARA BATANG 90 % LULUSAN TERSALURKAN, DAN GAJI MENGGIURKAN

Terletak di jalan RE. Marthadinata No. 305 Desa Karangasem Utara, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang, SMK Nusantara Batang merupakan satu-satunya sekolah kejuruan perikanan NU yang ada di Kabupaten Batang, dengan sistem pendidikan yang mengacu pada kurikulum Pendidikan Nasional dan disesuaikan dengan kompetensi keahlian standar nasional serta internasional.
SMK Nusantara dibawah naungan Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Batang, dengan misi mencetak kader-kader muda yang beriman, dan bertaqwa, ahli dalam bidang perikanan sesuai standar nasional dan internasional, telah mengantarkan alumni-alumninya untuk bekerja pada perusahaan-perusahaan kapal perikanan Jepang, dengan gaji perbulan menggunakan mata uang Dollar AS dengan nilai + 8,5 juta/bulan, dan tiap tahun SMK Nusantara mengadakan seleksi magang ke Jepang, dengan instruktur langsung dari Jepang, dan telah tercatat, mulai tahun 2001 hingga 2007 terdapat 100 taruna yang telah diberangkatkan, dengan penempatan pada Nango, Naha, Chosi, Kesennuma, Hotojima, Tosa, Muroto, Nichinan, Minami Kushiyama.
SMK Nusantara dengan fasilitas gedung milik sendiri, ruang laboratorium praktek, perlengkapan navigasi kapal, para pengajar yang profesional dibidangnya masing-masing, kurikulum standar Depdiknas dan dipadukan dengan kompetisi standar internasional ini, selain bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan di Jepang, juga penyalurannya ke Uruguay, dan Spanyol, sehingga lulusan tidak ada yang nganggur.
Dijumpai diruangannya, Solikhin, S.Pd selaku Kepala sekolah, membenarkan hal tersebut. “Selama ini sekolah bekerja sama langsung dengan PT. Puji Utami (PUMI), agency Teeky Cooporation dari Jepang yang ada di Jakarta, bahkan beberapa waktu lalu, ada kunjungan langsung dari Jepang, dalam rangka penyeleksian Taruna SMK Nusantara untuk magang. Dan sementara, sudah ada 27 anak sebagai calonnya. Yang pasti, 90 % lulusan kita, tersalurkan. Dan untuk Prakerin, kita tempatkan di Sorong, Bali, Pekalongan dan Jakarta, selama 3 hingga 4 bulan”, tutur Solikhin bangga.
Untuk memenuhi permintaan dari perusahaan-perusahaan yang notabene memerlukan kedisiplinan yang tinggi, pihaknya juga menerapkan kedisiplinan untuk para taruna dan taruni-nya (sebutan untuk siswa-siswi SMK Nusantara). “Kita tekankan anak-anak untuk berdisiplin, termasuk waktu sholat dan istirahat, karena bagaimanapun juga, manfaatnya akan diterima mereka sendiri”, jelasnya.
Sekolah dengan 1 jurusan unggulan, yakni Nautika Kapal Penangkapan Ikan (NKPI) yang dulunya Nautika Perikanan Laut (NPL) ini, 152 taruna-nya yang terbagi dalam 5 romongan belajar, juga disibukan dengan beberapa kegiatan ekstrakurikuler, seperti marching band, Pramuka, Inseba (seni Bela diri), dan Renang. Bahkan sekolah ini telah mengukir beberapa prestasi ditingkat kabupaten, seperti Juara I lomba lari 1500 m, tahun 2004, Juara II bulutangkis putra, Porseni MA/SMA/SMK Ma'arif NU Kabupaten Batang tahun 2006, Juara Renang Gaya Bebas Popda 2007. “Saat ini, kami ingin merintis Basket dan Volly, karena anak-anak sangat proporsional, postur tubuhnya gede-gede, dan untuk tahun ini harus menguasai Popda”, tegasnya.
Menyinggung persiapan menghadapi Ujian Nasional, pihaknya telah melakukan bimbingan belajar, penambahan jam pelajaran, dan Try Out, serta akan melakukan karantina selama 2 minggu, ditambah dengan sholat hajat, istighosah, dan do’a bersama, dan sekolah juga menghadirkan Kyai. “Kita berusaha sedikit demi sedikit untuk lebih maju, dan yang pasti, sekolah kita tidak meluluskan pengangguran”, pungkasnya. (Tim)



SMP NEGERI 3 REBAN BERBENAH DIRI DEMI PRESTASI


Dengan kondisi sekolah dan geografis dipegunungan yang sejuk, SMP Negeri 3 Reban telah melakukan berbagai upaya untuk meraih prestasi. Demikian disampaikan kepala sekolah SMP Negeri 3 Reban, Paiman S.Pd, kepada jurnal pendidikan beberapa lalu,
‘’Memang sekolah kami masih tergolong muda, yang berdiri pada tahun 2004, dan berlokasi dipegunungan, namun hal ini tidak membatasi kita untuk berprestasi”, katanya.
Sekolah dengan jumlah siswa 176 anak yang terbagi 6 rombongan belajar (rombel) ini, telah membuktikan, bahwa sekolah pinggiran-pun, mampu untuk berprestasi. Terbukti, beberapa prestasi yang membanggakan, telah di ukir, yang diantaranya pernah menjuarai MTQ Putra tingkat Kabupaten Batang.
“Tentunya, hal itu tidak lepas dari adanya peran serta rekan-rekan guru, beserta dorongan dan dukungan dari komite sekolah, serta tokoh masyarakat”, katanya.
Untuk mengantisipasi UAN nanti, pihaknya telah melakukan berbagai upaya, diantaranya, penambahan jam pelajaran pada sore hari, yang di mulai sejak semester awal, dan try out dua kali.
Dikatakan Paiman, yang dalam waktu dekat akan me-manage sekolah yang baru di SMP Negeri 9 Batang ini, bahwa yang memebuat terkesan di sekolah yang akan dinggalkannya ini, yakni SMP Negeri 3 Reban adalah, bila setiap musim penghujan, setiap jam 10 pagi, sekolah ini sudah dikelilingi kabut tebal dan terasa mengasyikan.
“Namun itu semua tidak membuat kami lemah dalam menjalankan tugas. Justru kami merasa tertantang untuk bisa lebih maju. Dan selama ini, yang masih menjadi beban kami adalah, kendala yang dihadapi sekolah, khususnya arus trasportasi anak–anak, yang memang jarak dari sekolah ke rumah mereka jauh dan tidak adanya angkutan yang melewati jalur sekolah. Kami berharap kepada semua pihak, khususnya kepada Pemerintah, agar mencarikan solusi yang terbaik bagi sekolah kami, minimal, agar jalur menuju sekolah kami agar di aspal”, pintanya. (tim)

SMP NEGERI 4 TULIS GUDANGNYA ATLIT


Sebelum meninggalkan tugasnya di SMP Negeri 4 Tulis, M. Toha Mustofa, S.Pd kepada majalah jurnal pendidikan, mengatakan, dirinya sangat terkesan dengan perilaku anak-anak didiknya. Yang diakuinya, selama ini, kendati belum ada pagar sekolah, tidak ada satupun siswa-siswi sekolah yang dipimpinnya sejak 1 Oktober 2003 ini, tercatat ada yang membolos.
“Yang membuat saya terkesan disekolah ini, adalah kerjasama yang baik dari seluruh elemen warga sekolah, termasuk jajaran rekan-rekan guru, yang selama ini menjalin kerjasama, yang didasari rasa kekeluargaan. Dan yang menyentuh hati saya, hebatnya anak-anak sini, dari 268 siswa, tidak pernah bolos, kendti belum ada pagar sekolah”, tuturnya.
Menurutnya, hal ini terjadi, karena dalam lingkungan sekolah selalu diterapkan rasa kekeluargaan. Saling asah, asih, asuh, dan saling membantu, hingga tercipta suasana keharmonisan, sehingga murid merasa nyaman, tanpa adanya paksaan untuk belajar. Dirinya berharap, agar sepeninggalnya nanti, untuk bertugas di SMP Negeri 3 Subah, kondisi seperti ini hendaknya untuk bisa dipertahankan, dan bila perlu ditingkatkan lagi.
“Kendati saat ini yang sering menjadi kendala adalah Drop Out, dan sudah menjadi hal biasa, namun saya harapkan, agar anak-anak memiliki 4 macam prinsip dibidang keagamaan, filosofi, sosio kultural, dan keilmuan, agar bisa diterima dimasyarakat. Dan untuk pengganti saya, diharapkan untuk menapak sesuai dengan visi dan misi, serta meningkatkan kedisiplinan, dan memenuhi sarana prasarana asekolah sebagai penunjang KBM”, imbuhnya.
Kendati dirasakan berat meninggalkan sekolah tercintanya ini, M. Toha Mustofa, S.Pd yakin, kedepan sekolah ini akan mampu lebih maju, karena sudah didukung dengan sarana prasarana, dan yang paling penting komitmen dan kerjasama yang bagus dari seluruh warga sekolah.
“Saya sangat optimis, anak-anak mampu berprestasi, terutama dibidang non akademik. Dan untuk bidang akademik, dewan guru selalu memacu anak-anak, untuk bisa lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Dan untuk sarana-prasarana penunjang, sekolah kita sudah agak komplit, diantaranya, komputer, tv education, perpustakaan, laboratorium ipa, sarana olahraga komplit dan dari hasil pengembangan Komite Sekolah berupa studio mini, guna memancing kreatifitas siswa”, tuturnya.
Diharapkan, antara pihak sekolah dan masyarakat saling memotivasi, guna peningkatan mutu pendidikan. Karena menurutnya, tanpa peran serta dari masyarakat, hal ini tidak berimbang.
“Seperti yang selama ini kita lakukan, kita selalu memotivasi masyarakat untuk membagi tugas, dengan tujuan untuk memajukan dunia pendidikan. Karena menurut penilaian kami, motivasi kepada anak dari orang tua, juga sangat menentukan dalam keberhasilan siswa menghadapi ujian”, pungkasnya.
Perlu diketahui, kendati sekolah pinggiran, SMP Negeri 4 Tulis mampu menunjukan “taring”nya, dengan menjuarai beberapa bidang atletik ditingakt kabupaten, seperti Juara I lari 400 meter putra popda tahun 2007, loncat tinggi Juara I putra, dan hingga dikirim ke Donohudan, yakni ketingkat provinsi, masuk peringkat V lari 10 K, tingkat SMP/SMA. (Tim)

SMP NEGERI 2 REBAN CIPTAKAN SUASANA NYAMAN BAGI WARGA SEKOLAH


Untuk merintis peningkatan mutu pendidikan, hendaknya diawali dengan menciptakan suasana dan lingkungan sekolah yang nyaman bagi warga sekolah. Hal ini seperti yang dituturkan Suranto, S.Pd, Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Reban, yang sejak bulan agustus 2006 memimpin sekolah ini, yang sebelumnya memimpin SMP Negeri 3 Blado, yang dituturkan kepada Tim Liputan Jurnal Pendidikan, beberapa waktu lalu.
“Program kita adalah pembangunan fisik atau sarana prasarana terlebih dahulu, agar ada performence sekolah, kita utamakan, anak-anak datang kesekolah dengan suasana yang nyaman, dengan tujuan agar anak-anak tidak minder dengan sekolah lain. Kita mencoba agar anak-anak dan guru dalam suasana yang nyaman dalam kegiatan sehari-hari dilingkungan sekolah. Namun hal ini disesuaikan dengan kondisi SDM, taraf ekonomi masyarakat, dan komputerisasi sedang kita rintis, sedikit demi sedikit, tidak ngotot”, tuturnya.
Sekolah dengan total siswa 310 anak, yang terbagi 9 rombel ini, teratat sangat berpotensi dalam hal prestasi, pasalnya beberapa kejuaraan pernah di raih oleh siswa-siswi sekolah ini, yang diantaranya, juara umum pencak silat putri tahun 2007, dan yang paling membanggakan, yakni juara olimpiade Saint Matematika 2007 tingkat kabupaten, hingga dikirim ke tingkat nasional, juga tak kalah, dari tenaga pendidik ada yang meraih sebagai guru prestasi tahun 2007.
“Olah raga dan kegiatan ekstra kita tingkatkan, disamping yang sudah ada, BTQ dan Pramuka. Tentunya, keberhasilan ini, tak lepas dari potensi siswa, serta kerja keras dari rekan-rekan guru, dan untuk olimpiade, kita percayakan untuk menjadi pembina Dra. Anik Andiwati. Yang jelas, semuanya berkat dukungan guru dan pembina”, katanya.
Perlu diketahui, bahwa sekolah ini, menerapkan subsidi silang. Hal ini dilakukan, untuk membantu anak-anak yang tidak mampu. “Sekolah kita menerapkan subsidi silang, untuk melatih warga sekolah untuk saling peduli sesama. Kegiatan ini dilakukan setiap hari jumat, dengan mengadakan jumat infaq, dengan perincian, 3 kali untuk membantu anak-anak yang tidak mampu, dan 1 kali saat jumat kliwon, untuk merintis pembangunan mushola. Kesepakatan dengan komite sekolahpun bisa fleksibel, bahkan ada 40% siswa yang tidak terbebankan. Hal ini kita lakukan karena melihat kondisi anak tersebut, karena kita sering melakukan home visit, sehingga kita tahu apa kendala yang dihadapi siswa”, jelasnya.
Menyinggung persiapan menghadapi ujian nanti, menurut Suranto, pihaknya sudah mengantisipasi sedini mungkin. Diantaranya memberi motivasi kepada siswa, pemadatan materi sejak semester I, dan menerapkan kedisiplinan dalam segala hal, terutama dalam hal belajar siswa.
“Untuk persiapan UN, kita melakukan tambahan jam pelajaran sore, mulai awal tahun ajaran, pemadatan materi esensial, try out 3 kali ditambah pusroh (pemusatan kerochanian) yang dibina oleh guru agama”, imbuhnya.
Pihaknya berharap, kendala – kendala yang dihadapi sekolah, hendaknya mendapat perhatian dari pemerintah, terutama masalah ketenagaan pendidik, diharapkan bisa terpenuhi, dan tentunya yang sesuai kompetensi.
“Kita sangat membutuhkan tenaga pendidik yang sesuai kompetensi, diantaranya untuk mengajar fisika, kesenian dan TIK, yang saat ini belum ada. Juga diperlukan juga adanya bantuan untuk pemenuhan sarana dan prasarana sekolah, guna menciptakan suasana yang nyaman bagi warga sekolah”, pugkasnya. (tim)

Drs. Kosasi, M.Pd : “PRIHATIN, ANAK JADI ASSET KELUARGA”


Kendala yang sering dihadapi sekolah yang terletak di lingkungan masyarakat pedesaan adalah, selalu berkurangnya jumlah siswa ditiap tahunnya. Hal ini seperti yang terjadi di SMP Negeri 3 Warungasem. Seperti yang dituturkan Drs. Kosasi, M.Pd, selaku kepala sekolah, menurut pantauannya, yang sejak 1 agustus 2003 memimpin di sekolah ini, bahwa tiap tahunnya, jumlah siswa selalu mengalami penyusutan, dari 5 hingga 10 anak ditiap tahunnya. “Jumlah siswa disekolah ini 343 anak, yang terbagi 9 rombongan belajar (rombel), dan ditahun ini ada penurunan 9 anak karena bekerja ke luar kota sebagai asset keluarga, hal ini berdasar pada kesulitan ekonomi keluarga, kendati sekolah tidak narik biaya, sehingga kami merasa prihatin”, tuturnya.
Dikatakan Kosasi, bahwa sekolah yang dipimpinnya ini, tahun demi tahun mengalami peningkatan. Hal ini karena ditunjang dengan kelengkapan sarana dan prasarana sekolah, seperti adanya laboratorium ipa, laboratorium komputer, ruang ketrampilan, perpustakaan, dan baru-baru ini akan menyelesaikan pembangunan mushola. “Juga ditambah dengan lapangan basket, lapangan tenis meja, lapangan bola voly, termasuk lapangan upacara dan ditambah taman, dan disertai LCD proyektor untuk pembelajaran”, katanya.
Sekolah yang terletak didesa Sari Glagah, Kecamatan Warungasem ini, tercatat, untuk prestasi sudah patut dibanggakan, baik dibidang akademik dan non akademik. “Di tahun 2006, sekolah kita masuk peringkat 4 olimpiade sains biologi tingkat kabupaten, dan peringkat ke 7 di tahun 2007. sedangkan untuk matematika-nya masuk peringkat 10. Dan untuk prestasi non akademik, untuk sekolah kita yang paling menonjol adalah bolla volley, yang tercatat, sering menjuarai, baik di tingkat kabupaten, maupun tingkat karesidenan. Intinya, untuk volly tiap tahun kita selalu bawa piala”, tuturnya bangga.
Diakui Kosasi, bahwa kegiatan ekstra kurikuler yang diselenggarakan oleh sekolah, sangat diminati oleh siswa. Dan kegiatan yang diselenggarakan disekolah ini diantaranya, ketrampilan menjahit, voly, basket, tenis meja, musik modern dan rebana, serta ekstrakurikuler pengembangan diri yang bersifat akademik, dengan membentuk per kelompok, yakni klub matematika, klub fisika, dan klub biologi yang kesemuanya, maksimal 16 anak per kelompok. “Hal ini dapat memacu potensi siswa, dalam mengembangklan kemampuan masing-masing, sesuai keinginan mereka sendiri”, imbuh pria kelahiran Temanggung ini.
Meghadapi Ujian nanti, pihaknya telah melakukan persiapan-persiapan, diantaranya mengintensifkan pembelajaran, yang dilaksanakan dengan pola, pembahasan bahasa Inggris selama 4 jam dalam 1 minggu, IPA 4 Jam, Matematika 2 jam, dan untuk bahasa Indonesia 2 jam, yang dilaksanakan sejak bulan november 2007. “Waktu pelaksanaannya hari Minggu, jam 8 sampai jam 12, dan hari senin, selasa, rabu serta kamis, yang dimulai dari jam 2 sampai jam 4”, jelasnya.
Dan untuk mengetahui tingkat keberhasilan, lanjut Kosasi, pihaknya melakukan try out. “Try out pertama, dari 112 peserta yang lulus 40 anak, , kemudian try out ke dua 37 anak, karena kita memakai pola soal ringan, sedang dan berat. dan untuk try out ke tiga, rencana kana dilaksanakan akhir bulan ini (maret-red). Dan kalau masih ada waktu lagi, kita akan lakukan try out yang ke 4 kalinya”, katanya.
Menyinggung soal mutasi yang telah diajukannya untuk pindah ke Kabupaten Pemalang, Kepala Sekolah yang setiap malam senin dan malam rabu menginap disekolah ini berharap, agar potensi dan prestasi yang telah dimiliki sekolah, untuk bisa lebih ditingkatkan lagi. “Kesan saya selama di sini, masyarakat dan guru selama ini mendukung. Masyarakat selalu mendukung apa yang menjadi program sekolah, juga guru dan TU. Juga tak lepas kedekatan anak-anak dengan saya. Saya berharap, agar prestasi yang telah dicapai harus dipertahankan, dan bila perlu ditingkatkan. Berdayakan potensi, apapun yang ada, demi dan untuk menuju prestasi”, pungkas kepala sekolah yang bertempat tinggal di Desa Banjardowo, Kecamatan Taman –Pemalang ini. (Tim)

SMP PGRI GRINGSING BERANGKAT DARI KEPRIHATINAN



Berangkat dari rasa keprihatinan, yang pada saat itu di tahun berdirinya sekolah ini pada tahun 1983, anak-anak usia sekolah lulusan sekolah dasar di desa ini, dari jumlah 80 anak, yang melanjutkan ke tingkat SMP hanya 2 anak. Hal ini seperti yang dituturkan Kepala SMP PGRI Gringsing, Juwanto, S.Pd, kepada Tim Liputan Jurnal Pendidikan, yang bertandang di sekolahnya, beberapa waktu lalu.
“Sebelum ada bangunan ini, proses kegiatan belajar mengajar nebeng di SD Negeri 01 Ketanggan, dari mulai tahun 1983 hingga tahun 2000, yang kemudian dibangun sekolah ini. Dan kita akui, terbangunnya sekolah ini, juga tak lepas bantuan dari pemerintah kecamatan, yang turut memperhatikan sampai ke dalam, yang pada saat itu, pak Imam Nugorho, selaku camat, yang turut andil dalam sekolah ini”, tuturnya.
Lebih lanjut Juwanto mengatakan, saat ini sekolah yang dipimpinnya, dalam proses kegiatan belajar mengajar, menggunakan waktu sore hari. Pasalnya, untuk tenaga pendidiknya, banyak yang menggunakan tenaga pendidik dari sekolah lain. “Kendala yang memaksa kita untuk proses KBM sore hari adalah, anak-anak kalau pagi banyak yang kerja di perkebunan, namun sekarang sudah agak berkurang dan sudah bukan menjadi kendala utama. Yang menjadi kendala utama sekarang adalah untuk operasional tenaga kependidikan, karena seperti kita ketahui, guru kalau mengajar pagi, harganya mahal. Itupun kita masih pake tenaga pendidik dari SD, dan tenaga pendidik sekolah (pengajar SMP-red) lain, yang berdomisili didaerah sekitar”, imbuhnya.
Selain me-manage SMP PGRI, dirinya juga disibukan dengan kesehariannya mengajar di SD Negeri Ketanggan 02. “Kita sadari, kita sudah ditunggu banyak anak. 1 hari mengajar, itu sudah menjadi keseharian saya. Namun ini saya lakukan dengan dasar keikhlasan, untuk ikut mencerdaskan anak-anak bangsa. Dan ini juga kami sampaikan kepada rekan rekan guru, untuk bekerja yang didasari gotong royong”, katanya.
Diakui Juwanto, bahwa sekolah yang dipimpinnya ini, untuk ukuran prestasi sudah tergolong lumayan. Dan pihaknya juga mengakui, bahwa saat ini kepercayaan masyarakat kepada SMP PGRI berangsur melonjak. “Kepercayaan masyarakat sudah mulai meningkat, tercatat lulusan dari 4 SD, dan 1 MI yang ada di desa ini, yang berjumlah 90 hingga 110 anak, melanjutkan disekolah ini, dan untuk biaya operasional juga murah, kalau mahal, banyak yang nggak sekolah”, tuturnya.
Dirinya optimis, ditahun-tahun yang akan datang, sekolah ini akan melangkah lebih maju, tentunya dengan didukung dari seluruh elemen dan stake holder yang ada. “Harapan kami, adanya perhatian dari berbagai pihak. Dan saat ini sekolah sudah mulai merintis komputerisasi, alat-alat kesenian dan sarana penunjang pebelajaran lainnya, sepeeti perpustakaan, kendati masih sederhana”, pungkasnya.(Tim)