Sabtu, 27 Maret 2010

SMP PGRI GRINGSING BERANGKAT DARI KEPRIHATINAN



Berangkat dari rasa keprihatinan, yang pada saat itu di tahun berdirinya sekolah ini pada tahun 1983, anak-anak usia sekolah lulusan sekolah dasar di desa ini, dari jumlah 80 anak, yang melanjutkan ke tingkat SMP hanya 2 anak. Hal ini seperti yang dituturkan Kepala SMP PGRI Gringsing, Juwanto, S.Pd, kepada Tim Liputan Jurnal Pendidikan, yang bertandang di sekolahnya, beberapa waktu lalu.
“Sebelum ada bangunan ini, proses kegiatan belajar mengajar nebeng di SD Negeri 01 Ketanggan, dari mulai tahun 1983 hingga tahun 2000, yang kemudian dibangun sekolah ini. Dan kita akui, terbangunnya sekolah ini, juga tak lepas bantuan dari pemerintah kecamatan, yang turut memperhatikan sampai ke dalam, yang pada saat itu, pak Imam Nugorho, selaku camat, yang turut andil dalam sekolah ini”, tuturnya.
Lebih lanjut Juwanto mengatakan, saat ini sekolah yang dipimpinnya, dalam proses kegiatan belajar mengajar, menggunakan waktu sore hari. Pasalnya, untuk tenaga pendidiknya, banyak yang menggunakan tenaga pendidik dari sekolah lain. “Kendala yang memaksa kita untuk proses KBM sore hari adalah, anak-anak kalau pagi banyak yang kerja di perkebunan, namun sekarang sudah agak berkurang dan sudah bukan menjadi kendala utama. Yang menjadi kendala utama sekarang adalah untuk operasional tenaga kependidikan, karena seperti kita ketahui, guru kalau mengajar pagi, harganya mahal. Itupun kita masih pake tenaga pendidik dari SD, dan tenaga pendidik sekolah (pengajar SMP-red) lain, yang berdomisili didaerah sekitar”, imbuhnya.
Selain me-manage SMP PGRI, dirinya juga disibukan dengan kesehariannya mengajar di SD Negeri Ketanggan 02. “Kita sadari, kita sudah ditunggu banyak anak. 1 hari mengajar, itu sudah menjadi keseharian saya. Namun ini saya lakukan dengan dasar keikhlasan, untuk ikut mencerdaskan anak-anak bangsa. Dan ini juga kami sampaikan kepada rekan rekan guru, untuk bekerja yang didasari gotong royong”, katanya.
Diakui Juwanto, bahwa sekolah yang dipimpinnya ini, untuk ukuran prestasi sudah tergolong lumayan. Dan pihaknya juga mengakui, bahwa saat ini kepercayaan masyarakat kepada SMP PGRI berangsur melonjak. “Kepercayaan masyarakat sudah mulai meningkat, tercatat lulusan dari 4 SD, dan 1 MI yang ada di desa ini, yang berjumlah 90 hingga 110 anak, melanjutkan disekolah ini, dan untuk biaya operasional juga murah, kalau mahal, banyak yang nggak sekolah”, tuturnya.
Dirinya optimis, ditahun-tahun yang akan datang, sekolah ini akan melangkah lebih maju, tentunya dengan didukung dari seluruh elemen dan stake holder yang ada. “Harapan kami, adanya perhatian dari berbagai pihak. Dan saat ini sekolah sudah mulai merintis komputerisasi, alat-alat kesenian dan sarana penunjang pebelajaran lainnya, sepeeti perpustakaan, kendati masih sederhana”, pungkasnya.(Tim)

2 komentar:

  1. sekarang SMP PGRI GRINGSING sudah berangkat pagi. Dan itu, salah satu permulaan yang baik

    BalasHapus
  2. Untuk kwalitas belajar mengajar mudah mudahan lebih baik lagi.. Sarana dan prasarananya mungkin harus ditingkatkan lagi.

    BalasHapus