Jumat, 26 Maret 2010

“GURU TIDAK HANYA MEMBERIKAN PELAJARAN TETAPI JUGA HARUS MENJADI SURI TAULADAN“

Dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah, khususnya bagi peningkatan kualitas profesi Guru Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar diperlukan beberapa strategi dan kiat-kiat guna mencapai proses pembelajaran yang bermutu. Hal ini dilakukan guna menyikapi perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sejalan dengan arus globalisasi yang mendunia berpengaruh terhadap moral kepribadian peserta didik yang akan menjadi obyek dari sebuah proses pembelajaran di sekolah.

Diselenggarakannya WORKSHOP KTSP DAN SERTIFIKASI GURU PAI SD Tk. PROVINSI JAWA TENGAH beberapa waktu lalu di Hotel Dewi Ratih Batang, dengan maksud dan Tujuan agar bekal professional guru dapat secara optimal memenuhi kebutuhan di dunia pendidikan. Adapun ruang lingkup dan sasarannya adalah semua Guru Pendidikan Agama Islam SD di seluruh wilayah Kabupaten Batang. Dengan para penyaji dan nara sumber dari Kantor Departemen Agama Provinsi Jawa Tengah, Institut Agama Islam Negeri Semarang, Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Batang, dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Batang.

Adapun rencana materi yang di sajikan di antaranya Implementasi, Sertifikasi dan Portofolio, Kebijakan Dinas Pendidikan Kabupaten Batang dan Kebijakan Departemen Agama dalam Pendidikan. Dari seluruh program yang telah di jalankan ada beberapa harapan yang dapat di jadikan tujuan bersama, dimana dengan adanya Workshop KTSP dan Sertifikasi, diharapkan Guru PAI SD mampu mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di Sekolah Dasar, Memberi bekal bagi Guru PAI SD untuk mempersiapkan proses Sertifikasi, Memahami kebijakan yang ada di Dinas Pendidikan maupun di Departemen Agama dan Meningkatkan mutu professionalisme Guru.

Pada kesempatan yang sama di sela-sela pelaksanaan acara, Wagiman, S.Ag selaku ketua Kelompk Kerja Guru Agama Kabupaten Batang yang di dampingi oleh Munawir selaku SC kegiatan Workshop menjelaskan ”Pelaksanaan kegiatan ini sebagai pembekalan dan sekaligus pemahaman bagi guru PAI khususnya agar dapat lebih memahami fungsi dan tanggung jawabnya, yang kedepan harus dapat lebih professional dan berkompetensi di bidangnya, dengan tetap menjaga dan melaksanakan aturan yang sekaligus memotivasi guru agar lebih kreatif dan meningkatan skillnya”, jelasnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Pendidikan kabupaten Batang, H. As. Yunan Thoha NHD ditemui usai acara mengatakan, bahwa pihaknya telah melayangkan surat kepada Menteri Agama dan Mendiknas, yang isinya meminta agar kedua instansi bekerjasama memberi kuota kepada guru pendidikan agama, agar sebanding dengan guru atau tenaga pendidik yang ada dibawah naungan Depdiknas. “Ini dalam rangka meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik”, ujarnya.

Namun, dirinya berharap kepada rekan-rekan guru yang belum mendapatkan sertifikasi, agar sertifikasi jangan dijadikan keluhan, mengingat masih banyak yang belum mendapat kesempatan. Sebab menurutnya, sebetulnya sertifikasi dan tujangan merupakan penghargaan kepada guru atas pengabdiannya, pada era otonomi daerah seperti sekarang ini, jelasnya.(tim)




STRATEGI PENGEMBANGAN ILMU-ILMU KEISLAMAN DALAM ERA GLOBALISASI

Oleh: Dony Eko Setiadi*)
Pengantar : Pembidangan Ilmu Dalam Konsep Islam
Pembidangan tentang ilmu sudah menjadi perhatian para ulama kita sejak abad ke-2 Hijriyah. Sebagai contoh, imam al-syafi’I mengelompokkan ilmu menjadi dua, yaitu ilmu ‘amah dan ilmu khashshah. Ilmu ‘Amah adalah ilmu yang mempunyai nash yang tegas dalam al-Qur’an dan hadist yang mutawatir yang telah diterima oleh umat islam yang cara penerimaannya secara berkesinambungan mulai dari Rasulullah SAW. dan terjadi perbedaaan dalam periwatan serta kewajibannya, misalnya : kewajiban solat, menunaikan zakat ,puasa ramadhan ,berhaji bila mampu, larangan membunuh, dan sebagainya. Jenis ilmu yang termasuk khashshah adalah selain yang disebutkan diatas ,dan untuk kelompok ini terbuka pintu terjadinya perbedaan pendapat. Perbedaan pendapat itu bias terjadi karena adanya perbedaan analisis dan sudut pandang sehingga kesimpulan yang berbeda .
Imam al-Ghazali mengelompokkan ilmu dalam dua jenis yakni : Syariah dan Ghair Syariah. Ilmu-ilmu syariah yang terpuji itu dibagi menjadi : ushul (pokok), furu’ (cabang), muqaddimat (pengantar), mutammimat (penyempurna). Sedangkan Ghair Syariah adalah ilmu-ilmu yang tidak termasuk dalam kelompok syariah. Ilmu jenis ini ada yang terpuji, yakni ilmu yang terkait dengan kemasalahatan masalah dunia seperti kedokteran, ada yang tercela seperti ilmu sihir, tenung, dan sebagainya dan ada yang mubah seperti ilmu sejarah , dan sebagainya.
Ilmu yang selama ini kita kenal secara garis basar juga dibedakan menjadi dua macam. Pertama, ilmu-ilmu yang berkaitan langsung dengan agama Islam atau disebut ilmu keislaman, seperti tauhid/kalam, tafsir, musthalah khadist, fiqh, ushul fiqh, akhlak, tasawuf, dan sebagainya. Kedua, ilmu-ilmu yang biasa disebut dengan ilmu-ilmu sekuler, yakni ilmu yang mengklaim sebagai ilmu yang berdasarkan empirik, yang pada umumnya merupakan hasil penelitian lapangan atau laboratorium.
Munculnya ilmu-ilmu keislaman adalah dalam rangka memahami wahyu untuk dipraktekkan. Wahyu yang didalam wujudnya berupa Al-Qur’an dan Hadist yang shahih menjadi ilmu-ilmu tersebut. Akan tetapi Al-Qur’an adalah wahyu yang berfungsi sebagai hudan, bukan proposisi, bukan hipotesa dan bukan pula asumsi yang bisa diubah oleh manusia, sedangkan ilmu-ilmu ke-Islaman merupakan produk ijtihad para ulama. Dengan demikian, ilmu ke-Islaman tidak identik dengan wahyu sehingga tempat keberadaannya bisa ditempatkan pada posisi yang tidak jauh dengan ilmu-ilmu umum (sekuler), paling tidak bila dilihat dari sudut epistemologi.

Rekontruksi Proses Keilmuan dalam Islam
Ketika Rasulullah SAW masih hidup, para sahabat mendapatkan pengajaran langsung dari beliau sehingga bila ada masalah dengan mudah dan dapat ditemukan jawabannya. Wahyu Allah yang berfungsi sebagai hudan itu diturunkan secara berangsur-angsur yang pada umumnya sesuai dengan konteksnya. Bahkan seringkali merupakan jawaban terhadap permasalahan yang muncul.
Setelah beliau wafat, umat islam sepakat untuk menjadikan Al-Qur’an dan Hadist sebagai sumber utama ajaran islam, dan keduanya dinamakan nash. Dengan berjalannya waktu dimana permasalahan yang dihadapi umat manusia itu senantiasa berkembang dan kompleks, sehingga bila hanya mengacu pada nash secara tekstual, maka banyak permasalahan yang belum terjawab. Para ulama mungkin membiarkan permasalahan yang muncul tidak disebutkan secara eksplisit dalam nash yang ada, kemudian mereka menggunakan cara berpikir argumentatif dan induktif, disamping berpikir deduktif.
Aktifitas berfikir semacam ini sudah berkembang sebagaimana yang dilakukan Umar bin al-Khaththab, para tabi’in dan imam-imam madzhab. Seiring berkembangnya waktu, aktivitas mereka itu menghasilkan pemahaman yang terbangun, yang kemudian berubah dari pemikiran berubah menjadi disiplin ilmu, sehingga muncullah ilmu kalam, ilmu tafsir, ilmu fiqh dan lain sebagainya.
Dari perkembangan ilmu-ilmu keislaman dari masa Rasulahllah SAW. sampai saat ini, Prof. dr. A. Qodri Azizy memformulasikannya kedalam enam fase. Pertama, pengkajian Islam yang berarti mendengarkan penjelasan dari Rasulahllah SAW. melalui Al-Qur’an dan Hadist, dan kadang-kadang para sahabat mohon penjelasan pada beliau. Kedua, para sahabat dan ulama mencoba memahami atau menafsirkan nash tersebut untuk memecahkan persoalan yang tidak secara eksplisit disebutkan dalam nash. Ketiga, perkajian islam berupa mempelajari pikiran ulama (mujtahid) yang sudah terbangun disiplin keilmuan; disini sering terjadi bentuk dogmatic, doctrinal dan normatife. Keempat, penyegaran terhadap proses pemikiran ulama; pada fase ini mulai jelas penempatan apa yang dianggap doktrin atau dogma sebagai hasil ijtihad ulama. Kelima, pengkajian islam sudah memulai usaha inovatif dan objektif untuk menilai atau mengetes kembali terhadap pemikiran mengenai islam. Keenam, adanya upaya untuk merekonstruksi keilmuan Islam yang dianggap beku untuk kemudian disesuaikan dengan tuntutan yang ada.
Dalam proses ini harus mengacu pada misi utama islam, yakni kemaslahatan umat dan keterikatannya dengan ciri utama islam disamping memperhatikan tuntutan perkembangan zaman yang memungkinkan terjadinya eklektis dalam epistemology ilmu-ilmu keislaman.

Pengembangan Ilmu-ilmu Keislaman
Kajian ilmiah untuk ilmu-ilmu keislaman bisa dilakukan dengan memperhatikan dua hal. Pertama, Ketentuan-ketentuan yang sudah tercantum dalam ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist shahih, terutama yang termasuk dalil qath’i tidak boleh digugat. Kedua, yang menjadi kajian adalah hasil ijtihad ulama yang merupakan produk manusia; sehingga hampir semua ilmu keislaman bisa menjadi lapangan kajian ulang secara kritis sehingga memungkinkan untuk berkembang.
Saat ini sudah saatnya untuk merekonstruksi yang diawali dengan dekonstruksi ilmu-ilmu keislaman yang sudah dianggap baku, dengan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut ;
1. Hasil karya ulama yang lalu yang selama ini ditempatkan sebagai doktrin hendaknya ditempatkan pada proporsi yang sebenarnya, yakni sebagai hasil ijtihad ulama terdahulu. Disini diperlukan adanya ’’humanisasi ilmu-ilmu keislaman’’ sehingga doktrin yang sakral tersebut menjadi sesuatu yang bisa tersentuh manusia.
2. Melihat hasil ijtihad tersebut secara kontektual, sehingga menjadi hidup dan mempunyai nilai. Dengan demikian, kontekstualisasi terhadap hasil ijtihad masa lampau perlu dikembangkan.
3. Setelah mampu menciptakan kontekstualisasi, barulah akan mampu mengadakan reaktualisasi.
Proses dekonstruksi–rekonstruksi yang meliputi relatifisasi doktrin ilmu-ilmu keislaman tersebut harus diimbangi dengan arah timbal balik mereposisi yang selama ini dianggap sekuler. Ilmu-ilmu yang selama ini dianggap sekuler itu hendaknya diadakan ’’sakralisasi’’ atau lebih tepatnya pemberian nilai-nilai agama sehingga akan semakin dekat dengan ilmu-ilmu keislaman.
Dalam konteks dekonstruksi–rekonstruksi ini perlu dikaji secara mendalam dan serius terhadap pemikiran-pemikiran ulama klasik secara akademis, obyektif dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademik pula. Sebagai contoh, selama ini, khususnya diindonesia ketika menyebut nama al-Ghazali, termasuk ketika akan mengkaji pemikirannya, sudah terjadi keputusan penilaian terlebih dahulu sehingga hasilnya akan sangat bias.
Disini akan muncul dua kelompok masyarakat yag berbeda. Pertama, sebelum mengkaji sudah membuat keputusan kehebatannya, bahkan ada yang mengelompokkan sebagai orang suci yang tidak bersalah, sehingga tidak ada lagi mampu melakukan kajian kritis, atau bahkan tidak berani melakukannya karena khawatir dianggap su’ul adab. Kedua, sebelum mengkaji sudah su’uzhan dan menilai negatif terlebih dahulu sehingga apapun yang dihasilkan al-Ghazali adalah jelek dan negatif.
Kalau dunia pendidikan masih terbawa kebiasaan seperti itu berarti kita belum mampu hidup didunia akademaik. Kalau buku-buku filosof seperti plato, aritoteles dan lainnya masih saja menjadi rujukan dan dianggap sebagai buku klasik dan serta masih dikaji, mengapa ilmu-ilmu keislaman tidak banyak disentuh dan dikaji secara mendalam ?, ini memperkuat anggapan kita bahwa problemnya sebenarnya bukan pada esensinya, tetapi pada pendekatan dan operasoinalisasinya.

Penutup
Sudah saatnya kita untuk mengubah metode, sekaligus materi pembelajaran yang selama ini jauh dari kritisme. Pengembangan ilmu-ilmu keislaman sangat terbuka untuk keperluan kehidupan dunia. Pernyataan “tidak ada pemisah antara ilmu agama dan ilmu umu” perlu pembuktian, yaitu dengan melakukan tjtihad yang berangkat dari wahyu, yang berarti masuk cakupan ilmu keislaman, dan pengembangannya sejajar dengan ilmu-ilmu sekuler. Wahyu berfungsi sebagai sumber dan sekaligus sebagai pembatas kebebasan rasionalitas.

*) Penulis adalah mahasiswa Syariah STAIN Pekalongan. Di Forum Komunikasi Mahasiswa Batang se-Indonesia, menjabat sebagai Koordinator Pusat (KP-FKMBI)

Ditulis untuk majalah bulanan Jurnal Pendidikan Batang Berkembang. Makalah ini merupakan resume dari paper Prof. Dr. H. Muslich Shabir, MA dalam stadium general semester genap 2008 STAIN Pekalongan.

MTS MUHAMMADIYAH BATANG BERKIPRAH SECARA NYATA



MTs Muhammadiyah Batang berkomitmen untuk mengusung visi Unggul dalam bidang mutu akademis yang berpijak pada akhlak mulia dengan berpribadi amal soleh.
Peningkatan mutu pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah negeri semata , untuk itulah atas kesadaran dan motivasi yang dimiliki sekolah swasta, patut di hargai di tengah keterbatasan yang ada justru menjadi cambuk untuk berbuat yang terbaik dan bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya.
MTs Muhammadiyah Batang yang berada di Jl. Yos Sudarso Gg. Progo 122/2 Telp. 0285-7910922 atau tepatnya di kelurahan Proyonanggan Utara dukuh Kebonan, sebagai salah satu sekolah swasta mencoba berbenah diri dengan partisipasi seluruh komponen pendukung di dalamnya, mulai dari dewan guru, staf pengajar dan dukungan komite sekolah yang senantiasa berperan aktif untuk memajukan dunia pendidikan menengah pertama, yang sejalan dengan program yayasan yang menjadi naungannya.
Sekalipun faktor input yang rendah, dengan kerjakeras warga sekolah dan dukungan masyarakat, madrasah yang di pimpin oleh H. M Harto Setiyono, BA ini, telah mampu berkiprah secara nyata, dalam mencerdaskan anak bangsa.
Sekolah yang telah ter-Akreditasi B ini, gemuk dengan kegiatan extrakurikuler, diantaranya Pramuka, Pencak silat, Menjahit, BTA atau baca tulis Al-Qur’an dan kegiatan pendukung lainya, mencoba mensejajarkan diri dengan sekolah favorit yang ada di kota Batang.
Beberapa fasilitas sebagai penunjang, juga mulai ditata oleh pihak sekolah, yang diantaranya adalah, dengan adanya laboratorium komputer, ruang perpustakaan yang cukup memadai dalam menunjang referensi bagi siswa, serta yang paling penting dan utama adalah tempat ibadah yang memadai untuk sholat dzuhur berjamaah siswa dan guru, yang sudah menjadi program wajib sekolah, dengan tujuan untuk melatih kedisiplinan dalam beribadah. Adapun sarana prasarana penunjang yang belum ada hanya Laboratorium IPA, hal ini perlu adanya perhatian dari pihak-pihak yang terkait, yang semata untuk efektifitas program pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan.(tim)

SMP NEGERI 3 WONOTUNGGAL TARGET UAN MASUK 15 BESAR


Dengan di dukung sarana prasarana yang memadai guna menunjang proses belajar mengajar, SMP Negeri 3 Wonotunggal telah melakukan berbagai persiapan untuk antisipasi menghadapi Ujian Akhir nasional (UAN) yang sudah didepan mata, yang diantaranya, dengan melakukan penambahan jam pelajaran, yang dilakukan 1 minggu 5 kali, yang dilaksanakan setelah pelajaran usai”, tutur Wiranto, S.Pd selaku Kepala sekolah, kepada Tim Liputan Jurnal Pendidikan Batang Berkembang, beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut Wiranto mengatakan, selain penambahan jam pelajaran, juga dilakukan doa bersama atau istighosah yang dilaksanakan 2 minggu sekali. “Yang tidak kalah pentignya, kita juga membentuk Tim sukses UAN, yang didalamnya ada guru bidang aqiu dan exsqiu”, tutur Wiranto.
Lebih lanjut Wiranto mengatakan, untuk UAN tahun ini, pihaknya menargetkan, untuk sekolah yang dipimpinnya ini, bisa masuk 15 besar tingkat Kabupaten. ”Tentunya tidak muluk-muluk, mengingat tahun kemarin UAN kita peringkat 20, maka kami optimis, untuk tahun ini bisa masuk 15 besar. Dan untuk mencapai itu semua, berbagai persiapan dan langkah-langkah telah kita lakukan”, imbuhnya.
Yang perlu diketahui, ada hal yang sangat menggembirakan pihaknya, bahwa masyarakat atau orang tua siswa sangat peduli dengan pendidikan, salah satu contohnya dengan meminta ke sekolah, agar diadakan proyek peningkatan mutu disekolah yang dipimpinnya ini. “Tentunya permintaan ini kami sambut dengan positif. Dan kita optimis, bisa memenuhi permintaan masyarakat, karena, tanpa dimintapun, itu sudah menjadi tanggung jawab kita”, jelasnya.
Dibantu 18 dewan guru yang professional, dirinya optimis, untuk mengelola SMP Negeri 3 Wonotunggal dengan 280 siswa ini, untuk bisa lebih berkembang dan maju, dan juga dalam hal meraih prestasi yang bagus. “Terbukti, berkat kerja keras dan profesionalisme dalam bekerja, dan tentunya juga didukung deng apotensi anak, kita pernah mewakili Kabupaten Batang ke tingkat Karesidenan untuk cabang olah raga bola voly, juga Jambore di Rembang dan Jumbara di Karesidenan Banyumas”, terang Wiranto yang juga mantan guru SMP Negeri 2 Subah ini.(tim)

SD NEGERI 3 KAMBANGAN BLADO MASIH KURANG LOKAL KELAS


Sejak berdirinya pada tahun 1982, sekolah paling bontot di desa paling barat Kecamatan Blado ini, memang masih kekurangan lokal kelas, karena hanya dibangun dengan 3 ruang untuk kelas saja. Dituturkan kepala SD Negeri Kambangan 3 Blado, Achyar, yang didampingi Agus So'im mengatakan, bahwa dengan kurangnya lokal kelas ini, untuk proses belajar mengajarnya kurang efektif. “Dengan jumlah 200 murid yang terbagi dalam 6 rombel, kami terpaksa membagi kegiatan belajar mengajar dengan 2 tahap, yakni pagi dan siang hari. Dan hal ini sudah berlangsung sejak tahun 1986”, katanya.
Lebih lanjut, Achyar mengatakan, untuk murid kelas 1, 2, dan 3 masuk pagi, dan pulang jam 10.00 wib, dilanjutkan dengan murid kelas 4, 5 dan 6. “Murid kelas 1,2, dan 3 seharusnya pulang jam 10.40, namun, karena kelas 4,5 dan 6 sudah menunggu untuk giliran memakai ruangan, anak-anak kelas1,2 dan 3 pulang lebih awal 40 menit, sehingga kurang efektif dan efisien, dan yang jelas, anak kurang waktu untuk belajar, dan kami berharap, mohon perhatian pemerintah, untuk menambah ruang kelas baru, sekalian dengan mebeler, dengan tujuan untuk mengimbangi keinginan masyarakat yang selama ini tidak apatis dengan keadaan sekolah kita”, harapnya.
Dikatakan Achyar, bahwa sekolah yang dipimpinnya ini, untuk ukuran prestasi, sudah tergolong bagus. Bahkan pihaknya selalu ikut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan ditingkat kecamatan, bahkan, beberapa siswa-siswinya pernah mewakili kecamatan ketingkat Kabupaten, dalam kegiatan Popda. “Kita terus mengembangkan potensi anak dengan beberapa kegiatan ekstrakurikuler, yang diantaranya, pramuka, olahraga, dan seni rebana. Yang pasti kita akan berusaha untuk lebih maju, karena rekan-rekan tenaga pengajar masih potensi, muda-muda, dan banyak yang melanjutkan kejenjang S1”, imbuhnya.
Mengenai persiapan menghadapi UASBN, pihaknya telah melakukan les, try out, latihan-latihan 1 minggu penuh, yang dilakukan setelah pulang sekolah, dan juga dilakukan sosialisasi kepada wali murid, untuk persiapan UASBN. “Karena, bagaimanapun juga, diperlukan adanya dukungan dari wali murid untuk memotivasi anak-anaknya dalam menghadapi ujian nanti, dengan demikian, anak-anak akan lebih bersemangat”, pungkasnya. (TIM)

SD NEGERI KALIWARENG WARUNGASEM CETAK BIBIT ATLET TENIS LAPANGAN


Peningkatan mutu pendidikan adalah menjadi sebuah keharusan agar generasi yang akan datang mampu berkiprah dalam menghadapi tantangan jaman. Pendidikan tingkat dasar menjadi tolak ukur dalam penanaman nilai dan karakter yang berdasar pada pola pengembangan pengajaran yang menyenangkan.
SD Negeri Kaliwareng kecamatan Warungasem Batang menjadi salah satu sekolah dasar yang mencoba menggali dan mengarahkan siswanya untuk mengexplorasi kemampuan dirinya, melalui bidang-bidang yang di minati oleh siswa itu sendiri.
Beberapa bidang extrakurikuler menjadi lebih menfokuskan lagi pada pencapaian prestasi yang terbukti dari beberapa event lomba yang di ikutinya, mampu menorehkan prestasi baik di tingkat daerah hingga ke propinsi. Bahkan untuk bidang olahraga seperti tenis lapanagn menjadi langganan juara I, II dan III yang diikuti bidang bola volly khususnya putri yang juga mampu berbicara pada tingkat daerah kabupaten Batang.
Ditemuin PKM Sugiyanto A.ma.Pd selaku kepala sekolah SD Negeri Kaliwareng di ruang kerjanya yang sangat sederhana, menuturkan beberapa kiat-kiat dan rencana program kedepan yang kan dilakukan untuk lebih memajukan pendidikan di desa. “Kami sedang merencanakan pembuatan lapangan tenis yang lebih permanen lagi dengan paving, agar kegiatan latihan olah raga, khususnya tenis lapangan lebih optimal lagi walaupun kami sekarang masih terkendala masalah dana “ jelasnya.
Untuk kelengkapan sekolah seperti ruang perpustakaan yang sekarang ada, juga dirasa masih perlu di benahi lagi yang tentunya juga bersama-sama dengan partisipasi masyarakat dan dewan guru yang telah mendedikasikan dirinya bagi pembangunan pendidikan di desa.
Usaha dan jerih payah dari seluruh guru SD Negeri Kaliwareng telah menjadi motivasi tersendiri bagi siswa–siswinya untuk lebih bersemangat dalam mengembangkan diri dan mengikuti proses belajar mengajar. “Yang jelas kedepan segala bentuk prestasi baik akademik maupun non akademik harus dilakukan penataan dan pembinaan yang di koordinasikan antara guru atau sekolah dengan dinas pendidikan, khususnya bidang olah raga’ pungkas Sugiyanto.(tim)

SD NEGERI CEPAGAN 02 WARUNGASEM BERPRESTASI DI TENGAH KETERBATASAN

Sekolah Dasar Negeri Cepagan 02 yang dipimpin oleh Slamet Kusnandar A.ma.Pd merupakan sekolah dengan dasar yang selalu berupaya untuk menjadi sekolah yang terbaik dengan segala keterbatasannya.
Bangunan gedung yang sudah tua dan di makan usia, serta gudang yang memanfaatkan rumah penjaga yang kinipun mulai dimakan rayap dan bocor jika hujan datang, menjadi bagian tersendiri dari sekolah dasar di negeri ini.
Kondisi ini dapat dilihat dari prasarana dan ruang kelas yang sudah banyah yang lapuk dan jebol yang di perparah lagi dengan atap dari seng, yang apabila siang datang, suasana dan temperatur dalam ruangpun akan meningkat atau panas yang membuat gerah baik guru serta murid. Yang jelas kenyamanan proses belajar akan terganggu. Untuk itu perlu segera adanya koordinasi yang serius antara pihak sekolah dengan instasi terkait pendidikan diatasnya.
Untuk fasilitas perpustakaan yang sangat fitalpun patut di jadikan perenungan bersama, karena hingga kini masih menumpang di salah satu rumah guru, yang letaknya beberapa meter dari lokasi sekolah, yang artinya perpustakaan yang ada kurang optimal dalam pemanfaatannya.
Hal ini di jelaskan secara detail oleh Slamet Kusnandar yang di dampingi oleh Jumhari selaku guru PAI di ruang kerjanya, kepada tim liputan jurnal pendidikan, beberapa waktu lalu. ”Kami berharap, pemerintah bisa lebih serius lagi memperhatikan pendidikan tingkat dasar, terutama dalam penyediaan sarana dan prasarana sekolah. Karena sarana pembelajaran itu juga sangat penting untuk menopang aplikasi keilmuan siswa yang kebetulan untuk alat peraga yang kami milki seperi IPA, matematika, serta alat timbang UKS dan globe atau atlas sudah rusak dan perlu di ganti”, jelasnya.
Paling tidak kedepan kebijakan pemerintah dalam membangun dunia pendidikan dapat lebih tepat sasaran, terutama dalam pembinaan dan pemenuhan guru pengajar yang memadai secara kualitas dan sesuai dengan proporsinya sebagai langkah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, tentunya dengan seluruh partisipasi masyarakat yang dilakukan secara seimbang. (TIM)

SD NEGERI BAKALAN KANDEMAN TERAPKAN MANAJEMEN SEKOLAH SYSTEM ONLINE


Dengan visi Unggul dalam prestasi berdasarkan Iman dan Taqwa, Penyelenggaraan pendidikan pada tingkat dasar untuk memberi bekal pengetahuan dan ketrampilan dasar dalam berbagai bidang ilmu untuk di kembangkan dan di perdalam pada jenjang pendidikan diatasnya, dengan mengedepankan penguasaan akan ilmu dan tehnologi.
Kemajuan ilmu dan tehnologi sebagai hasil proses perkembangan jaman menuntut semua lini kehidupan harus berusaha mengikutinya agar tidak ketinggalan dengan kebutuhan akan perkembangan jaman termasuk dunia pendidikan khususnya di kabupaten Batang yang notabene memiliki infrastruktur yang memadai, untuk selalu relefan menjawab tantangan jaman.
Untuk itulah SD Negeri Bakalan kecamatan Kandeman berupaya untuk selalu meng-up-date perkembangan ilmu dan tehnologi dengan salah satu bentuk program pendukungan adalah dengan menerapkan Sistem operasional manajemen sekolah berbasis online terutama pada pengembangan dan penyediaan data meliputi bidang perpustakaan dan administrasi sekolah dengan layanan secara online yang bekerjasama dengan UDINNUS Semarang sebagai fasilitator dan advisernya.
Dengan pengembangan Tehnologi Informatika dan Komunikasi menggunakan media komputer dan jaringan internet, kedepan diharapkan segala pelaporan data dan nilai siswa dapat langsung di akses melalui web site yang dimiliki SD Negeri Bakalan dengan e-mail bakalanelementaryscholl@yahoo.com.
Prihatin Ama.pd selaku kepala sekolah dasar negeri Bakalan menuturkan berbagai rencana strategis yang telah di programkan dan telah di jalani oleh sekolah yang dipimpinnya, kepada timliputan jurnalpendidikan Batang Berkembang. “Dalam pengembangan sekolah, kami yang sekarang ini menjadi satu-satunya sekolah di kabupaten Batang yang menerapkan manajemen sekolah system online mempunyai skala prioritas yang harus kami jalankan bersama-sama dewan guru lainya, yang telah menjadi komitmen bersama antara lain Menuju keberhasilan dalam ujian sekolah, Menuju prestasi tertinggi dalam bidang non akademik dan Menciptakan anak yang aktif, kreatif dan menyenangkan, Menjadikan sekolah kami mampu meraih berbagai prestasi, baik di tingkat daerah sampai pada tingkat propinsi jawa tengah“, jelasnya.
Dari semua persiapan yang telah di lakukan, yang tidak kalah pentingnya adalah harus segera di lengkapi tenaga untuk input dan mengolah data ke server yang di miliki. karena peran tenaga operator data akan sangat di perlukan untuk input mentransfer data kesiswaan, data ketenagaan, data keuangan dan data sarana dan prasaranya, yang dimiliki sekolah yang menuntut adanya perubahan data setiap minggunya, sesuai dengan kebutuhan akan perkembangan yang terjadi. Dimana kedepan arahnya adalah membentuk data base bagi keperluan transformasi data yang diperlukan oleh pihak pemerintah, lembaga pendidikan, warga masyarakat, dinas pendidikan dan terutama siswa itu sendiri seperti memudahkan setiap siswa untuk mencari nilai hasil ujian dan informasi lainya yang sangat diperlukan.
Untuk itulah pengenalan Tehnologi Informatikan dan Komunikasi mulai diperkenalakan kepada siswa mulai kelas empat dengan muatan lokal yang disesuaikan dengan kebutuhan pendidikan itu sendiri. “Yang jelas, sekolah kami masih memerlukan lagi tambahan ruang kelas untuk penembangan perpustakaan dan TIK dengan kwalifikasi standar, yang hal ini dapat terlaksana jika adanya bantuan rehab atau pembangunan gedung untuk ruang belajar dari instasi terkait, untuk itu, kami mengharap bantuan dari dinas untuk memperbaiki sarana dan prasara di sekolah kami yang masih sangat terbatas, termasuk bantuan bagi penyelesaian pembuatan talut yang hingga kini belum selesai agar tidak terjadi longsor, karena sekolah kami berada persis di tepi sungai dan hal ini tidak akan terlaksana hanya mengandalkan swadaya masyarakat saja“, tegas Prihatin yang didampingi Muslimin. (tim)

SD NEGERI SAWAHJOHO 01 WARUNGASEM KEMBANGKAN SENI GEGURITAN



Sekolah Dasar Negeri Sawahjoho 01 yang merupakan sekolah dengan keterbatasannya yang juga hingga kini menempati tanah desa yang berdiri sejak tahun 1912 M, tidak berhenti dalam menata dan meningkatkan mutu kelulusan yang di hasilkan, untuk dapat meneruskan sekolah menengah pertama dan berprestasi dalam bidangnya masing-masing, sebagai upaya dalam mengembangkan potensi sejak dini di tingkatan palinga dasar.
Ditemuinya Larasati A.ma.Pd. dengan komite sekolahnya Surakhmat yang di dampingi oleh guru kesenian Asmuni di ruang kerjanya menjelaskan, pihaknya mencoba menenamkan nilai-nilai luhur dan budi pekerti pada siswa. “Dengan beberapa kiat yang kami jalankan termasuk mengembangkan kesenian daerah seperti geguritan, mocopat, pencak silat dan seni suara, dengan harapan agar anak-anak dapat lebih santun lagi bermasyarakat nantinya”, jelasnya.
Terbukti dari beberapa lomba yang di ikuti siswa-siwinya, mampu berbicara diberbagai event, dengan meraih juara seperti Olimpiade IPA, lompat tinggi, baca puisi dan juara mocopat serta juara menyanyi daerah. Sekalipun dengan keterbatasnya setiap akan ada kejuaraan maka guru akan mendampingi dan melatih dengan pembagian tugas sesuai dengan potensi dan bidang tugas yang di milikinya. baik melalui training center maupun penggemblengan yang terarah.
Salah satu yang menjadi motivasi kuat bagi siswa untuk lebih giat dan berlatih kesenian karena adanya guru yang menguasai seni dengan senantiasa membimbing dan mengarahkan kebidang seni terutama geguritan .Hal ini di dorong dengan tingkat kelulusan sekolah yang selalu mengacu pada standart kelulusan yang juga dapat melanjutkan pada tingkatan sekolah menengah pertama di tempat yang sesuai dengan harapan.
“Kami sangat mengharapkan bantuan dari dinas terutama untuk pengadaan alat peraga dan media pembelajaran agar proses belajar dapat berjalan secara effektif lagi dengan tetap memprioritaskan pengadaan sarana dan prasaranya yang memadahi’, harap Larasati selaku kepala sekolah.
Untuk mengatasi kendala peningkatan prestasi akademik, salah satunya dengan mengadakan remidi bagi siswa yang masih lemah dalam penguasaan materi pelajaran. Dan kedepan mudah mudahan upaya untuk mengatasi kekurangan guru atau tenaga pendidik yang masih sangat minim dapat segera teratasi dengan bantuan dinas terkait. Kesemuanya itu dilakukan dengan harapan dapat mencapaii visi sekolah yang berupaya untuk maju dalam kwalitas, unggul dalam kreatifitas berdasarkan IMTAQ. (tim

BANJIR MENGHANTUI SD NEGERI KARANGASEM 05 BATANG


Tercapainya Prestasi, Beriman, Bertaqwa dan tertanam Budi Pekerti, telah menjadi visi pengembangan bagi SD Negeri Karangasem 08, dengan predikat SNN atau Sekolah Standart Nelayan. Dimana dengan lokasi dekat pantai dan posisi jalan lebih tinggi dari bangunan gedung sekolah, yang menjadikan Sekolah Dasar Negeri Karangasem 05 Batang selalu terancam banjir jika terjadi hujan lebat, terutama untuk ruang kelas 1, 2 dan 3 yang akan terendam banjir dan tergenang air yang memaksa siswa dan guru harus melepas sepatu dan membiarkan kaki terendam air selama berjam-jam selama mengikuti proses pembelajaran.
Kondisi seperti ini, jika dibiarkan dan berlangsung lama, akan menyebabkan penyakit seperti masuk angin dan penyakit kulit lainya di tambah dengan kondisi lingkungan yang kurang kondusif dengan adanya bau limbah ikan dan ikan asin termasuk bau garam yang sangat menyengat, yang pada akhirnya akan mengganggu proses belajar siswa di SD Negeri Karangasem 08 Batang.
Langkah-langkah koordinasi dengan instasi terkait dengan melibatkan komite sekolah telah diupayakan oleh pihak sekolah, termasuk juga pengajuan proposal lewat kantor cabang dinas pendidikan untuk mendapat bantuan pengurukan dan peninggian bangunan ruang kelas yang di perkirakan mencapai Rp. 150.000.000,-. Namun sayangnya, hingga saat ini belum ada kejelasannya, apakah bantuan itu bisa terealisasikan atau tidak, karena walau bagaimanapun proses belajar harus tetap berjalan di tengah-tengah keterbatasannya.
Seperti yang di jelaskan Mardiyana, S.Pd salaku kepala sekolah, yang dijumpai tim liputan Jurnal Pendidikan diruang kerjanya, yang pada saat itusedang membersihkan ruangan kantor dari genangan air banjir mengatakan, pihaknya sangat berharap, agar bantuan untuk sekolah yang dipimpinnya, segera terealisasi. “ Kami sangat berharap akan bantuan pengurukan dan peninggian sekolah kami, agar anak –anak dan guru dapat tenang melakukan proses belajar, karena kami punya komitmen untuk tetap melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab untuk memajukan pendidikan di Batang walau sekolah kami memenuhi kreteria SSN atau Sekolah Standart Nelayan dimana sebagaian besar siswa kami dari keluarga nelayan yang kurang mampu” harapnya.
Bentuk unggkapan terima kasih juga menjadi motivasi yang kuat bagi sekolah dan orangtua murid atas bantuan yang telah di terima dalam bentuk MOU dan dana rehap propinsi untuk bangunan unit dua yang sangat dirasakan oleh siswa dan guru untuk lebih baik lagi dalam pengelolaan dan partisipsi wali murid dalam bersama-sama memajukan SD Negeri Karangasem 05 Batang (TIM)



SD Negeri Kambangan 2 Blado TUNTUT PERAN WALI MURID UNTUK PENINGKATAN MUTU


Untuk meningkatkan mutu pendidikan, tidak saja hanya bergantung pada profesionalisme guru dan potensi murid, namun diperlukan juga, kelengkapan sarana dan prasarana yang memadai, sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar. Hal ini seperti yang dituturkan Kepala SD Negeri Kambangan 2 Blado, Sudjono, Ama.Pd, kepada tim liputan Jurnal Pendidikan Batang Berkembang, beberapa waktu lalu. “Bagaimana mau meningkat mutu pendidikan kita, apabila semua masih dalam keadaan serba terbatas”, tuturnya.
Lebih lanjut Sudjono mengatakan, seperti halnya yang terjadi disekolah yang dipimpinnya, semuannya masih dalam keadaan keterbatasan, sehingga perlu adanya perhatian yang serius dari pemerintah. “Sekolah kita hanya ada 5 lokal, 1 untuk kantor, dan sisanya untuk kegiatan belajar mengajar, sehingga, untuk kelas 1 dan 2 bergantian, kelas 3 dan 4 menggunakan 1 ruangan yang di skat, yang diperparah dengan jumlah tenaga pendidik yang hanya pas-pasan. Bahkan, kondisi ini lebih diperparah, dengan minat baca yang baik dari anak-anak, yang tidak diimbangi dengan kelengkapan perpustakaan”, jelasnya
Sekolah yang pernah mendapat Juara II lomba Mapel PAI SD tingkat Kabupaten tahun 2003 ini, untuk persiapan menghadapi ujian, telah mempersiapkan beberapa langkah, diantaranya mengadakan les pagi hari mulai jam 0, untuk kelas 6, dan sudah melakukan try out 3 kali. “Kita berusaha semaksimal mungkin, dan juga, kita sosialisasi kepada orang tua murid, agar ikut berperan dalam membimbing dan memotivasi anak-anaknya. Dan kita minta, bila hasil kurang baik, guru jangan jadi kambing hitam, karena lain dengan kota, wali murid pada umumnya sangat banyak perhatian”, katanya.
Dikatakan Sudjono, bahwa sosialisasi kepada orang tua murid, pihaknya mengadakan pertemuan 2 kali dalam 1 tahun. Hal ini, dengan tujuan untuk memberikan kesadaran kepada wali murid, sehingga diharapkan untuk ada perhatian kepada anak-anaknya dalam kegiatan belajar dirumah, dan intinya, peningkatan mutu pendidikan jangan hanya dibebankan kepada guru saja, namun juga perlu adanya peran serta dari orang tua atau wali murid, serta didukung dengan lengkapnya sarana prasarana penunjang kegiatan belajar mengajar. (Tim)

SD CEMPERENG MENANAMKAN BUDI PEKERTI SEJAK DINI


Ada rasa trenyuh, ketika kita masuk dilingkungan SD Cempereng, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang. Pasalnya, pertama kali masuk gerbang sekolah, hampir keseluruhan murid, mengucapkan salam, dan salim (cium tangan), kepada setiap tamu yang datang.
Hal ini di dukung dengan penjelasan Suprapti, S.Pd, selaku kepala sekolah.
“Kita memang melakukan pembiasaan kepada siswa, dengan penanaman budi pekerti, kepada siswa, sedini mungkin. Dengan tujuan, membentuk siswa yang mempunyai kepribadian yang baik, serta berakhlakul kharimah”, tuturnya.
Mengenai persiapan mengadapi ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN) nanti, menurut Suprapti, pihaknya sudah melaksanakan berbagai persiapan.
“Persiapan sudah dilaksanakan sejak januari, dan yang sudah kita laksanakan diantaranya, memberikan tambahan belajar, yang dilaksanakan setiap hari senin sampai kamis, dari jam 1 sampai 2.30, untuk mata pelajaran yang diujikan, kemudian memberikan motivasi kepada orang tua murid, dengan maksud, agar masyarakat ikut mengawasi, karena kita membentuk kelompok belajar, dan kita titipkan kepada orang tua sebagai pengawas, disamping ada pantauan dari kita (guru-red), dan tak lepas pembahasaan materi lewat buku-buku khusus, dan dari dinas juga dilakukan Try Out”, jelasnya.
Menghadapi ujian nanti, pihaknya optimis, dan menerapkan kepada jajarannya, untuk kerja keras dan tidak boleh duduk manis, demi keberhasilan prestasi anak didiknya. Namun yang menjadi kendala selama ini, dituturkan kepala sekolah, bahwa dengan adanya BOS (Bantuan Operasional Sekolah), pengertian masyarakat, telah menggratiskan segala kegiatan sekolah. Dan pihaknya berharap, untuk pihak yang terkait, untuk memberikan pengertian kepada masyarakat.
“Setiap ada kegiatan, banyak SD yang tombok, di mohon Dewan pendidikan untuk ikut ngasih masukan ke dinas, bagaimana solusi yang terbaik untuk mengatasi permasalahan ini”, pungkasnya.
Perlu diketahui, sekolah dengan total murid 227 siswa ini, untuk ukuran prestasi tergolong cukup lumayan, diantaranya, pernah menjuarai Mapsi tingkat kabupaten tahun 2005, dan dikirim ke tingkat provinsi hingga masuk 10 besar, kemudian volly peringkat 4 kecamatan, lompat jauh juara I tingkat kecamatan, porseni tari juga juara tingkat kecamatan, dan untuk lomba cerdas cermat tingkat kecamatan masuk 5 besar. (Tim)

POLRESTA BATANG SOSIALISASI LANTAS UNTUK ANAK USIA DINI


Ada yang tak biasa terjadi dihalaman POLRESTA Batang, yang saat itu dalam keadaan ramai. Bukan karena adanya operasi tata tertib berlalu lintas, maupun adanya demo yang biasa terjadi di kabupaten tercinta ini. Tetapi, keramaian terjadi karena anak-anak TK atau Sekolah taman kanak-kanak dari tujuh sekolah di kota Batang, berkumpul bersama gurunya di depan halaman Polres Batang, untuk mengikuti kegiatan pengenalan tata tertib dan rambu-rambu lalu lintas, yag diselenggarakan pihak Polres.
Acara yang di hanya di ikuti anak-anak ini, langsung dipimpin oleh Kasat Lantas Polresta Batang, AKP. Heru Purnomo, dengan harapan memberikan citra positif pilisi sebagai sahabat anak Indonesia. “Kami mencoba memberikan pemahaman dan pengertian pada anak-anak, akan tugas dan fungsi polisi di masyarakat. Diharapkan pada perkembangannya nanti, anak-anak menjadi warga masyarakat yang dapat menjadi contoh dan tertib berlalu lintas, untuk itulah perlunya pengenalan dan pendidikan di usia dini bagi anak-anak sekolah di tingkat taman-kanak yang mana masih bersih dari perilaku dan sikap yang kurang terpuji”, tuturnya.
Barang kali yang terpenting lagi adalah adanya upaya untuk memasukan program-program kepolisian dan hal yang terkait didalamnya, ke dalam kurikulum sekolah tidak hanya terbatas pada kegiatan extrakurikuler PKS atau Patroli Keamanan Sekolah saja. ”Kita mencoba untuk merangkul pemerintah, dalam hal ini Dinas pendidikan, agar untuk kedepannya, program dari kepolisian ini, bisa diikutkan dalam kurikulum sekolah”, imbuhnya.
Adapun pihaknya berharap, untuk masyarakat agar mematuhi rambu-rambu lalu lintas. ”kami menghimbau, agar masyarakat peduli dan mematuhi rambu-rambu lalu lintas yang ada, dan memakai kelengkapan berkendara yang aman, dengan tidak arogan, karena hal ini berkaitan dengan mengutamakan keselamatan diri sendiri. Karena berdasar data angka kematian akibat kecelakaan lalu lintas, kini jumlahnya telah melebihi korban perang di dunia”, tutur Heru, diselingi canda. (Tim)





SD NEGERI CEPAGAN 01 WARUNGASEM PELESTARIAN SEKOLAH CAGAR BUDAYA INDONESIA


Kemajuan suatu bangsa tidak terlepas dari peradaban yang dimilikinya. Penghargaan yang tinggi akan nilai sejarah dan budaya yang dimilikinya akan membentuk karakter dan citra manusia yang ada dalam suatu bangsa. Salah satunya adalah penghargaan terhadap peninggalan dan tempat yang bersejarah dalam proses pembentukan Negara terutama bidang pendidikan. Kalau kita serius mau menata dan melestarikan segala bentuk dan unsur pendukung budaya, serta sejarah yang ada didalamnya, berarti kita juga mau menjadi manusia yang beradab.
Di desa cepagan kecamatan Warungasem Batang, telah berdiri bangunan yang sangat bersejarah dan monumental sejak tahun 1925 M, atau sebelum jaman kemerdekaan berupa sekolah dasar yang hingga kini masih terjaga dan unik adanya. Sejak berdiri hingga sekarang, hampir sebagian besar sarana dan prasarana pembelajaran dan gedung yang di gunakan sangat terjaga dan terawat keaslianya.
Sekolah Dasar Negeri Cepagan 01 Warungasem Batang yang berdiri sejak jaman perjuangan ini memegang peranan yang sangat penting dalam mendidik dan mempersiapakan kader-kader bangsa yang terdidik dan pandai dalam memperjuangkan kemerdekaan yang sekaligus megisinya. Sebagai sekolah dasar yang mempunyai nilai sejarah SD Negeri Cepagan 01 selayaknya ditetapkan sebagai warisan budaya bangsa yang harus dilindungi dan di lestarikan.
“Kami merencanakan, bangunan utama yang ada akan kami pertahankan sampai kapanpun selama bumi pertiwi ini masih ada, yang arahnya kedepan akan kami gunakan untuk ruang pendidikan dan sekaligus sebagai ruang pertemuan serbaguna KKG” jelas Supri Irianto . S.Pd, selaku kepala sekolah SD Negeri Cepagan 01 Warungasem Batang.
Sekalipun dengan gedung sekolah yang tua, tak berarti pencapaian prestasi sekolah baik akademik maupun non akademik juga ketinggalan dengan sekolah lainya. Hal ini terbukti dengan diraihnya berbagai penghargaan yang telah di dapat, diantaranya adalah juara pada bidang seni dan olah raga seperti juara Drum band dan Karawitan, yang selama ini sudah di dukung alat-alat gamelan yang lengkap disekolah, dan pernah menjuarai lomba tidak hanya pada tingkat kabupaten semata tetapi juga hingga pada tingkat propinsi jawa tengah.
“Kami semua punya komitmen, disamping untuk berprestasi yang juga sekaligus berupaya untuk melestarikan nilai-nilai pendidikan yang masih perlu di tanamkan pada peserta didik kami sebagai bentuk pemahaman nilai-nilai budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa “ ujar Supri Irianto.
Untuk itu, lanjut supriyanto, seyogyanya pemerintah dalam hal ini dinas pendidikan dapat merespon niat baik sekolah, sebagai penjaga budaya bangsa, dengan tujuan sebagai warisan budaya bagi anak cucu, dengan tidak membiarkan tangan-tangan jahil untuk merusak dam memanfaatkan asset bangsa demi kepentingan pribadi, pungkasnya. (TIM)

GURU ATAU KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI LAYAK MENDAPAT TEMPAT YANG STRATEGIS


Bukan maksud untuk membuat rasa iri kepada teman-teman guru atau kepala sekolah yang belum memiliki posisi atau tempat strategis, namun, hal ini diterapkan, justru untuk “memancing” rekan-rekan guru maupun kepala sekolah, untuk bisa terpacu untuk lebih berkreasi, berinovasi, yang akhirnya akan mendapat prestasi.
Itulah gambaran yang diterapkan Kepala Cabang Dinas Kecamatan Bawang untuk merangsang dan memacu dunia pendidikan, khususnya bagi guru–guru yang ada di Kecamatan Bawang.
“Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Kecamatan Bawang, kami tidak muluk-muluk. Yang kami tekankan adalah menggalakan KKG, guru kelas dan guru agama, yang di masing-masing kegiatan ada wadahnya sendiri-sendiri. Jadi yang lebih penting, kita berdayakan seluruh elemen yang ada, sesuai dengan tupoksinya”, tutur Kepala Cabang Dinas Kecamatan Bawang, mengawali perbincangan dengan tim liputan Jurnal Pendidikan, Muhajir yang didampingi Sunarno Prihatmojo, S.Pd, kepala SD Negeri Pangempon, di sela-sela acara Pesta Siaga beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut, Muhajir mengatakan, bahwa untuk mengantisipasi Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN), pihaknya telah melakukan persiapan. ”Untuk mengantisipasi UASBN, kami menghimbau kepada para kepala SD agar melakukan berbagai langkah, yang diantaranya, untuk melakukan penambahan jam pelajaran sore hari, dan bagi anak sekolah yang rumahnya jauh dan terhambat trasportasinya, pihak sekolah harus membantu uang trasport sesuai dengan kemampuan sekolah”, katanya.
Untuk mewujudkan peningkatan mutu pendidikan ini, lanjut Muhajir, tentunya juga tidak lepas dari adanya peran serta pegawas. “Pengawas harus menguasai tekhnis dan diharapkan bisa kreatif, dan berinisiatif, bahkan setiap tiga bulan sekali, kami minta pertanggungjawaban kepada pengawas, jadi kita tidak pernah mengkibiri pengawas”, imbuhnya.
Pihaknya berharap, agar guru di jajarannya khususnya, dan di Kabupaten Batang pada umumnya, untuk berlomba-lomba dalam hal mencapai prestasi. “Harapan saya, bagi guru yang sudah di tatar oleh Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP, hendaknya di tularkan atau disalurkan kepada guru- guru yang lain, karena, untuk meraih prestasi tidak mungkin bisa di capai sendiri, kebersamaan adalah kuncinya. Untuk itu, marilah berlomba–lomba mencapai prestasi, demi suksesnya peningkatan mutu pendidikan. Karena bagi kepala sekolah atau guru yang berprestasi di Kecamatan Bawang ini, akan kami kasih tempat yang strategis”, tuturnya mantap. (TIM)

MTs Sunan Kalijaga Bawang KOMITMEN PERTAHANKAN PRESTASI


Prestasi yang selama ini telah diraih, takkan begitu saja dilepaskan. Inilah yang diungkapkan kepala MTs. Sunan Kalijaga Bawang, Sumono Edi, S.Pd.I, kepada Tim Liputan Jurnal Pendidikan, yang bertandang diruang kerjanya, beberapa waktu lalu. “Kita telah komitmen untuk tetap mempertahankan kualitas. Alhamdulillah, sejak tahun 1970 berdirinya madrasah ini, sampai dengan tahun ajaran 2006/2007 telah meluluskan 37 kali, dan dengan sistem Ujian Nasional yang semakin kompleks dan berubah-ubah mulai dari tahun ajaran 2001/2002 sampai dengan tahun pelajaran 2006/2007, sekolah kita mendapatkan prosentase kelulusan 99,9 %. Dan kita optimis untuk bisa menaikkan kembali angka prosentase itu, atau minimal mempertahankan”, tuturnya.
Menurutnya, berdasar prestasi madrasah yang dipimpinnya ini, animo masyarakat kepada sekolahnya, semakin meningkat tajam. Bahkan tiap tahunnya selalu menolak siswa. “Kepercayaan masyarakat terhadap sekolah kita semakin tahun semakin meningkat. Hal ini dikarenakan, prestasi yang telah diukir anak-anak didik kita. Dan tentunya, itu semua tak lepas dari profesionalisme dalam bekerja rekan-rekan guru. Dan kendati 1 lokal sudah diisi 48 hingga 50 anak, itupun masih menolak, karena madrasah kita menjadi pilihan utama masyarakat kecamatan Bawang dan sekitarnya. Dan saat ini, total siswa di madrasah kita mencapai 570 anak”, tuturnya bangga.
Diakui kepala sekolah yang di percaya memimpin madrasah ini sejak tahun 1999, bahwa kemajuan disekolahnya juga meningkat sangat drastis. Diantaranya, jumlah gedung yang dulunya hanya 11, sekarang menjadi 21, didukung dengan sarana dan prasarana yang sudah komplit. “Fasilitas yang tersedia di antaranya, laboratorium komputer, perpustakaan, peralatan seni marching band, studio mini (penyiaran dan musik), peralatan band, mesin jahit, sarana olah raga, koperasi siswa, alat pembelajaran, audio visual, musholla. Dan untuk studio mini, dengan maksud untuk mengembangkan bakat tiap siswa diantaranya, menyanyi, qiro'at, pidato dan wawancara, atau menjadi pembawa acara”, jelasnya.
Perlu diketahui, Sekolah yang beralamat di Jl. Sunan Kalijaga Blok II Bawang ini, telah Terakreditasi B dengan Nomor SK : KW. 114/4/PP.032/360/2006. Serta mengusung Visi sebagai madrasah yang menyiapkan dan mewujudkan insan berkualitas, berakhlakul karimah, dan bertaqwa kepada Allah SWT, dan Misi : Menyelenggarakan pendidikan agama dan umum yang berkualitas baik, serta Mencetak generasi muda yang cerdas, terampil dan bertaqwa kepada Allah SWT, serta dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya. (tim)

MTs NU Al-Syairiyah Limpung BERBASIS PESANTREN

Keberadaan MTs NU Al- Syairiyah Limpung yang beralamat didesa Plumbon kecamatan limpung ini, sejak berdiri hingga sekarang, telah melakukan berbagai trobosan guna kemajuan sekolah.
Dengan jumlah siswa sebanyak 270 anak yang terbagi dalam 6 rombongan belajar, madrasah ini telah mengukir beberapa prestasi yang menggermbirakan. Keberhasilan itu, tentunya berkat dukungan dan bimbingan 22 tenaga pendidik, serta didukung adanya sarana prasarana yang ada. Demikian mengawali pembicaraan tim jurnal pendidikan dengan Kepala sekolah MTs NU Al-Syairiyah, Ahmad Makhalis S.Pd, di ruang kerjannya, beberapa waktu lalu.
“Selama ini, kami selalu bekerja sama dan selalu bermusyawarah, dengan tokoh masyarakat, karena tanpa kebersamaan, segala sesuatunya tidak akan berhasil, termasuk mengenai prestasi yang diraih selama ini. Kami merasa bangga terhadap potensi anak-anak, yang telah mampu mengukir prestasi, yang diantaranya sebagai juara I dan II, MTQ tingkat SMP/MTs se-Kabupaten Batang pada tahun 2007, termasuk juga juara I Tafidul Qur’an pada tahun yang sama”, tuturnya bangga.
Untuk mengantisipasi UAN, terang Pak Makhalis yang didampingi Drs H. Agus Musafak yang juga ketua yayasan, pihaknya melakukan pengayaan materi, try out 6 kali, istighosah, dan setiap malam minggu dilakukan Mujahadah hingga Sholat Subuh “Hal ini dilakukan, karena kita telah komitmen, untuk mewujudkan prosentase kelulusan, minimal 90 %”, katanya.
Selain itu, atas nama yayasan, Drs H. Agus Musafak mengatakan, kedepan, pihaknya akan memprogramkan peningkatan SDM, sekaligus kurikulum pesantren, yang intinya penguasaan ilmu fikih, imbuh H. Agus Musafak. (tim)

MTs, Hasyim Asyari Bawang YANG MUDA YANG BERPRESTASI


Kendati tergolong baru dan masih muda, MTs Hasyim Asyari yang beralamat di Desa Wonosari Kecamatan Bawang ini, bisa menunjukan kemampuannya. Sekolah yang beriri tahun 1994 ini, mampu memberikan kepuasan kepada masyarakat, yang telah memberikan kepercayaannya, kepada madrasah ini. Di jumpai diruangannya, Kepala Madrasah, Drs. Supriyanto, melalui Wakasek Humas, H. M Syukron Machfudz, S.PdI, membenarkan hal tersebut. “Memang kita tergolong masih muda, namun untuk prestasi, kita selalu peringkat 10 besar MTs Se- Kabupaten Batang untuk hasil UN mulai dari tahun 1997”, tuturnya bangga.
Lebih lanjut, H. Syukron mengatakan, bahwa pihaknya selalu mengutamakan kualitas, hal ini yang menjadikan madrasah yang masih tergolong muda ini, bisa diterima masyarakat. “Selama 4 tahun terakhir ini, ada perkembangan yang cukup signifikan. Tercatat dalam penerimaan siswa baru, madrasah kita selalu menerima murid lebih dari 100 anak. Kendati sekolah baru, animo masyarakat bagus, karena kita mengutamakan kualitas. Dan hal ini berkaitan dengan semangat tenaga pendidik untuk meningkatkan profesionalismenya dalam bekerja. Dan saat ini, sudah ada 6 Sekolah Dasar yang kita rangkul, dan telah memberikan kepercayaan pada kita, hingga 90% lulusannya masuk ke madrasah kita”, tuturnya bangga.
Madrasah dengan status akreditasi B, dan total siswa 278 anak ini, berkomitmen untuk memenuhi keinginan masyarakat, dalam menerapkan pendidikan keagamaan, sesuai kebutuhan masyarakat, dan juga tak lepas dari materi umum, dan ilmu pengetahuan tekhnologi. “Janji kami, mereka (lulusan-red), bisa menerapkannya dimasyarakat, karena selama ini, pendidikan keagamaan kita tekan, dengan tanpa mengurangi materi umum, dan saat ini, kami sedang merintis laboratorium komputer, guna mengimbangi tuntutan perkembangan jaman. Hal ini sesuai dengan visi madrasah, untuk menuju generasi islam yang berkualitas dan berakhlakul kharimah”, jelasnya.
Diakui H. Syukron, bahwa pihaknya merasa, saat ini perhatian dari pemerintah kepada sekolah swasta sudah dapat dirasakan. “Yang jelas, pemerintah saat ini sudah perhatian kepada madrasah. Dan tanpa mengurangi usaha dari madrasah itu sendiri, bahkan, saat ini, kami tengah mempersiapkan lokal kelas baru, untuk antisipasi penerimaan siswa baru”, pungkasnya. (Tim)