Rabu, 24 Maret 2010
“PENERIMA BANTUAN JANGAN SAMPAI BERBENTURAN PADA HUKUM”
Seluruh Kepala Sekolah penerima bantuan dari Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah, berupa DAK, MoU, dan Dekonsentrasi, beberapa waktu lalu dikumpulkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Batang, yang bekerja sama dengan Kejari.
Dijumpai diruangannya, Kepala Dinas Pendidikan H. Priyodigdo, SE, MM membenarkan hal tersebut. “Kegiatan ini dalam rangka memantapkan koordinasi, sosialisasi pencerahan permasalahan hukum, yang terkait dengan lingkungan Dinas Pendidikan. Sehingga diharapkan, masing-masing personal kepala sekolah penerima DAK selaku pengelola dana tersebut, bisa memahami, melaksanakan sesuai fungsinya, melaksanakan peraturan yang sudah ditetapkan dan jangan sampai berbenturan pada hukum”, tuturnya.
Lebih lanjut Kepala Dinas mengatakan, dalam acara itu, juga diberitahukan, bahwa pelaksanaan tahun 2007 akan segera berakhir, sehingga kewajiban kepala sekolah yang belum diselesaikan untuk segera diselesaikan seperti pembuatan SPJ serta pengerjaannya.
“Dan terkait dengan pelaksanaan DAK, utamanya pengadaan Sarana Prasarana sekolah atau Perpustakaan, agar berpegangan pada Juknis, sehingga yang tidak sesuai dengan Juknis untuk segera dikembalikan atau dibatalkan, karena semuannya harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, dan jangan sampai menyimpang”, pungkasnya.(Tim)
KAMI INGINGKAN YANG TERBAIK BAGI BATANG “YANG HARUS” BERKEMBANG INI
Alhamdulillah kami panjatkan syukur kepada Allah SWT dan sholawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan alam Nabi akhir Zaman Muhammad SAW, para keluarga, sahabat dan pengikutnya, hingga akhir zaman.
Alhamdulillah pula kita semua, jajaran Pemerintah Kabupaten Batang, institusi dan insan pendidikan, dalam keadaan selamat, sehat dan sejahtera pada akhir tahun 2007 dan menapak 2 tahun baru, yakni tahun baru 1 Januari 2008 dan tahun baru Hijriyah 1 Muharam 1429.
Kami berharap khususnya lewat mimbar tertulis Jurnal Pendidikan Batang Berkembang ini, segenap pendidik dan insan pendidikan dari semua tingkatan untuk bangkit dan bergerak melangkah, mengantisipasi rangking atau peringkat pendidikan Kabupaten Batang dan harus bisa meningkat pada lembaran 2008 ini.
Selain kami sajikan tulisan dan artikel kapita selekta pendidikan, kami juga berusaha agar kiprah Dewan Pendidikan, sepertinya berbuat dari “Dunia Kegelapan”, memberi pencerahan pada dunia pendidikan dan Kabupaten Batang, sebagai medan perjuangan demi beribadah, agar anak cucu penerus Batang bisa berkualitas, dan punya produktifitas tinggi dengan bekal ketrampilan hidup yang memadai pula.
Akhirnya, selamat tahun baru 1 Januari 2008 dan Tahun baru Hijriyah 1 Muharam 1429, Tuhan bersama Batang Berkembang yang kita cintai ini, dan terimalah persembahan Jurnal Pendidikan Batang Berkembang edisi ke - 2 tahun 2008 ini dengan ikhlas.
Redaksi
YTH
Editorial JPBB edisi 2
Pengukuhan 715 Komite sekolah se Kabupaten Batang merupakan wujud peran serta masyarakat Batang terhadap tuntuntan maju dan berkualitasnya pendidikan.
Apresisasi tinggi Pemerintah Kabupaten Batang, Ketua Dewan Provinsi Jawa Tengah, Prof. Dr. Retmono, MA, serta pengarahan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah perlu diantisipasi oleh Guru, Kepala Sekolah dan Birokrasi Pendidikan secara maksimal agar rangking pendidikan kita tahun 2008 harus meningkat.
Di era otonomi daerah saat ini, telah bergeser berbagai kewenangan dalam bidang pendidikan di serahkan ke daerah, baik tingkat dasar dan menengah. Untuk itu Pemerintah Kabupaten atau Kota yang dipimpin Bupati maupun Walikota, kini wajib mengelola dan menggarap pendidikan di daerah secara maksimal dan konsisten guna mencapai MUTU PENDIDIKAN yang muara-nya meningkatkan usaha rakyatnya, dan akan menigkat pula usaha kerja keras rakyatnya untuk meraih income atau pendapatannya, yang berarti mencerdaskan kehidupan rakyatnya yang tiada lain tercapainya kesejahteraan rakyat
715 KOMITE SEKOLAH DIKUKUHKAN
Bertempat di Pendopo Kabupaten Batang, pada tanggal 17 Desember 2007 lalu, telah dikukuhkan 715 Komite Sekolah, dari SD, MI, SMP, MTs, SMA, dan MA, se- Kabupaten Batang, oleh Bupati Batang, H.M Bambang Bintoro, SE, yang diwakili Drs. H.M. Achfa Mahcfuds, dengan suasana penuh khidmat.
Acara yang dihadiri Kasubdin Perencanaan dan Pengembangan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Drs. Satoto Rahardjo, MM, Ketua Dewan Pendidikan Provinsi Jawa Tengah yang juga mantan Rektor IKIP / UNES, Prof. Dr. Retmono, MA, unsur Muspida Kabupaten Batang, dan segenap Komite Sekolah sekabupaten Batang ini, dalam rangka pengukuhan Komite Sekolah, sebagai mitra sekolah. Ditemui usai acara, selaku penyelenggara, Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Batang, H. AS. Yunan Thoha, mengatakan, pengukuhan ini sebagai wujud pemberdayaan masyarakat, guna peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Batang, katanya.
Sementara itu, dalam sambutannya, Bupati mengajak kepada semua pihak, untuk terus berjuang bersama dan membangun manusia Indonesia yang berkualitas sebagai perwujudan dalam mengemban amanat UUD 1945, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan dalam kesempatan itu, Bupati juga mengucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya, atas kegigihan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah, dalam pengabdian dan perjuangan yang tak mengenal lelah untuk memajukan pendidikan anak-anak di Kabupaten Batang.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Drs. Kunto Nugroho, HP, M.Si, dalam sambutannya yang dibacakan Drs. Satoto Rahardjo, MM, mengatakan, bahwa, Pengukuhan ini mengandung arti sebagai perwujudan komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Batang, termasuk dalam penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan. Pada implementasinya, telah diterbitkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional tentang pembentukan Komite Sekolah yang memiliki fungsi memberikan dukungan, pemberi pertimbangan, dan pengawas kebijakan pendidikan ditingkat Kabupaten / kota dan satuan pendidikan.
“Terhadap tugas ini, diharapkan agar dapat dipahami dengan benar dan tepat, sehingga jangan sampai Komite sekolah hanya dijadikan sekedar “Stempel kebijakan”. Oleh karena itu, diharapkan agar komite sekolah mampu bermitra dengan semua pemangku kepentingan (stake holders) secara baik, guna memajukan dunia pendidikan”, katanya.(Win/Trie)
SAMBUTAN KETUA PANITIA - H. As. Yunan Thoha Nhd.
Maksud diselenggarakannya pengukuhan ini adalah upaya tuntas pemberdayaan komite sekolah, seluruh Kabupaten Batang, dengan memberikan suatu penjelasan, pengokohan dan pengarahan agar semuanya mempunyai pemahaman mengenai pengelolaan pendidikan di Kabupaten Batang ini, sebagai mitra dari kepala sekolah dari semua jenjang dan jenis pendidikan
Seperti diketahui Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah merupakan suatu wadah dari peran serta masyarakat, yang mengemban 4 amanat, yakni sebagai pemberi pertimbangan, advice, tausiyah kepada pelaksana pengelola pendikan, yang kedua sebagai pendukung, menjadi parent support grup, menjadi wakil dari orang – orang tua murid yang senantiasa mendukung kepada jalannya pendidikan, dan yang tak kalah penting adalah sebagai pemeran sebagai mitra pengawasan internal jajaran pendidikan di Kabupaten Batang ini, dengan amanat amar makruf, psikologis, kondusif dan komitmen. dan yang terakhir sebagai mitra pengelola pendidikan dan hingga birokrasi pendidikan ditingkat kabupaten.
Yang ketiga, terjadinya saling asah asuh, tukar pemikiran antara pengurus komite sekolah yang jumlah tidak kurang dari 715, kalau pengurusnya minimal 5 orang, ada 3500 orang yang mewakili orang tua siswa yang siap untuk membantu kemajuan disekolah dan membantu akses program pendidikan oleh pemerintah di Kabupaten Batang ini, mulai dari wajardikdas 9 tahun dan semua program pendidikan yang sudah ditetapkan oleh Bupati Batang, dalam renstra pendidikan diwilayah Batang tercinta ini.
Sekedar sekapur sirih, perlu disampaikan disini, bahwa 715 ketua Komite Sekolah beserta pengurus lainnya ini, adalah relawan-relawan yang rela tidak digaji dan tanpa honor. Namun mereka peduli dan akan siap membantu di masig-masing sekolah di Kabupaten ini, dengan misi agar supaya kita mengajak bekerja keras, antara Komite Sekolah dengan Kepala Sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan Kabupaten Batang ini, untuk menaikkan rangkingngnya dari papan bawah kepapan tengah, kalau perlu sampai ke papan atas.
Perlu juga ditambahkan Komite Sekolah ini merupakan tulang punggung hidup matinya sekolah itu. oleh karena itu, untuk seluruh Kepala Sekolah di semua tingkatan, hargailah tenaga relawan yang hanya beribadah untuk kepentingan bersama, memajukan pendidikan generasi penerus bangsa ini.
Komite Sekolah juga menjadi pendamping semua program pembangunan sarana prasarana. Dan bersama Kepala Sekolah untuk selalu komited, guna menyelamatkan uang rakyat, yang dibangun melalui MoU, DAK, Dekonsentrasi, dan terutama bantuan dari Bupati Batang ini, yang telah berusaha untuk mengedepankan pendidikan menjadi prioritas di Kabupaten Batang tercinta ini.
Komite Sekolah telah dilatih dan tatar dengan lokakarya bertemakan Pemberdayaan Komite Sekolah, yang dalam renstra Menteri Pendidikan Nasinal tahun 2005-2009, kepada mereka ini paling tidak 50 % harus sudah konsen dan eksis untuk membangun disekolahnya masing-masing. Dengan hadirnya 650 dari 715 Komite Sekolah, berarti sudah harus kita proklamirkan, bahwa Kabupaten Batang, sudah tuntas pemberdayaan Komite Sekolah pada tahun 2007 ini.
Diharapkan juga, adanya peran serta dari Muspida dari semua lini, baik dari bidang yudikatif, bidang keamanan, untuk turut serta mengawasi anak-anak. “Tolong selamatkan anak-anak rakyat batang, mulai dari TK, SD, MI, SMP, MTs, SMA dan SMK dari tindakan tidak terpuji”. untuk itu perlu pengawasan dan tanggung jawab bersama. “Dan mulai hari ini stop pelajar Batang tawuran, stop pelajar Batang pakai narkoba, agar akhlak anak - anak Batang bisa mulia, ujian nasionalnya bisa naik, dari rangking papan bawah ke papan atas”.
Ijinkan kami juga menyapaikan sekapur sirih, bahwa bagaimanapun juga pendidikan merupakan pilar, atau basic kemajuan pembanguan apa saja yang telah diraih oleh masyarakat Kabupaten Batang ini, karena dengan generasi yang berkualitas, berlife skill dan berakhlak mulia, maka Insya Allah, kita akan mendoakan untuk Batang yang tercinta ini, dengan mempersiapkan anak kita menjadi anak yang bertaqwa, beriman, dan beraklah mulia, cerdas , kompetitif. Dengan semboyan, yang pertama, komited terhadap anggaran pendidikan 20 % , Insya Allah Batang paling lambat tahun 2009 harus terjadi. Dan yang kedua, semua guru dan kepala sekolah harus bertanggung jawab kepada orang tua, harus mencerdaskan anak didik kita ini dengan inovasi, kualitas dan komitmen. “Guru di Batang tidak boleh demo, untuk yang berlebihan, Guru Batang harus qona’ah apa yang diterimanya itu, demi anak didik kita, dan demi nama baik dunia pendidikan kita”.
Sambutan Bupati Batang yang dibacakan Wakil Bupati Drs. H. Achfa Mahfudz
"Pendidikan pada hakikatnya merupakan proses pembangunan peradaban bangsa yang dinamis. Oleh karena itu, pendidikan harus bertumpu pada konsep pertumbuhan, pengembangan, dan kelangsungannya. Sehingga penyelenggaraan pendidikan harus dikelola secara professional.
Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan seluruh potensi peserta didik agar mampu menguasai ilmu pengetahuan, tekhnologi dan seni, berakhlak mulia, berbudi luhur, serta memiliki kesehatan jasmani dan rohani, oleh karena itu, siswa perlu diberi orientasi pendidikan kecakapan hidup atau life skills, agar lembaga pendidikan mampu memberikan “harapan hidup” bagi alumninya. Sejalan dengan itu, proses kegiatan belajar mengajar harus dijaga agar tetap dalam suasana yang menyenangkan tetapi mencerdaskan.
Mengingat perannya yang sangat strategis dalam proses pembangunan peradaban bangsa, maka bidang pendidikan perlu mendapatkan komitmen nasional. Dalam hal ini pemerintah telah memberikan dukungan, dengan memberikan alokasi anggaran pendidikan sesuai dengan amanat konstitusi.
Selain itu, berbagai upaya telah kita lakukan untuk meningkatkan pemerataan kesempatan belajar bagi masyarakat dan meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Batang. Pemberian Bea siswa, bantuan sarana prasarana pendidikan, peningkatan kesejahteraan tenaga pendidik, pendirian unit-unit sekolah baru, merupakan langkah-langkah yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah, guna meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Batang.
Akhirnya, pada kesempatan yang baik ini, saya mengajak kepada semua pihak, untuk terus berjuang bersama dan membangun manusia Indonesia yang berkualitas sebagai perwujudan dalam mengemban amanat UUD 1945, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Saya mengucapkan terima kasih atas kegigihan saudara-saudara dalam pengabdian dan perjuangan yang tak mengenal lelah untuk memajukan pendidikan anak-anak kita"
SAMBUTAN KETUA DEWAN PENDIDIKAN PROVINSI - Prof. Dr Retmono MA
"Pagi hari ini kita menyaksikan suatu dinamika Kabupaten Batang dalam bentuk pengkuhuan dari komite sekolah, yang saya belum pernah menyaksikan di kabupaten lainnya.
Sebetulnya pendidikan di indonesia tidak terlalu jelek, kita bisa lihat anak-anak Indonesia yang maju ke olimpiade yang dikirim keluar negeri, selalu mendapat tempat yang membanggakan dan terhormat, dan yang mengenyam pendidikan diluar negeripun, semuanya ada yang mengungguli teman-teman dari negara lain.
Kendala yang sering dihadapi masyarakat dan sangat meemprihatinkan adalah sulitnya akses pendidikan. yaitu terbukannya ke jenjang yg lebih tinggi agak sukar, karena banyak sekolah atau satuan pendidikan, mulai dari tingkatan dasar, banyak yang beranggapan bahwa pendidikan itu sesuatu yang dapat dipakai untuk memberdayakan bukan hanya sekolahnya tapi juga hanya bagaimana sekolah itu dapat maju. Dan ini ada yang sangat bertentangan dengan kondisi masyarakat yang menyekolahkan anak-anaknya di satuan pendidikan tersebut, karena terlalu dipaksakan.
Kita tidak pungkiri, bahwa sekolah membutuhkan pengembangan sekolah guna peningkatan mutu dan kualitas anak-anak didik kita, karena keterbatasan bantuan dari Pemerintah, terkadang dipaksakan untuk dipikul oleh masyarakat. Namun dengan adanya Komite Sekolah Sekolah, hendaknya bisa membatasi arogansi satuan pendidikan, dengan mengukur kemampuan masyarakatnya.
Komite Sekolah Sekolah dibentuk bukan hanya sekedar untuk mendegarkan Kepala Sekolah saat memaparkan RAPBS, tapi kita harus mengukur baju kita sendiri, cukup atau tidak, dan tetap berusaha bermusyawarah untuk mencari jalan yang terbaik, guna peningkatan kualitas pendidikan.
Dan diharapkan, untuk Komite Sekolah Sekolah yang baru dikukuhkan ini untuk proaktif, yang dapat menjalankan kegiatannya sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang digariskan dalam dokumen-dokumen resmi dan sesuai dengan aspirasi yang berkembang dilingkungan satuan pendidikan dimana Komite Sekolah tersebut dibentuk, sehingga ada transparasi dan akuntable.
Karena berdasar undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 56 ayat 1 yang menyebutkan Masyarakat berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang meliputi perencanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan, melalui Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah Sekolah"
Sambutan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Drs. Kunto Nugroho HP, M.Si yang dibacakan oleh Drs. Satoto Rahardjo, MM, Kasubdin Perencanaan dan Pengembangan Dinas P dan K Provinsi Jawa Tengah
"Pengukuhan ini memiliki makna yang sangat penting, karena saudara-saudara merupakan orang-orang yang diberikan amanah untuk ikut memajukan dunia pendidikan. Pengukuhan ini juga mengandung arti sebagai perwujudan komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Batang, termasuk dalam penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan. Mudah-mudahan dalam pengukuhan Komite Sekolah pada hari ini dapat diwujudkan tekad pemerintah dan masyarakat Batang untuk memiliki pendidikan yang maju.
Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa Undag-undang nomor 20 tahun 2003 mengamatkan pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan beraqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhklak mulia, sehat berilmu, beraklak, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Mewujudkan hal tersebut, Pemerintah telah melakukan berbagai upaya dengan menetapkan kebijakan dan strategi. Berdasarkan rencana strategis Depdiknas tahun 2003-2008, kebijakan nasional ditumpukan pada tiga pilar kebijakan pokok, yaitu, (a) pemerataan dan peruasan akses pendidikan, (b) peningkatan kualitas, relevansi dan daya saing pendidikan, dan (c) mewujudkan good govermence, akuntabilitas dan pencitraan publik.
Pada implementasinya, telah diterbitkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional tentang pembentukan Komite Sekolah yang memiliki fungsi memberikan dukungan, pemberi pertimbangan, dan pengawas kebijakan pendidikan ditingkat Kabupaten atau Kota dan Satuan Pendidikan.
Terhadap tugas ini, diharapkan agar dapat dipahami dengan benar dan tepat, sehingga jangan sampai Komite sekolah hanya dijadikan sekedar “Stempel kebijakan”. Oleh karena itu, diharapkan agar komite sekolah mampu bermitra dengan semua pemangku kepentingan (stake holders) secara baik, guna memajukan dunia pendidikan.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebagaimana tertuang dalam renstra Provinsi Jawa Tengah tahun 2003-2008, telah menggariskan kebijakan pembangunan pendidikan yang diarahkan pada upaya (1) Perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan pada terwujudnya Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan dasar 9 Tahun, (2) Peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan dengan kebutuhan dunia usaha dan industri, (3) peningkatan kemampuan dan profesionalisme tenaga pendidik, (4) Pemberdayaan lembaga pendidikan Formal dan Non Formal dalam rangka pembentukan sumber daya manusia (SDM) sedini mungkin, melalui IPTEK dan IMTAQ, serta (5) Peningkatan akuntabilitas, transparasi, efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pendidikan.
Dengan melihat kebijakan yang telah digariskan tersebut, diharapkan komite sekolah dapat segera mengambil prakarsa, inisiatif dan peranannya bagi kemajuan pendidikan dilevel sekolah.
Pada tingkat sekolah, saat ini juga sedang dikembangkan program subsidi bantuan operasional sekolah (BOS), program peningkatan mutu dengan manajemen berbasis sekolah (MBS), dan program – program lainnya yang harus diikuti perkembangannya. Dalam konteks ini, dihgarapkan anggota Komite Sekolah harus benar-benar memahami program dan rencana kerjayang dikembangkan sekolah, dan mengikuti pelaksanaannya, sehingga mampu ikut serta menyusun perencanaan sekolah secara terbuka, memberikan saran dan masukan pelaksanaan program dan akhirnya mampu mengawasi efektifitas jalanya program pendidikan, dan jangan sampai Komite Sekolah hanya sekedar dijadikan alat untuk mengesahkan RAPBS atau hanya dijadikan Justifikasi atau lembaga yang ada hanya sekedar untuk melegalkan keputusan ditingkat sekolah.
Mengingat pembentukan komite sekolah ini merupakan perwujudan dari paradigma baru bagi pendidikan yang lebih demokratis, partisipatif dan terbukapada era desentralisasi dan otonomi daerah, maka diharapkan agar seluruh elemen masyarakat juga memberikan dukungan agar Komite Sekolah ini dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Untuk itu diharapkan agar dapat dilakukan dialog dan komunikasi yang efektif, antara berbagai pihak untuk kemajuan pendidikan di Kabupaten Batang"
PENGELOLAAN PENDIDIKAN DENGAN MANEJEMEN BERBASIS SEKOLAH
Pro dan kontra keberadaan komite sekolahpada masing-masing satuan pendidikan dari SD/MI,SMP/MTSA/smk sedang menjadi wacana yang terus brkembang dimasyarakat. Di satu sisi beranggapan bahwa Komite Sekolah tidak berbeda dengan BP3 yang pernah ada, sehingga komite sekolah dicap ebagai depkolektor atau juru tagih sekolah, ada pula yang beranggapan bahwa komite sekolah hanya sebagai stempel sekolah yang melakukan kongkalingkong antara pengurus dengan Kepala Sekolah, Namun disi lain harus di akui bahwa tidak sedikit Komite Sekolah yang telah mampu banyak membawa perubahan sitem pendidikan yang ada di sekolah dengan memerankan orang tua wali murid atau pihak ketiga yang mendukung peningkatan mutu pendididikan pada satuan pendidikan dengan tanpa menekan dan bertindak otoriter kepada orang tua atau wali murid peserta didik. Mekanisme bagaimana memerankan orang tua atau wali murid dalam berpartisipasi meningkatkan kualitas hasil pendidikan it sebenarnya yang harus diwujudkan dalam demokratisasi dibidang pendidikan . Kita ini kadang hanyut oleh adanya pendapat bahwa pendidikan gratis tetapi kita lupa bahwa sebenarnya banyak komponen pendidikan yang perlu mndapat dukungan pembiayaan , terkecuali jika kita memang pemerintah telah sanggup dan mampu untuk membiayai semua kebutuhan pendidikan yang penting meliputi 3 komponen yaitu :
1. Biaya investasi meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana pengembangan dan modal kerja tetap.
2. Biaya personal yaitu biaya yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk mengikuti proses pembelajarn secara teratur dan berkelanjutan.
3. Biaya operasional yaitu gaji pendidik tenaga kependidikan, bahan habis pakai dan operasional tidak langsung
Oleh karena keterbatasan anggaran pemerintah yang tersedia untuk membiayai sektor pendidikan, makaUU No: 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas mengamanatkan bahwa komponen biaya pendidikan dibebankan pada 3 kekuatan yaitu : Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Masyarakat.
KONSEP PENDIDIKAN KEDEPAN
Apabila kita mengambil referensi Menteri Pendidikan dan Pelatihan, Ontario Kanada , yng menyatakan bahwa “ OUR SCHOOLS ARE AT THE HEART OF PARENTAL AND COMMUNITY THEIRBHAVE A RICH TRADITION OF PARENTAL AND COMMUNITY IN VOLUEMENT IN EDUCATION” ( Sekolah kita ada pada jantung masyarakat. Mereka memiliki satu tradisi yang kaya tentang keikutsertaan orang tua dan masyarakat dalam pendidikan).
Sejalan dengan pendapat itu , pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasonal telah menggagas sebuah model pengelolaan pendidikan yang dikenal dengan istilah Manajemen Berbasis Sekolah ( MBS ) yang merupakan salah satu model pendidikan yang berbasis otonami sekolah dan aparat dareah dalam menentukan arah kebijakan serta jalannya pendidikan di daerah masing-masing। Di sisi lain MBS ini juga bertujuan mendorong pengambil keputusan yang melibatkan semua stake holder pendidikan di sekolah sehingga tercipta sense of belonging ( rasa memiliki ) dari mereka। Dengan demikian akn terjadi, makin besar tingkat partsipasi dari para stake holder, makin besar tingkat partisipasi dari para stake holder, makin besar pula rasa memiliki sehingga rasa tanggung jawb dan dedikasi juga akan meningkat.
Paling tidak ada 10 alasan pengelolaan pendidikan menggunakan pendekatan Manajemen Berbasis Sekolah yaitu :
1. Dengan MBS akan mendorong inisiatif dan kreatifitas sekolah dalam mengelola pendidikan.
2. Akan mendorong untuk lebih memanfaatkan Sumber Daya Sekolah.
3. Memajukan sekolah dengan melihat pada kekuatan , kelemahan , peluang dan tantangan.
4. Sekolah mampu mengelola sesuai dengan kebutuhan diri.
5. Pengambilan keputusan yang dilaksanankan disesuaikan dengan kebutuhan sekolah.
6. Effektifitas dan efesiensi Sumber Daya karena dikontrol oleh komite sekolah dan masyarakat.
7. Transparasidan akuntanbilitas sekolah lebih terjamin karena keterlibtan warga sekolah.
8. Sekolah dapat bertanggung jawab langsung terhadap mutu hasil pendidikan. Kepada masyarakat dan pemerintah.
9. Akan terjadi kompentisi sehat antara sekolah untuk meningkatkanmutu hasil pendidikan.
10. Cepat merespon aspirasi masyarakat dan lingkungan yang berubah cepat.
OPERASIONAL KOMITE SEKOLAH
Secara operasional Komite Sekolah berpedoman pada Kep. Mendiknas No: 044/U/2002 Tanggal 2 April 2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Untuk mengawali proses pembentukan Komite Sekolah supaya dibentuk panitia persiapan yang beranggotakan 5 orang dari praktisi pendidikan (guru, kepala satuan pendidikan, penyelenggara pendidikan),Tokoh masyarakat, Tokoh Agama ,Dunia Usaha dan Dunia Industri dan orang tua siswa. Panitia inilah yang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mempersiapkan serta melaksanankan proses pembentukan Komite Sekolah, Secara demokratis, transparan dan akuntabel.
Adapun mekanisme pembentukan Komite Sekolah dilaksanakan melalui 7 tahapan sebagai berikut :
1. Mengadakan sosialisasi kepada orangtua dan masyarakat sekitar tentang rencana pembentukan Komite Sekolah. Langkah ini amat penting agar masyarakat dapt memberikan sarn dan masukantentang apa itu Komite Sekolah, dan siapa yang cocok untuk menjadi engurus dan anggota Komite Sekolah.
2. Merumuskan kriteria pengurus dan anggota Komite Sekolah. Proses ini dimaksud agar dapat diperoleh calon pengurus dan anggota Komite Sekolah yang berkualitas.
3. Menyeleksi calon pengurus dan anggotaberdasr riteria yang telah ditentukan.
4. Mengumumkan nama calon pengurus dan anggota kepada masyarakat melalui media yang relevan.
5. Menetapkan daftar nama calon pengurus dan anggota, setelah nama-nama yan diumumkan tersebut tidak mendapatkan keberatan dari masyarakat.
6. Mengadakan rapat untuk memfasilitasi proses pemilihan pengurus dan anggota Komite Sekolah secara transparan dan demokratis.
7. Mengusulkan hasilpemlihan pengurus dan anggota Komite Sekolah kepada kepala sekolah untuk diterbitkan surat keputusan.
Setelah Komite Sekolah ditetapkan , maka untuk pertama kalinya dikukuhkan dengan Surat Keputusan kepada satuan pendidikan, sedangkan untuk selanjutnya diatur dalam AD dan ART.
PERAN FUNGSI KOMITE SEKOLAH
Ada 4 peran dan fungsi Komite Sekolah yang menjadi tanggung jawabnya, yaitu :
Pemberi pertimbangan (Advisory) yaitu memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada satuan pendidikan mengenai kebijakan dan program pendidikan, RAPBS, kriteria kinerja satuan pendidikan, kriteria fasilitas pendidikan.
Pendukung (supporting) mendorong orang tua, masyarakat untuk berpartisipasi dalam pendidikan, menggalang dana / biaya untuk penyelenggaraan pendidikan dan mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas.
Pengontrol (Controling), melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan program dan keluaran pendidikan.
Mediator, melakukan kerjasama dengan masyarakat dan menampung, menganalisa berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat maupun sekolah.
Jika peran dan fungsi tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, disesuaikan dengan kebutuhan, kemampuan, dan tingkat kewajaran pada satuan pendidikan, maka tujuan memberdayakan Komite Sekolah sebagai mitra Sekolah yang independent, kapable dan concern dalam meningkatkan mutu pendidikan disekolah pasti akan terwujud.
*) Ketua Komite SMP Negeri 3 Batang
Dosen Fak. Perikanan Universitas Pekalongan
KEPEDULIAN KOMITE ADALAH HARAPAN MUTU SEKOLAH
Oleh : Ali Budi Sulistyo, SH, MH, M.Sc *)
Lahirnya Kepmendiknas No.044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite sekolah, maka semakin jelas keikutsertaan masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, sangat diharapkan oleh Pemerintah. Dengan kata lain, masyarakat sebagai kunci utama keberhasilan program pendidikan.
Peran serta masyarakat melalui wadah Komite Sekolah adalah merupakan lembaga mandiri, atau sifatnya independent dari pengaruh Kepala sekolah, bukan melanjutkan tradisi BP3 (Badan Penyelenggara Peningkatan Pendidikan) yang hanya titip stempel kepada Kepala Sekolah. Dan bila masih ada Komite Sekolah yang seperti ini, berarti hanya mengekor Kepala Sekolah saja, belum memiliki ide-ide, serta peran apa-apa.
Kemajuan dan peningkatan mutu disuatu satuan pendidikan, tergantung dengan kemampuan cara mengajar guru, penerapan manajemen yang berbasis pendidikan, dan yang tidak kalah penting adalah dukungan kepedulian peran serta masyarakat secara aktif.
Dalam hal ini, masyarakat harus mampu dan berani peduli melihat sekolah dari dekat. Karena dengan kedekatan masyarakat terhadap sekolah, akan muncul dan kelihatan kekurangan ataupun kelebihan suatu sekolah atau lembaga pendidikan tersebut.
Apabila ada kekurangan – kekurangan yang dimiliki disekolah, masyarakat dapat memberikan solusi dengan cara diadkan rapat komite dan sekolah, untuk membahas kekurangan yang ada, serta mencari solusi yang terbaik, dengan landasan pemikiran yang sehat serta masuk akal, menurut kemampuan sekolah, lingkungan sekolah, dan hati nurani ikhlas yang bisa diterima oleh kedua belah pihak, antara sekolah dan masyarakat.
Sebaliknya, kelebihan-kelebihan sekolah atau lembaga pendidikan segera diinformasikan kepada umum, dengan tujuan agar lembaga pendidikan atau sekolah-sekolah yang lain dapat mengevaluasi diri, serta mengikuti.
Dalam hal ini, dukungan Pemerintah melalui Dinas Pendidikan sangat diharapkan agar tidak terhenti untuk berpacu meningkatkan mutu. Idealnya memang kerjasama antara Masyarakat, Pemerintah dan komponen Pendidikan sangat dibutuhkan.
Komite sekolah adalah mitra sekolah, dan sebagai mitra yang baik, hendaknya menambal kekurangan serta membuka semua kelebihan. Sekali lagi, peran moderat Komite Sekolah, bukan sebagai stempel, dan juga bukan sebagai eksekutor, melainkan ada 4 peran utama Komite Sekolah, yakni Pemberi Pertimbangan, Pendukung, Pegawas dan sebagai Mediator.
*) Ketua FKKS Kecamatan Batang
BIJAK BERSAHABAT DENGAN KOMPUTER
Oleh : dr. Agung Sudarmanto *)
Dahulu ketika saya tinggal dirumah dinas Puskesmas Bandar II, di Desa Simpar Kecamatan Batang, pada tahun 1994, komputer belum banyak dikenal masyarakat disana. Bahkan untuk menyalakan lampu beberapa watt saja, sebagian masyarakat harus bersusah payah menarik kabel berpuluh meter, “menimba” sumber aliran listrik dari tetangga desa, sementara warga yang lain terpaksa menerangi rumahnya dengan lampu minyak atau petromax.
Selusin tahun kemudian, pada tahun 2006 lalu, ketika saya dolan ke Desa Simpar, listrik yang dulu diidam-impikan sudah menjadi hal yang biasa. Bahkan komputer, berikut jaringan internetnya telah memasuki gedung-gedung sekolah di Kabupaten Batang, turut menyapa adik-adik peserta didik, membuka dan memperluas wawasan serta pola pikir mereka, mempersempit distansi informasi pengetahuan siswa dengan perkembangan dunia. Kehadiran komputer perlu disyukuri dan perlu dijadikan sahabat, karena mampu memberikan kontribusi positif bagi percepatan kemajuan intelektualitas peserta didik.
Yang Perlu Diperhatikan oleh Pengguna Komputer
Bersahabat dengan komputer, bagi sebagian orang memang mengasyikan. Tidak jarang komputer menyita banyak waktu, gerak dan istirahat. Apabila hal ini tidak disadari dan membiarkan duduk berlama-lama didepan komputer, akan menimbulkan berkurangnya kualitas fisik manusia, yang mengakibatkan diskinesia, atau penyakit kurang gerak, yang akan menggerogoti kesehatan kita.
Meskipun komputer merupakan tekhnologi mutakhir, bagi pengguna komputer maupun peserta didik, perlu mengetahui dampaknya, karena tidak berarti komputer aman bagi kesehatan. Dalam hal ini, pengguna komputer perlu memperhatikan tingkat radiasi dan flouresensi komputernya, lebar monitor dan furniturnya, jarak pandangan dengan monitor, posisi duduk, lama kerja didepan komputer, pemilihan kontras dan warna, sudut antara mata dan obyek pengelihatan dan pencahayaannya. Ketidakpedulian dengan hal-hal tersebut, akan berpotensi menimbulkan beberapa penyakit yang akan membawa kerugian masa depan pengguna komputer atau peserta didik.
Akibat belajar maupun bekerja didepan komputer dalam waktu yang berlebihan tanpa istirahat, dapat mnyebabkan gangguan kesehatan yang berupa RSI (Repetitive Strain Injury) dengan gejalanya nyeri otot, lelah dan sakit. Sedangkan akibat pencahayaan yang kurang baik, dapat menyebabkan Eye Strain (kelelahan pengelihatan) dengan gejala iritasi mata, seperti mata merah, kabur dan berair, serta terlihat bintik merah didepan mata, fotofobia dan pusing.
Posisi pandangan mata yang tidak luruske komputer, dapat menyebabkan kelelahan pada otot leher, tengkuk, sakit kepala. Dan kelelahan pada otot-otot mata dapat pula terjadi pada mereka yang bekerja didepan komputer terlalu lama. Dan masih banyak dampak lain yang perlu diperhatikan.
Langkah Pencegahan
Pepatah bijak mengatakan, mencegah lebih baik (murah), daripada mengobati. Dan untuk mencegah terjadinya RSI, maka dianjurkan jangan bekerja terus menerus di keyboard komputer. Seseorang perlu beristirahat maksimal setelah 1 jam bekerja didepan komputer. Lama istirahat selama 10 menit, dengan cara melihat pemandangan yang luas, dan gunakan kursi yang dapat diatur sandaran maupun ketinggiannya, untuk mencegah tennis elbow atau rasa sakit pada siku, pakailah kursi dengan sandaran tangan, dan atur ketinggian keyboard sejajar tinggi siku.
Kelelahan mata dapat dicegah dengan mengatur tepi atas layar komputer berada dibawah garis pandang, jarak dengan mata minimal 18” (45 centimeter), dapat diatur 10 hingga 12 derajat dari garis vertical. Kontras dan pencahayaan dapat diatur, tampilan layar bisa dengan jelas dibaca dan tidak kabur. Jika bekerja dengan kacamata atau lensa kontak, hindari kontak yang terlalu tajam. Sedangkan jika menggunakan kacamata bifocal, dibutuhkan gerakan menengadah yang berulangkali, dan hindari adanya refleks cahaya matahari atau lampu dalam layar monitor. Dan gunakan filter daya monitor jika menggunakan komputer lebih dari 3 – 4 jam.
Dengan mengetahui berbagai dampak penggunaan komputer tersebut, diharapkan para pengguna atau peserta didik, mampu bersahabat dengan komputer secara bijak.
* Penulis adalah alumni Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Dokter teladan Kabupaten Batang, dan Teladan III se-eks Karesidenan Pekalongan tahun 1994 dan sekarang bertugas di RS. Telogorejo Semarang
SD NEGERI SEMPU SERIUS UNTUK WUJUDKAN PESERTA DIDIK YANG BERPOTENSI DAN BERPRESTASI
Guna mewujudkan Visi Sekolah untuk “Maju berprestasi berbekal iptek dan imtaq serta berbudi pekerti luhur”, dan Misi sekolah untuk meningkatkan sumberdaya dan kinerja tenaga kependidikan, meningkatkan fungsi sarana dan prasarana sekolah dasar dalam menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan PAKEM, melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara intensif untuk mencapai tingkat daya serap yang tinggi, dan mewujudkan peserta didik yang cerdas, terampil dan berakhlak mulia, SD Negeri Sempu, Kecamatan Limpung, bertekad untuk mewujudkannya.
Di jumpai di ruang kerjannya, H. Setiyarso, selaku Kepala Sekolah mengatakan, pihaknya telah berkomitmen untuk mewujudkan Visi dan Misi sekolah tersebut. “Lengkapnya sarana dan prasana sekolah penunjang pembelajaran, seperti adanya, pelatihan komputer dengan 10 unit komputer, Marching Band 1 unit, alat-alat seni islami yakni rebana 1 unit, seni tari lengkap dengan pakaiannya, perpustakaan yang sudah lengkap yang sudah menjuarai ditingkat kabupaten, ruang alat peraga, ruang UKS, TV Eduction, kebun sekolah dan Pemancar radio gelombang 92,5 FM, serta kegiatan sarapan pagi bersama adalah bentuk keseriusan kami untuk mewujudkan peserta didik yang cerdas, disiplin, aktif kreatif, terampil, mandiri dan berakhlak mulia, serta guna meningkatkan hasil ujian akhir sekolah, agar lulusan SD Negeri Sempu dapat diterima di SLTP yang Favorit”, tuturnya.
Sekolah dengan akreditasi A, dan jumlah total 242 siswa ini, adalah satu-satunya Sekolah Dasar yang ada di Desa Sempu, dan siswanya mencakup dari beberapa desa, diantaranya, dari Desa Sempu sendiri, dan dari Banyuputih, Kecepak, Babadan, dan Pungangan. “Dan sekolah kita sering mewakili kecamatan dalam event-event Kabupaten, dan juga saat ini, SD Sempu ikut nominasi peringkat pertama Sekolah Sehat yang diadakan Dinas Kesehatan, serta menjadi rintisan Sekolah Standard Nasional, dan rintisan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Dan kami siap melakukan studi banding kemana saja, demi peningkatan mutu pendidikan anak-anak”, imbuh kepala sekolah yang punya hobbi jual beli mobil ini.
“Untuk peran serta masyarakat, melalui Komite Sekolah yang diketuai Ir. Enjang Widodo, selama ini sudah berjalan dan terprogram dengan baik, bahkan ada sumbangsih dari para alumnus untuk sekolah kita. Dan kendala yang masih kita hadapi adalah kurangnya tenaga pendidik, yakni guru kelas, karena SD Sempu memiliki 7 kelas, dan hanya ada 6 guru kelas, untuk itu kami berharap, Pemerintah bisa memenuhi kebutuhan kami. Dan kami percaya, untuk menuju sukses harus ada kemauan, ikhlas, rela berkorban, tanamkan kekeluargaan, menjalin kerjasama dan yang paling penting harus ada yang menggerakkan”, pungkasnya. (Tim)
SD NEGERI 01 PUJUT KEMBANGKAN POTENSI ISLAMI
“Untuk prestasi sekolah kita, selama 2 tahun ini, menjadi juara umum lomba Mapsi di tingkat Kabupaten Batang, serta pada tahun 2006, anak-anak kita berhasil mewakili ke tingkat Provinsi, kendati masuk peringkat 7, dan prestasi dibidang kepramukaan juga menonjol, dengan ikutnya sekolah kita di Pesta Siaga tingkat Provinsi”. Demikian kata pembuka yang disampaikan Kepala Sekolah SD Negeri 01 Pujut Kecamatan Tersono, Kabupaten Batang, H. Supriyadi, kepada Tim Liputan Jurnal Pendidikan Batang Berkembang, saat bertandang disekolah yang dipimpinnya, beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut, H. Supriyadi mengatakan, bahwa prestasi yang diukir anak-anak didiknya, merupakan hasil kerja keras dari para Guru jajarannya, serta peran serta masyarakat yang sangat bagus. “kami akan berusaha mempertahankan prestasi sekolah kami, sebagai wujud imbal kepercayaan masyarakat “kota santri” yang telah diberikan kepada kami, untuk mendidik putra-putrinya. Dan alumnus kami, sudah banyak yang berhasil sampai ke luar negeri, seperti di Kuwait dan Yordania”, tuturnya mantap.
“Saat ini, kami juga masih mengembangkan seni budaya islami, seperti rebana dan kaligrafi, guna meningkatkan potensi anak didik kami. Dan semuanya bisa terwujud, berkat peran serta masyarakat melalui komite sekolah, pimpinan H. Nurudin, yang sangat bagus, dalam usaha pengembangan sekolah”, imbuhnya.
SD Negeri 01 Pujut dengan 140 anak didik, yang juga SD Inti yang membawahi 7 SD Imbas ini berharap, agar perhatian Pemerintah Daerah terhadap dunia pendidikan yang selama ini sudah bagus, agar bisa ditingkatkan lagi, terutama peningkatan dan pemenuhan dibidang sarana dan prasarana. Karena selama ini, sebagai SD Inti, SD Negeri 01 Pujut merasa kesulitan bila akan mengadakan pertemuan – pertemuan dengan 7 SD Imbas lainnya, dikarenakan belum adanya gedung KKG, tutur H. Supriyadi, yang juga Ketua KKKS Kecamatan Tersono ini. (Tim)
Suprapto, S.Pd - Kades Juragan - Kandeman Peningkatan SDM warga, jadi program kerja membangun desa
Terlahir dengan basic seorang pendidik di SMP Negeri 2 Tulis, Kepala Desa Juragan, Kecamatan Kandeman, Suprapto, S.Pd, baru-baru ini kepada Tim Liputan Jurnal Pendidikan Batang Berkembang, mengatakan, akan mengikutsertakan pendidikan, sebagai bagian dari program kerjanya, dalam masa jabatannya nanti.
Dikatakan Suprapto, bahwa di Desa Juragan yang kini dipimpinnya, ada pedukuhan yang terisolir, yakni dukuh Grugak, kendati disana ada 140 rumah, dan banyak anak usia sekolah, namun belum ada fasilitas pendidikannya. Dan saat ini, di Desa Juragan hanya ada 1 Sekolah Dasar dan 1 Madrasah Ibtidaiyah yang lokasinya sulit dijangkau oleh warga dukuh tersebut.
“Rencananya, kami akan mendirikan unit sekolah dasar baru, namun setelah kami berkoordinasi dengan pengelola MI, mereka menyatakan siap untuk mengadakan sekolah jarak jauh, dengan membagi pengajarnya, ke Dukuh Grugak, dan untuk sementara, karena belum ada gedungnya, kami memanfaatkan TPQ yang ada di Dukuh tersebut”, tuturnya.
Kedepan, lanjut Suprapto, yang juga pengajar Matematika di SMP Negeri 2 Tulis ini mengatakan, pihaknya juga akan mengadakan SMP Terbuka, dan akan mendatangkan Tutor, bila perlu akan terjun sendiri ikut mengajar. “Keberhasilan pembangunan tidak hanya merealisasikan pembangunan fisik saja, namun juga pembangunan sumber daya manusianya. Karena kalau Desa ingin maju, pendidikan harus maju, dengan demikian sumber daya manusianya akan terbangun. Dan kalau hanya membangun sarana dan prasarana, dalam hitungan tahun mungkin akan rusak, namun bila membangun SDM pasti akan bermanfaat, pungkasnya.(Tim)
PROYEK JEMBATAN GANTUNG TERHENTI 20 % SISWA SMP NEGERI 4 GRINGSING TERANCAM
Demi mengenyam sebuah pendidikan, sebanyak 20 % siswa dari SMP Negeri 4 Gringsing yang dari Kabupaten Kendal, rela mempertaruhkan nyawanya. Bagaimana tidak, bila saat menyeberangi jembatan kereta api hendak menuju ke sekolah berpapasan dengan pemilik jalan tersebut.
Hal ini terungkap, saat Tim Liputan Jurnal Pendidikan Batang Berkembang, bertandang ke sekolah tersebut, beberapa waktu lalu. Ketika dikonfirmasi, Kepala Sekolah, Hadi Purnomo, S.Pd, melalui Wakasek, Yuni Wulandari S.Pd, didampingi Son Hanaris, S.Pd dan M. Abdul Ghofur, S.Pd, membenarkan hal tersebut. ”Sebanyak 20 siswa kami memang dari Kabupaten Kendal, dan saat ini, untuk menuju ke sekolah, mereka harus melewati rel Kereta api, karena enggan naik kapal penyebrangan, yang dikarenakan debet sungai Kalikuto yang tinggi, sehingga mereka takut”, tutur Ghofur.
Lebih lanjut, Ghofur mengatakan, pihak sekolah merasa khawatir, karena di perlintasan kereta api itu, sudah banyak menelan korban. “Kita sudah berusaha merintis kembali pembangunan jembatan, dibantu swadaya dengan masyarakat untuk membangun jembatan gantung. Namun karena keterbatasan dana, sementara waktu proyek ini terhenti, dan 2 tahun yang lalu, sudah pernah di survey oleh wakil bupati, dan dijanjikan akan dibantu, namun hingga sekarang, belum ada realisasinya, padahal kita sudah mengajukan proposal”, imbuhnya.
Sekolah dengan 485 siswa, dan telah terakreditasi A dengan nilai 80, 78 ini, kendati masih muda, dan baru dibangun pada tahun 1998, telah memiliki banyak sekali prestasi ditingkat Kabupaten, yang diantaranya Juara I Sekolah Sehat, Juara II Lomba Perpustakaan, dan Juara I Putra dan Putri Senam Artistik, Juara I Tolak Peluru, serta Juara III Lari 1500 meter dalam Popda Kabupaten 2007 lalu, namun, kelengkapan sarana prasarana sekolah, masih ada yang belum terpenuhi, yakni laboratorium bahasa, dan laboratoriun fisika kimia.
“Kami berharap, pemerintah bisa lebih memperhatikan kebutuhan kami yang sangat mendesak ini, yakni memberikan bantuan untuk menyelesaikan bangunan jembatan gantung yang sudah kami prakasai dengan masyarakat, sehingga apa yang dicita-citakan pemerintah untuk mencerdaskan anak-anak bangsa bisa terealisasi”, pungkasnya.(Tim)
48 SISWA SMP NEGERI 2 TERSONO TERANCAM NYAWANYA
Maksud hati ingin memanfaatkan Gedung perpustakaan yang sudah tua, untuk digunakan sebagai ruang kelas pengganti sementara, karena 3 ruang kelas 7, baru direhab, namun keselamatan 48 siswa SMP Negeri 2 Tersono, terancam nyawanya. Ketika dikonfirmasi Tim Liputan Jurnal Pendidikan Batang Berkembang, Sutarsono, S.Pd selaku Kepala sekolah, membenarkan hal tersebut.
“Kami memanfaatkan ruang perpustakaan dan ruang Laboratorium sementara waktu, sambil menunggu bangunan yang sedang kita rehab, selesai. Dan yang menempati 2 ruang tersebut adalah siswa kelas 7 dengan total 96 siswa atau 3 rombongan belajar (rombel), yang telah kami bagi menjadi 2 rombel, dengan 48 siswa per ruang”, tuturnya.
Lebih lanjut, Sutarsono mengatakan, bahwa, pemanfaatan 2 ruang tersebut, karena kurangnya lokal kelas disekolah yang dipimpinnya. Karena menurutnya, ada 9 rombel dan hanya tersedia 7 ruang kelas. “Kami sudah berusaha untuk mengajukan permohonan penambahan lokal kelas, namun bantuan selalu mental, karena terganjal dengan status kepemilikan tanah sekolah yang masih bermasalah, dengan luas 12.900 meter persegi ini”, imbuhnya.
Sekolah yang terletak di lingkungan Desa tertinggal, yang mempunyai motto “SMP Negeri 2 Tersono kini lebih baik”, dengan total siswa 278 anak ini, diakui oleh Kepala Sekolah, telah berusaha untuk bisa menarik masyarakat sekitar untuk bersekolah. “Kami berusaha untuk memenuhi keinginan masyarakat, dengan adanya komputerisasi dan drum band, namun demikian, untuk mempertahankan keutuhan jumlah anak didik saja, kita merasa kesulitan, sehingga kita harus jemput bola, agar siswa tetap mau bersekolah, dan semua, karena minimnya kepedulian masyarakat terhadap pendidikan anaknya”, tuturnya.
Mengingat di wilayah kecamatan Tersono banyak lulusan setingkat SMP banyak yang tidak melanjutkan ke jenjang berikutnya, SMP Negeri 2 Tersono, untuk tahun depan akan mendapat bantuan dari pusat, berupa pendidikan kecakapan hidup. “Sekolah kami, untuk tahun ini telah disurvey dari pusat, dan akan diberikan bantuan pendidikan kecakapan hidup (life skill), mengingat, lulusan sekolah kami yang melanjutkan hanya 5 %, dan kami berharap, agar Pemerintah Daerah, bisa lebih memperhatikan kebutuhan kami, tentang status kepemilikan tanah, dan yang lebih penting, perlu penambahan 2 lokal kelas lagi, serta bantuan perehaban gedung perpustakaan yang mengkhawatirkan”, pungkasnya. ( Tim )
Sutarsono, S.Pd
SD Negeri 1 Wonotunggal NOMINATOR SSN & IKUT 5 BESAR SEKOLAH SEHAT
Dari berbagai prestasi membanggakan yang telah diukir SD Negeri 1 Wonotunggal, tak lepas dari sumber daya manusia (SDM) yang baik, dan berkat kerja keras, serta dorongan dari berbagai pihak. Demikian yang disampaikan Drs. P. Kurniawan, selaku Kepala SD Negeri 1 Wonotunggal, kepada Tim Liputan Jurnal Pendidikan Batang Berkembang, beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut Kurniawan memaparkan, sederet prestasi yang baru saja diukir anak didiknya diantaranya, Juara IV Pesta Siaga, Juara III Sinopsis, Juara II Lomba Pidato, Juara II Tartil Qur’an, Juara I Mapsi, dan Juara I Lomba Dokter Kecil tingkat Kabupaten, dan untuk Lomba Mapsi dan Dokter Kecil, dikirim ketingkat Provinsi, mewakili Kabupaten Batang, tuturnya bangga.
Selain prestasi yang diukir anak didiknya, Kurniawan menambahkan, bahwa untuk sekolah yang dipimpinnya ini, pada tahun 2005 telah mendapatkan Akreditasi A, dengan nilai 94.21, dan menjadi nominasi I sekolah standart nasional tingkat Kecamatan, serta ikut 5 besar sekolah sehat, dan selama 4 tahun berturut-turut, Guru SD Negeri 1 Wonotunggal, lulus dalam tes Kepala Sekolah. “4 orang guru kami selama 4 tahun berturut-turut, lulus dalam seleksi kepala sekolah, dan mereka pantas mendapatkannya, karena SDM nya menunjang, dan rata-rata, jajaran pendidik kami sudah sarjana”, tuturnya.
Sekolah dengan 157 siswa, dan dibangun sejak tahun 1916 ini, selama ini masih terganjal dengan kurangnya sarana prasarana penunjang pembelajaran, yakni ruang perpustakaan. “Untuk lebih meningkatkan kualitas anak didik, kelengkapan sarana prasarana pendukung sangat kami butuhkan. Dari sebagian sudah kami penuhi diantaranya pemenuhan alat-alat elektronik dan buku-buku bacaan yang sudah cukup banyak. Namun, saat ini, kami masih memerlukan adanya ruang perpustakaan. Harapan kami, Pemda bisa memenuhi kebutuhan kami, karena selama ini kami merasa kesulitan dalam hal inventarisasi buku-buku perpustakaan, karena belum adanya ruang tersendiri. Dan untuk lahan, kami sudah mempersiapkannya”, pungkas kepala Sekolah, yang lolos sertfikasi periode I tahun 2006, dengan nilai 1214 ini. (Tim)Drs. P. Kurniawan,beserta jajaran guru SD Negeri 1 Wonotunggal. Foto. Trie
SD Negeri Tersono Adakan Sarasehan dan Qurban
Masih dalam suasana hari Raya Idul Adha 1428 H, SD Negeri Tersono adakan Sarasehan dan Qurban dengan menyembelih 1 ekor sapi, yang didapat dari iuran para Guru, dan Infaq Jum’at Siswa selama 1 tahun. Dalam uraiannya, Kepala Sekolah SD Negeri Tersono, Abdul Mukti, S.Pd mengatakan, Sarasehan ini bertujuan untuk menyampaikan unek-unek sekolah, kepada masyarakat melalui Komite Sekolah, untuk didapatkan solusinya dengan musyawarah bersama.
Disampaikan Kepala Sekolah, bahwa SD Negeri Tersono masuk 5 besar sekolah sehat, dan hal ini harus mensikapi bersama, karena untuk menjadi sekolah sehat, mau tidak mau harus berbenah diri, dan perlu adanya dukungan dari masyarakat, dan SD Negeri Tersono tercatat sebagai sekolah yang paling tua di Kecamatan Tersono, yang berdiri sejak tahun 1919, berarti sudah berdiri lama, dan secara tidak langsung sudah banyak yang rusak, dan saatnya direhabilitasi, dan mudah-mudahan ditahun depan untuk bisa mendapat bantuan, harap Abdul Mukti. “Tidak target juara, paling tidak berbenah diri”, tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Kepala Sekolah juga berharap, adanya peran serta dari masyarakat untuk ikut memajukan sekolah yang dipimpinnya. Karena menurutnya, ada sekitar 300 anak sekolah usia SD di Desa Tersono yang tidak bersekolah di SD Tersono, padahal sekolah ini satu-satunya sekolah dasar di Desa Tersono. “SD Tersono adalah aset satu-satunya, diharapkan kepedulian Desa kepada SD Tersono, kalau perangkat atau tokoh saja tidak menyekolahkan anaknya, bagaimana dengan masyarakat. Ini PR buat Kades, langkah kedepan bagaimana?”, pungkasnya menggebu. (Tim)Penyembelihan hewan Qurban, menanamkan pendidikan kepada warga sekolah। Foto: Trie
SD PROYONANGGAN 6 BATANG MASIH BUTUH RUANG TAMBAHAN
“Dengan adanya bantuan pemerintah, berupa MoU bagi sekolah kami, yang jelas bisa menambah motivasi dan gairah dalam mengajar, dengan tujuan demi kemajuan anak-anak”. Demikian yang disampaikan Kepala SD Negeri Proyonanggan 6 Batang, Sri Redjeki, S.Pd, yang didampingi Tadjuri, Kepada Tim Liputan Jurnal Pendidikan Batang Berkembang, beberapa waktu yang lalu.
Lebih lanjut Sri redjeki mengatakan, pihaknya memperoleh bantuan MoU dari APBD II, sebesar 70 juta, yang digunakan untuk merehab 3 lokal kelas ditambah ruang perpustakaan. “Kami berharap, adanya kembali bantuan untuk SD Negeri Proyonanggan 6, mengingat selama ini kami masih kekurangan ruang, minimal 2 lokal lagi, karena hanya ada 6 ruang, 5 lokal untuk ruang kelas dan 1 untuk kantor, dan karena keterbatasan lahan, bila nanti mendapat bantuan, rencananya akan kami tingkat”, katanya.
Sekolah dengan beberapa fasilitas antara lain, drumband, dan computer ini, mengaku kesulitan untuk menampung peralatan-peralatannya, bahkan, karena kurangnya tempat, inventaris sekolah banyak yang dititipkan di Sekolah tetangga, dan karena sempitnya lahan, pengawasan untuk anak-anakpun lebih diperketat. “Kami sangat khawatir dengan kondisi sekolah yang terletak dipinggir jalan yang ramai, untuk itu, pengawasan kepada anak, sangat kami perketat, tentunya, pagar sekolah salah satu cara untuk pengawasan kepada anak”, pungkasnya.(Tim)
Drs. Arifin : “Kunci Kesuksesan adalah Kepercayaan dan Keterbukaan”
Kunci kesuksesan adalah kepercayaan. Inilah kata-kata yang dibuktikan Drs. Arifin, yang diterapkan di sekolah yang dipimpinnya, SMP Negeri 1 Gringsing. Hal ini berkaitan dengan adanya peran serta dari masyarakat. “Peran serta masyarakat kepada sekolah yang sudah bagus, khususnya swadaya dari masyarakat melalui komite, hendaknya diimbangi dengan realisasinya”, tutur Drs. Arifin yang didampingi Ka. TU, Sumarno, Kepada Tim Liputan Jurnal Pendidikan Batang Berkembang, saat bertandang disekolahnya.
Lebih lanjut, Arifin mengatakan, apabila pihak sekolah bisa membuktikan kepercayaan yang telah diberikan dilaksanakan dengan jujur, transparan, benar dan baik, maka kepercayaan dari masyarakat kepada sekolah akan tinggi, sehingga Swadaya dari masyarakat akan mudah. “Rehab lapangan, adalah murni swadaya masyarakat melalui komite, bukan bantuan dari Pemda atau provinsi”, katanya
“Seperti halnya saat awal kita membangun pagar sekolah, ada pro dan kontra dengan lingkungan, namun setelah kita jelaskan manfaatnya, untuk bisa menertibkan anak-anak, agar bisa lebih berprestasi. Karena, bagaimana bisa berprestasi kalau tidak tertib. Akhirnya masyarakat menyadari, karena dengan adanya pagar, akan lebih mudah dalam hal pengawasan dan ketertiban. Bahkan kita memberlakukan sanksi moral kepada warga sekolah yang terlambat, untuk menunggu diluar pagar, antara 5 sampai 10 menit, dan hal ini ada manfaatnya, yakni hasil ujian bisa meningkat, dan perubahanya sangat mencolok”, imbuhnya.
SMP Negeri 1 Gringsing yang terakreditasi A pada tahun 2005, dan total siswa 591 yang terbagi menjadi 15 rombel ini, pada tahun ajaran 2006-2007 unggul dalam peningkatan, diantaranya prestasi sains, conversation bahasa inggris, bola voli, marching band, bulu tangkis dan catur, serta juara I bahasa jawa yang dikirim ketingkat provinsi, dan untuk prestasi akademik, nilai ujian nasional rata-rata 7,06 dan kelulusan 100 % meskipun ada yang mengulang.
Untuk sarana dan prasarana, diakui Drs. Arifin dinilai sudah cukup, karena belum standart nasional, dan untuk meningkatkan ketrampilan serta prestasi siswa, pihaknya juga mengadakan kegiatan-kegiatan yang mengarah keprestasi, seperti diadakannya ekstrakurikuler, diantaranya volly, tennis, basket, bulutangkis, catur dan marchingband. Dan di Kabupaten Batang, hanya SMP Negeri 1 Gringsing yang saat upacara disekolah diiringi drumband, bahkan, setiap event yang digelar tingkat kecamatan, Marchingband SMP Negeri 1 selalu ikut menyemarakan, pungkasnya.(Tim)
SMP NEGERI 8 BATANG BERBENAH DAN INGIN KEJAR SEKOLAH LAIN
Disaat Bupati Batang tengah gencarnya mencanangkan penanaman pohon, lain halnya untuk SMP Negeri 8 Batang, pohon yang sudah tumbuh dilingkungan sekolah, malahan ditebangi. Ketika disambangi Tim Liputan Jurnal Pendidikan Batang Berkembang, Kismanto, S.Pd selaku Kepala Sekolah menuturkan, bahwa penebangan ini, bertujuan untuk menciptakan keindahan sekolah. “SMP Negeri 8 Batang adalah sekolah yang berada di tengah hutan, jadi, jangan sampai sekolah kita kayak hutan, dan pohon yang ditebangi untuk menciptakan keindahan”, tuturnya.
Diakui Kismanto, sejak kepindahanannya di SMP Negeri 8 Batang pada tahun 2005-2006 lalu, ada yang membuatnya merasa prihatin. Disaat musim penghujan seperti ini, bila masuk kekelas siswa harus melepas sepatu, dengan dikoordinir ketua kelas masing-masing. “Kita butuh pavingisasi, karena halaman sekolah masih berupa tanah, sehingga sangat becek dan berlumpur. Dan saat ini kita sudah berusaha untuk mengantisipasi hal itu dengan mewujudkan pavingisasi”, tuturnya.
Terobosan yang diambil SMP Negeri 8 Batang untuk mengejar sekolah yang lain, dituturkan Kismanto, adalah dengan cara ikut dan mengembangkan ICT. “Kita harus mulai dari sekarang, dan saat ini sudah ada 10 unit komputer, dan nantinya aka diusahakan untuk bisa 20 unit, dan akan digiatkan ekstrakurikuler komputer, olah raga, baca tulis alquran, serta penambahan jam pelajaran, serta akan memotivasi siswa dengan memberikan subsidi bagi siswa berprestasi dan yang sering berkunjung dan membaca buku di perpustakaan, jelasnya.
Sekolah dengan 501 siswa yang terbagi menjadi 14 kelas ini, sebagai sekolah pinggiran berharap, untuk sekolah kecil bantuan untuk diperbesar, karena bantuan dari masyarakat sangat sulit, sehingga kedepan, untuk peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Batang agar merata, dan diharapkan bisa sejajar.(Tim)
SMP 1 TERSONO LAKUKAN HOME VISIT UNTUK PENDEKATAN SISWA
Kendala dari tahun ketahun adalah kesadaran moral. Anak-anak kurang disiplin, sering membolos dan nakal. Penyebabnya, tidak ada perhatian dari orang tua, rata-rata mereka broken home, dan orang tua pergi ke Luar Negeri, sehingga anak-anak tidak bisa konsentrasi dalam belajar. Demikian yang disampaikan Drs. Mulyono, Kepala SMP Negeri 1 Tersono, kepada Tim Liputan JPBB beberapa waktu lalu.
Mengatasi hal itu, pihak sekolah mengambil tindakan dengan cara mengundang orang tua maupun wali murid, untuk diajak musyawarah. “rata-rata permasalahannya adalah keluarga yang broken home, dan kita mengambil tindakan kepada siswa dengan cara terapi, serta Home visit secara pribadi. Dan langkah yang kita ambil ada hasilnya, tutur Mulyono.
Sekolah dengan 405 siswa ini, untuk prestasi non akademiknya terhitung lumayan. Bahkan ada yang sampai mewakili Kabupaten Batang ke tingkat Provinsi. Namun sekolah yang terletak di pusat Kecamatan ini mengaku, untuk sarana prasarana sekolah belum lengkap. Dikarenakan partisipasi dan kepedulian orang tua kepada dunia pendidikan kurang. “Untuk sarpras belum optimal, ini dikarenakan kendala ekonomi di Kecamatan Tersono. Biaya pengembangan sekolah yang ditawarkan dengan nominal 10.000 / siswa saja, banyak orang tua yang tidak mampu” jelasnya.
“Diharapkan sering adanya kunjungan dari Pemerintah Daerah untuk mengadakan komunikasi kepada warga sekolah, agar masyarakat tahu akan arti penting sebuah pendidikan bagi anak-anaknya. Dan bantuan untuk pengembangan mutu, jangan disalurkan ke sekolah yang sudah bagus saja, tapi juga untuk sekolah yang masih dibawah standart, agar bisa maju dan sejajar dengan sekolah yang lain, sehingga kemajuan dunia pendidikan di Kabupaten Batang bisa merata”, harapnya. (Tim)
SMP Negeri 2 Gringsing TEKANKAN SANTUN PERILAKU DAN BERIMAN
Tak ada rotan, akarpun jadi. Inilah yang diterapkan Purwadi, S.Pd selaku Kepala SMP Negeri 2 Gringsing, karena terbentur keterbatasan. Menurutnya, Sarana prasarana yang terkait dengan peningkatan mutu, sudah ada. Namun belum semuanya lengkap. Misalnya, karena belum ada Laboratorium komputer, ruang kelaspun di setting menjadi Laboratorium komputer.
Sekolah yang sudah terakreditasi A dengan nilai 85,14 pada tahun 2005 ini, telah mempunyai 20 unit komputer. Dan untuk tahun 2008 ini, akan merencanakan pemasangan jaringan internet. “Selain ketrampilan komputer, SMP Negeri 2 Gringsing juga adakan program ketrampilan BBE atau life skill, yakni menjahit dan bordir, dan untuk mesin jahit sudah ada 14 unit, dan mesin border 4 unit”, tuturnya
Lebih lanjut, Purwadi mengatakan, ruang perpustakaan yang pada tahun 2005 menjadi juara I tingkat Kabupaten, juga dimanfaatkan untuk ruang Conversation bahasa inggris yang selama ini sudah dijalankan. “Adanya bantuan Dana Dekonsentrasi berjumlah 160 juta dan dana pendamping 10 juta, digunakan untuk jatah 5 lokal, kita kembangkan menjadi 8 lokal, dan ditambah perluasan ruang perpustakaan, karena untuk ruang perpustakaan dimanfaatkan untuk 2 kegiatan”, jelasnya.
Diakui Purwadi, bahwa sekolah dengan 398 siswa yang terbagi menjadi 11 rombel, dengan prosentase kelulusan 86% pada tahun ajaran lalu ini, untuk prestasi akademik pada dasarnya, input sisa dari SMP Negeri 1 Gringsing dan SMP Negeri 2 Limpung. “Rekan-rekan Guru harus bekerja keras untuk peningkatan mutu, dan juga siswa yang nilainya rata-rata 9 keatas dirangsang dengan bentuk bonus, alhamdulillah, ada peningkatan, dan tahun ini menjadi peringkat ke 25 Kabupaten. Untuk mensikapi kekurangan pada prestasi akademik, kita konsen pada kegiatan ekstrakurikuler, yang berorientasi pada olahraga, yang selalu unjuk gigi samapi tingkat Provinsi. Dan juga mengadakan ketrampilan, agar masyarakat tertarik, karena kita mempunyai program ketrampilan kecakapan hidup dan prestasi”, imbuhnya.
“Di Sekolah ini, kita juga menekankan santun dalam perilaku dan beriman, karena lokasi sekolah dekat dengan lokalisasi. Harapan kami agar supaya bisa ada perhatian dan solusi, karena ditakutkan akan mempengaruhi mental siswa. Dan yang terkait dengan program-program tadi, hendaknya bisa dipenuhi”, harapnya. (Tim)
SMP NEGERI 3 GRINGSING TERAPKAN REKAMAN PEMBELAJARAN
Karena dituntut perkembangan jaman, tenaga pendidik SMP Negeri 3 Gringsing, dituntut untuk bisa membuat rekaman pembelajaran, dengan harapan, agar guru tidak harus mengajar di kelas. Demikian yang disampaikan Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Gringsing, Nadiyono, S.Pd, kepada Tim Liputan Jurnal Pendidikan Batang Berkembang, diruangannya beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut, Kepala sekolah mengatakan, bahwa program ini diterapkan, sebagai bagian dari penunjang kegiatan pembelajaran kepada siswa. Dikarenakan, untuk sekolah yang dipimpinnya ini, telah memiliki alat-alat pembelajaran, seperti 3 unit televisi, VCD Player, LCD beserta Laptop, Handycam dan camera digital, imbuhnya.
Sekolah yang telah terakreditasi A dengan nilai 86, 84, dengan + 600 siswa, yang terbagi menjadi 16 rombongan belajar ini, menurut kepala sekolah, telah banyak kemajuan prestasinya, diantaranya 2 tahun terakhir berturut-turut, berkat kerja keras dan semangat teman-teman guru, SMP Negeri 3 Gringsing berhasil meluluskan hampir 100%, dari 193 peserta, tidak lulus hanya 3 anak. Intinya, perlu adanya pengelolaan kedalam, termasuk pengelolaan pembelajaran yang baik, serta perlunya peningkatan SDM. “Karena, kalau SDM sesuai harapan, mengelola sekolah bisa jadi lebih mudah”, tuturnya.
Untuk sarana prasana sekolah, masih ada yang belum terpenuhi, diantaranya Laboratorium Ipa yang sudah ada, namun belum ada isinya. “Kita berharap, adanya perhatian dari pemerintah untuk pemenuhan kebutuhan sekolah, karena kalau sudah tertata dengan baik, akan menuju SSN, dan tinggal melihat 8 standar kompetisinya, dan untuk SMP Negeri 3 Gringsing, semangat dan prestasi sudah ada”, pungkasnya.(Tim)
SMA NEGERI 2 BATANG DIES NATHALIS AKAN GELAR WAYANGAN
Sederet prestasi yang telah diukir SMA Negeri 2 Batang, yang diantaranya Juara I Wiyata Mandala, Juara I Perpustakaan tahun 2007, Lomba Mapel Ekonomi SMA Juara I, juara I olimpiade Astronomi, olimpiade Ekonomi Juara I tingkat SMA, Juara I Fisika, Juara II Kimia, juara II Keteladanan Siswa, juara II Lomba Mapel TIK, Lomba PBB juara III tahun 2007, Juara I menyanyi tunggal putri 2004, Juara I seni lukis puteri 2006, Juara I Simulasi Turlantas 2007, Juara I MTQ, dan masih banyak prestasi lainnya, yang menandakan bahwa sekolah yang dipimpin Drs, Miswadi, MPd ini, tidak lagi bisa dipandang sebelah mata.
Sekolah yang sudah mendapat Akreditasi A pada tahun 2002, dengan kelengkapan sarana pembelajaran seperti adanya 2 laboratorium komputer, laboratorium fisika, laboratorium kimia, dan laboratorium bahasa ini, kini telah memiliki 520 siswa, dengan prosentase kelulusan pada tahun ajaran lalu mencapai 99%.
Diakui Miswadi, bahwa keberhasilan ini, tak lepas dari kerja keras jajaran guru dan staffnya, serta kelengkapan sarana prasarana yang juga ikut menunjang, dan peran serta masyarakat. Dan yang tak kalah penting, karena letak sekolah yang berada dipinggiran kota, suasana sangat mendukung, mulai dari kebersihan udara, terhindar dari kebisingan, hingga tercipta kenyamanan, dan faktor ini mendukung sekali dalam proses KBM, tuturnya.
Sekolah yang terletak di Jl. Pemuda Km.3 Rowobelang, Kecamatan Batang ini, juga mengadakan kegiatan ektrakurikuler Komputer, akses internet 24 jam dengan 50 unit komputer, kepramukaan, olahraga, KIR dan bahasa inggris, serta menawarkan bekal ketrampilan kepada siswa, yakni ekstrakurikuler menjahit. Kerena menurutnya, ektrakurikuler menjahit ini untuk mengantisipasi lulusan yang tidak punya obsesi melanjutkan ke Perguruan tinggi, dengan tujuan sebagai life skill siswa.
Pada tahun 2003, dituturkan Miswadi, bahwa sekolah ini mempunyai pengalaman unik, karena lingkungan yang sepi, SMA Negeri 2 ini pernah kecurian. Untuk mengantisipasi hal itu, dibuatlah jalan keluar pagar lapis, serta pengamanan yang ekstra ketat. Dan rencananya, pada saat dies natalis nanti, akan menggelar wayangan. ”Biar anak-anak lebih mengerti, mengenal dan mengakses budaya kita”, imbuhnya.
Karena sudah diminati masyarakat, SMA Negeri 2 Batang ini mengaku kesulitan melakukan pengembangan sekolah karena terbentur keterbatasan keuangan. Karena selama ini, ada 15 Rombongan belajar, dan hanya ada 13 ruang kelas, sehingga kurang 2 lokal. Harapannya, untuk Pemda bisa mencukupi kebutuhan pokok sekolah, yakni sarana belajar dan gedung dicukupi, serta dana operasional ditambah, karena kegiatan siswa yang membutuhkan anggaran banyak, harapnya. (Tim)