Sabtu, 27 Maret 2010

SLAMET MASKURI : 42% dari APBD ke dunia pendidikan HENDAKNYA BISA MEMACU

Dengan anggaran pendidikan untuk tahun 2008 yang sudah cukup tinggi, dibanding dengan kota dan kabupaten yang lain, yakni dengan total 232 milyar, dengan perincian, 67 milyar untuk kegiatan, 175 milyar untuk gaji, hendaknya dunia pendidikan di Kabupaten Batang harus lebih bisa maju di banding daerah lain yang anggarannya kecil. Demikian pengharapan yang disampaikan, Slamet Maskuri, Ketua Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Batang, kepada Tim Liputan Jurnal Pendidikan, beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut dirinya mengatakan, bahwa perlunya di cari titik terang kekurangan-kekurangan yang selalu menjadi kendala, agar dunia pendidikan di Kabupaten Batang tidak selalu menjadi juru kunci, atau peringkat ke 35 dari 35 Kota dan kabupaten yang ada di Jawa Tengah.
“Siswa dan guru harus sinergis, untuk bersama meningkatkan mutu pendidikan, karena pemerintah sudah menganggarkan. Kita bantu sesuai keuangan daerah, karena 42% dari APBD ke dunia pendidikan. Mari kita cari titik terangnya, untuk meningkatkan pendidikan di kabupaten Batang, jangan jadi juru kunci terus”, katanya.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan, lanjutnya, diperlukan adanya kerjasama yang baik, dan juga, perlu adanya peningkatan kesejahteraan para guru, agar lebih meningkatkan profesionalismenya dalam bekerja, dan juga memberikan kesempatan bagi guru yang berprestasi.
“Dalam rapat koordinasi (Rakor) di Semarang beberapa waktu lalu, atau tepatnya bulan februari, kita telah mengusulkan, peraturan dari pusat mengenai sertifikasi untuk bisa ditinjau ulang. Hendaknya, yang menjadi acuan jangan hanya masa kerja saja, namun yang muda dan yang berprestasipun, hendaknya untuk bisa mendapatkan sertifikasi. Hal ini berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan guru. Dan untuk yang sudah sertifikasi, hendaknya mempunyai pola pikir dan pola mengajar yang harus ditambah dan ditingkatkan. Jangan sampai membuat kecemburuan sosial.”, tutur pria kelahiran 10 Oktober 1954 ini.
Lebih lanjut, suami dari Wahyuningsih ini berharap, hendaknya di setiap satuan pendidikan, sebelum di mulai jam pelajaran I, harus diterapkan dengan membaca ayat-ayat Al-qur’an. “Biasakan dengan pendidikan keagamaan, karena bisa dijadikan cermin untuk mendidik dan membentuk siswa akhlaqul kharimah, dan saya yakin, bila hal ini diterapkan, dengan sendirinya bisa membatasi siswa untuk tidak melakukan hal-hal yang negatif, dan yang paling penting, dengan harapan Tuhan akan memberikan kemudahan siswa dalam belajar”, jelasnya.
Pihaknya berpesan, untuk ujian SD, yang tahun ini di nasional-kan, untuk bisa diperhatikan secara baik, agar jangan menambah beban dunia pendidikan yang selama ini sudah dengan keadaan seperti saat ini.
“Mari kita perhatikan bersama-sama. Dan kami berharap, rakor di Guci untuk dapat menjadi acuan standar mutu pendidikan di Kabupaten Batang, karena eman-eman, anggaran ratusan juta. Intinya, semuanya perlu adanya keniatan dan komitmen bersama. Kalau niatnya baik, Tuhan akan merestui”, terangnya.
“Komisi B tetap konsisten pada pendidikan, kesehatan dan mengalokasikan APBD untuk memberantas kemiskinan, pengangguran. Dan diharapkan, untuk hasil ujian tahun ini bisa didongkrak, bisa dinaikkan, dari juru kunci ke papan tengah dan bila perlu ke papan atas. Dan kami berharap, untuk PSB tahun yang akan datang, system ataupun caranya harus bisa dibenahi dan harus diantisipasi, jangan sampai seperti tahun lalu”, pungkas pria kelahiran Bandar ini. (Tim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar