Saat memasuki satuan pendidikan ini, terasa suasana keakraban dan keharmonisan serta kerukunan yang dibarengi dengan keteladanan. Semua warga sekolah mengakui, bahwa semua rasa di rasakan bersama-sama dan mengutamakaan keterbukaan dibidang apapun.
Kamsin, A.ma.Pd selaku kepala sekolah yang didampingi Endang Sri Indriyati, Ama.Pd selaku bendahara sekolah dan beberapa dewan guru lainnya menuturkan, bahwa manajemen keterbukaan ini sudah lama diterapkan di sekolah yang dipimpinnya ini.
”Pokoknya, manajemen keterbukaan ini kami lakukan agar tidak menimbulkan rasa su’udhon dan ini sudah menjadi aturan untuk saling terbuka dan transparan. Ada segala sesuatunya, kita mengutamakan musyawarah”, papar Kamsin.
Menyinggung pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di SD Negeri Gumawang 1, pria kelahiran Kendal, 19 Juli 1952 ini menuturkan, pihaknya mengeluhkan beberapa kendala yang ada di sekolah ini. Selain jumlah siswa yang sedikit, yakni 100 anak, pasrtisipasi dari orang tua juga minim.
“Kendala yang utama adalah kurangnya dukungan dari masyarakat untuk pengawasan pendidikan anak dirumah. Masyarakat di Desa Gumawang masih dibawah garis kemiskinan, bahkan anak-anak sepulang sekolah membantu orang tuanya untuk bekerja. Adapun usaha yang dilakukan pihak sekolah adalah memberikan pengarahan kepada wali murid dengan berbagai cara”, jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga mengeluhkan kurangnya sarana dan prasarana sekolah. Di katakan Kamsin, sekolah yang dipimpinnya sudah lama tidak mendapat bantuan.
“Saat ini sekolah kita kurang gedung perpustakaan dan mebeler minimal untuk 3 ruang serta mebeler untuk guru”, keluhnya.
Namun demikian, diakui Kamsin, dari berbagai kendala yang ada tidak menyurutkan semangat dewan guru untuk menciptkan prestasi sekolah. Bahkan, alumni sekolah ini banyak yang sudah menjadi sarjana dan sekolah ini telah mencapai beberapa prestasi, terutama dibidang keagamaan dan olah raga. (Trie)
Kamsin, A.ma.Pd selaku kepala sekolah yang didampingi Endang Sri Indriyati, Ama.Pd selaku bendahara sekolah dan beberapa dewan guru lainnya menuturkan, bahwa manajemen keterbukaan ini sudah lama diterapkan di sekolah yang dipimpinnya ini.
”Pokoknya, manajemen keterbukaan ini kami lakukan agar tidak menimbulkan rasa su’udhon dan ini sudah menjadi aturan untuk saling terbuka dan transparan. Ada segala sesuatunya, kita mengutamakan musyawarah”, papar Kamsin.
Menyinggung pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di SD Negeri Gumawang 1, pria kelahiran Kendal, 19 Juli 1952 ini menuturkan, pihaknya mengeluhkan beberapa kendala yang ada di sekolah ini. Selain jumlah siswa yang sedikit, yakni 100 anak, pasrtisipasi dari orang tua juga minim.
“Kendala yang utama adalah kurangnya dukungan dari masyarakat untuk pengawasan pendidikan anak dirumah. Masyarakat di Desa Gumawang masih dibawah garis kemiskinan, bahkan anak-anak sepulang sekolah membantu orang tuanya untuk bekerja. Adapun usaha yang dilakukan pihak sekolah adalah memberikan pengarahan kepada wali murid dengan berbagai cara”, jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga mengeluhkan kurangnya sarana dan prasarana sekolah. Di katakan Kamsin, sekolah yang dipimpinnya sudah lama tidak mendapat bantuan.
“Saat ini sekolah kita kurang gedung perpustakaan dan mebeler minimal untuk 3 ruang serta mebeler untuk guru”, keluhnya.
Namun demikian, diakui Kamsin, dari berbagai kendala yang ada tidak menyurutkan semangat dewan guru untuk menciptkan prestasi sekolah. Bahkan, alumni sekolah ini banyak yang sudah menjadi sarjana dan sekolah ini telah mencapai beberapa prestasi, terutama dibidang keagamaan dan olah raga. (Trie)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar