Terpilihnya Wachyusin, S.Pd, MM sebagai ketua PGRI kabupaten Batang pada konferensi XX PGRI pada tanggal 28 Desember 2009 lalu membawa harapan yang besar bagi para anggota khususnya dan seluruh guru yang ada di kabupaten Batang pada umumnya. Paling tidak, dengan adanya kepengurusan yang baru, membawa semangat baru pula untuk memperjuangkan hak-hak “kaum Oemar Bakrie” seperti yang telah diperjuangkan oleh pengurus-pengurus sebelumnya.
Bak gayung bersambut, ketua PGRI kabupaten Batang terpilih, Wachyusin, S.Pd, MM ketika dijumpai beberapa waktu lalu menjawab, pihaknya saat ini juga sedang melakukan koordinasi dengan jajaran pengurus untuk tetap memperjuangkan hak para anggotanya yang dirangkum dalam program kerjanya untuk 5 tahun mendatang..
“Yang pasti, kita tetap berlandaskan pada tema nasional, yakni ingin mewujudkan organisasi PGRI yang kuat dan bermatabat. Dan untuk tema dan perjuangan PGRI kabupaten Batang, kita ingin mewujudkan guru yang profesional, sejahtera, bermatabat dan terlindungi”, katanya.
Dijelaskan pria kelahiran 7 September 1960 ini, bahwa tema nasional hanya bermuatan penguatan internal, tapi kalau tema kabupaten, ada gerakan atau imbas keluar, yakni ke anggota. Tapi menurutnya, perjuangan ini juga harus diimbangi dengan kinerja yang baik dari anggota.
“Kita ingin agar guru-guru kita memenuhi itu. PGRI akan berusaha, meskipun usaha PGRI hanya mendorong, baik kepada jajaran dinas, maupun secara moral PGRI mempunyai kewajiban kepada anggotanya untuk profesional. Dan untuk menciptakan guru yang profesional, pemerintah diharapkan bisa mewujudkan dan memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk mengikuti diklat dan pelatihan yang diadakan oleh pemerintah, baik seminar dan sebagainya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kompetensi guru”, paparnya.
Diakui Wachyusin yang juga kepala UPT Disdikpora kecamatan Batang ini, bahwa pihaknya juga berjanji akan mengimbangi apa yang akan diberikan oleh pemerintah kepada guru, diantaranya melakukan upaya-upaya koordinasi dan pembinaan kepada para anggota.
“Kita bakan melakuan upaya-upaya penyadaran kepada anggota, melalui birokrasi PGRI, baik ditingkat cabang maupun ranting. Tidak hanya gurunya yang digarap, tapi bahwa untuk bisa profesional ada tiga unsur untuk penguatan, yakni Guru itu sendiri, kepala sekolah dan pengawas. Baru keprofesionalan guru bisa diwujudkan”, imbuhnya.
Mantan Wakil Ketua PGRI periode XIX ini menegaskan, bahwa Guru harus tetap dipantau, kepala sekolah dan pengawas yang mempunyai tugas supervisi. Kalau hanya ditunggu, pihaknya tidak yakin guru profesional akan muncul.
“Kamipun akan melangkah, secara moral pengurus juga mempunyai tanggung jawab untuk mewujudkan guru profesional. PGRI tetap mengawal implementasi UU guru dan dosen. Teman-teman guru yang sudah mendapat tunjangan sertifikasi harus professional. Dan ketika guru belum profesional, maka itu tanggung jawab PGRI, kita akan melakukan upaya, baik melalui sosialisasi dan pembinaan”, katanya.
Menyinggung program kerja yang akan dilaksanakan jajaran pengurus periode XX, warga Desa Karangtengah kecamatan Subah ini mengatakan, akan memulai dari pembenahan organisasi terlebih dahulu, yang dilanjutkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait.
“Kita akan berangkat dari pembenahan organisasi. Mulai dari pendataan anggota, pendataan keuangan dan pembenahan administrasi. Ini menjadi dasar untuk membenahi organisasi. Dan pada awal kepengurusan ini, yang pertama kita akan melakukan silaturahmi dan koordinasi, yang sudah kita awali bersilahturahmi dengan dewan penasehat, yakni dengan Bupati dan Kepala Dinas. Alhamdulilah diterima langsung oleh beliau, dan Bupati berharap, selain perjuangan PGRI untuk organisasi dan anggota, PGRI juga diharapkan memberikan kontribusi untuk pembangunan di kabupaten Batang, menjadi mitra pemerintah dan ikut membangun masyarakat”, tuturnya.
Selain koordinasi dan silahturahmi kepada dewan penasehat PGRI, pihaknya juga melakukan koordinasi dengan lembaga-lembaga terkait yang ada.
“Silahturahmi dan koordinasi kami lanjutkan dengan DPRD, Depag, dan Polres. Apapun lembaganya, pasti suatu saat akan bersentuhan dengan guru, dengan komunikasi yang baik, semuanya bisa kita bicarakan. Untuk itu kami mantapkan koordinasi dengan pihak yang terkait, agar dijadikan mitra”, imbuhnya.
Dalam waktu dekat, PGRI kabupaten Batang yang beranggotakan + 4000 orang yang telah terdaftar ini mempunyai program untuk melaksanakan konferensi cabang, yang menurut penuturan Wachyusin, akan ditargetkan selama 3 bulan kedepan.
“Program kami berikutnya, kami akan berupaya mentargetkan 3 bulan setelah konferensi kabupaten, masing masing kecamatan membentuk konferensi cabang, yang akan ditindak lanjuti ranting. Rencananya akhir maret, kita akan berjalan marathon. Dan perlu diketahui, bahwa kemarin Cabang yang ada, baru 12, untuk kepengurusan cabang kedepan sudah disepakati akan membentuk 15 cabang sesuai jumlah kecamatan yang ada. Sedangkan untuk kecamatan baru hanya pembentukan pengurus dan penyusunan program, kalau untuk cabang yang lama ada laporan pertanggungjawaban, penyusunan proganm kerja dan re organisasi”, paparnya.
Termasuk untuk mewujudkan kesejahteraan atau hak-hak para anggota yang belum diperoleh seperti Guru Agama, guru-guru TK, termasuk pengawas dan penilik, pihaknya akan melakukan konsolidasi dan penataan oraganisasi, diantaranya konferensi cabang yang dilakukan marathon.
“Konferensi cabang yang dilakukan secara marathon dan melakukan validasi data anggota juga dalam rangka itu, agar kita dalam berorganisasi bisa mapan. Sehingga kita bisa tau, mana hak-hak yang belum diterimanya. Dan menurut kami, pekerjaan yang terbesar adalah pendataan anggota. Saat ini yang baru terdaftar sekitar 4000, bukan pekerjaan yang musdah untuk mendata. Dan kedepannya, akan ada pendataan secara online. Data keanggotaan ini akan online secara nasional. Bisa di update oleh pengurus Kabupaten. Nanti akan dibuat kartu semcam KTP, sejalan dengan program pendataan yang kita lakukan”, jelasnya.
Kedepannya, lanjut pria yang murah senyum ini, Penilik yang notebene fungsional dan mengalami purna tugas saat usia 56 tahun, juga akan diperjuangkan untuk purna pada usia 60 tahun sama dengan guru. Termasuk guru-guru tenaga honorer.
“Kami juga akan memperjuangkan nasib guru-guru tenaga hororer, karena sekarang kan pemerintah sangat getol mengintruksikan agar perusahaan-perusahaan memberikan upah yang layak untuk karyawannya. Tapi bagaimana dengan guru yang mempunyai tanggung jawab dari pagi hingga siang. Selama ini belum atau tidak ada aturan yang memperjuangakan guru wiyata bhakti. Rencananya PGRI akan memperjuagkannya juga, dan justru rekomedasinya UMR plus. Terus terang, PP 48 yang menghambat pengangkatan guru Honorer, selama ini belum ada penghargaan kepada mereka yang telah mengabdikan diri di dunia pendidikan”, jelasnya.
Dirinya berharap, dengan hadirnya kepengurusan yang baru ini, seluruh anggota dapat mendukung apa yang menjadi program kerja pengurus, termasuk untuk menjadikan anggota sebagai guru professional. Diharapkan pula, agar para guru mampu mempertejemahkan UU guru dan Dosen, sehingga Guru yang sejahtera, bermartabat dan terlindungi bisa diwujudkan.
“Apalah artinya kami bila anggota dan jajaran terkait tidak memberikan dukungan. Untuk itu kami harpkan adanya bentuk dukungan yang nyata, sehingga kedepannya kuantitas maupun kualitas kegiatan kerja PGRI dapat ditingkatkan. Sebab PGRI dituntut menghasilkan pengurus organisasi kependidikan yang berkewajiban menjadikan organisasi tumbuh dan berkembang menjadi kuat dan bermartabat”, pintanya.
Dalam kesempatan ini, Wachyusin beserta jajaran pengurus PGRI kabupaten Batang menyampaikan salam hormat dan terima kasih atas dukungan yang telah diberikan kepada pihaknya. “Kami menyampaikan terima kasih atas kepercayaan dari teman-teman anggota PGRI yang telah memberikan amanat kepada kami, para pengurus baru. Selain kami berterimakasih, kami juga ada harapan, mohon dukungan dan doa restu dan kerjasama dari seluruh komponen untuk diwujudkan dalam kami melaksanakan amanat tersebut”, pungkasnya. (Trie)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar