Kamis, 01 April 2010

Salam redaksi & Editorial Edisi 8


Salam solidaritas dari Romo

Sebentar lagi masyarakat Kabupaten Batang akan memapaki usia Pemerintahan Daerah ke 43 tahun atau 43 tahun berdirinya kembali Kabupaten Batang, meski kita juga harus melewati masa yang paling penting untuk menunaikan hak dan kewajiban sebagai rakyat guna melaksanakan Pemilu tahun 2009, baik pemilihan legeslatif maupun pemilihan presiden.

Maka redaksi Jurnal Pendidikan Batang Berkembang ingin menggugah semangat kaum pendidik, juga dengan mengingat kembali tokoh pejuang pendidikan, yakni Ki Hajar Dewantoro yang lahir 120 tahun lalu. Jiwa, semangat dan nilai kejuangannya dalam pendidikan masih sangat relevan ketauladanannya yang diabadikan dengan hari pendidikan nasional 2 Mei 2009 yang akan datang sebagai momentum kebangkitan guru yang patriotis dan bekerja secara professional.

Meneladani semangat dan kejuangan Ki Hajar Dewantoro memegang prinsip TRI PURUSA, yakni pendidikan disekolah, keluarga dan masyarakat dengan kata saktinya Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Dengan prinsip tersebut kita hantarkan anak didik Kabupaten Batang untuk bisa lebih meningkat lagi, baik jasmani dan rohaninya dengan berlandaskan budi pekerti yang luhur, menjadikan anak-anak Batang unggul dan berkualitas.

Semoga


“Back to Basic the Massage of Good Educators Commited to The Best Education”

Go to basic education of Indonesia bagi seluruh pengelola pendidikan, guru, kepala sekolah merupakan suatu amanat yang harus diwujudkan, yakni menciptakan generasi yang cerdas, terampil, berkualitas dan berakhlak mulia.

Lebih-lebih lagi, sekarang Pemerintah sudah sadar, bahwa pembangunan pendidikan merupakan kunci penentu kesejahteraan rakyat, baik moril materiel, sehat dan kuat.kita wajib bersyukur, guru dan kaum pendidik pada umumnya oleh pemerintah telah diberikan peningkatan kesejahteraan yang lebih disbanding dengan pegawai negeri seperti pada umumnya. Maka untuk itu, guru harus bekerja secara professional, berinovatif dengan memotivasi diri secara baik. Maind set keguruannya yang sejati seperti guru yang istiqomah, guru yang tahan uji dan tekun melaksanakan amanah sebagai pendidik.

Profesi guru lahir oleh adanya revolusi bidang pendidikan, dimana para orang tua mulai menyerahkan dan atau mempercayakan sebagian wewenang pendidikan anak-anaknya kepada orang lain yang di nilainyamemiliki kemampuan. Profesi guru berkembang sebagai akibat dari pergeseran system pendidikan dirumah oleh orang tua ke arah pendidikan formal disekolah. Pada mulanya pekerjaan guru dianggap sebagai suatu pekerjaan karena jabatan, dilakukan menurut tanggungjawab yang diberikan yaitu mengajar. Pekerjaan yang dapat dilakukan oleh siapa saja, tanpa kualifikasi tertentu dengan kridensial yang bervariasi anatara tempat satu dengan yang lain.

Namun sejak akhir abad 19 dan awal abad 20 dimana aktivitas pendidikan dan pengajaran memunculkan suatu bidang pekerjaan yang selanjutnya disebut sebagai profesi, spesialisasi pada keahlian mengajar berkembang menjadi satu profesi tersendiri. Untuk itu, kini dilakukan usaha-usaha penyeragaman standar minimal untuk profesi guru melalui program-program peningkatan ketrampilan guru, pengembangan organisasi profesi, peningkatan gaji guru, perbaikan berbagai kondisi kerja dan sebagainya.

Profesionalisme guru sebagai pengembang sumber daya manusia tidak dapat dihindari. Dalam proses transformasi sosial menuju masyarakat global dimana profesi guru bertanggungjawab mempersiapkan sumberdaya manusia untuk hidup dan berkarya didalam perubahan sosial yang terjadi menuntut perubahan fungsi dan perannya. Terkait dengan arus otonomi daerah dan gelombang keterbukaan yang terjadi dalam masyarakat saat ini, ada tiga peran dan fungsi guru Indonesia, yaitu sebagai agen pembaharu, pengembang sikap toleransi dan pengertian, serta sebagai seorang pendidik yang professional.

Selamat mengabdi dan berjuang untuk guru dan pengelola pendidikan guna mengejar ketertinggalan kita dengan Negara lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar