SD Negeri Bawang UPT Disdikpora Blado adalah SD tertua di kecamatan Blado yang berdiri sejak tahun 1913. sekolah ini mengalami pembaharuan pada tahun 1985. hal ini seperti dikisahkan Slamet Wahyudi, S.Pd.Sd selaku kepala sekolah kepada tim liputan JPBB beberapa waktu lalu.
Menurutnya, sebagai sekolah tertua di kecamatan ini, pihaknya berkomitmen untuk selalu berusaha meningkatkan prestasi, guna mensejajarkan diri dengan sekolah-yang berada dilingkungan perkotaan.
“Kami berusaha mencapai prestasi yang lebih baik lagi, minimal ditingkat kecamatan kami bisa meraih prestasi. Adapun bentuk usahanya, Kami telah memprogramkan beberapa kegiatan untuk peningkatan prestasi sekolah, diantaranya dengan cara pemenuhan dan pengadaan alat-alat yang dibutukan, seperti alat-alat olahraga. Kemudian memberikan latihan teratur kepada anak-anak melalui kegiatan ekstrakurikuler. Dan untuk SDM gurunya juga kami tingkatkan, yakni dengan cara menyarankan kepada rekan-rekan guru untuk melanjutkan akademisinya, serta mencari informasi sebanyak-banyaknya agar diterapkan disekolah”, paparnya.
Dijelaskan pria kelahiran Magelang, 25 Januari 1961 ini, komitmen pihaknya terhadap peningkatan prestasi hendaknya bisa diimbangi dengan perhatian pemerintah, terutama pemenuhan sarana prasarana pendukung kegiatan pembelajaran.
”Yang jelas, pengharapannya agar dinas memperhatikan, terutama untuk SD Negeri Bawang. Saat ini sekolah kita membutuhkan perpustakaan, dan buku-buku yang ada selama inipun masih disimpan digudang, dikarenakan buku-buku yang ada merupakan koleksi lama. Dengan adanya gedung perpustakaan nanti, diharapkan kedepannya bisa meningkatkan kualitas pembelajaran kepada anak didik”, imbuhnya.
Menyinggung pelaksanaan persiapan menghadapi UASBN, kepala sekolah mengatakan, pihaknya telah mempersiapkan administrasi, meliputi kepanitian dan anggaran biaya. Dan untuk persiapan peserta, juga telah diadakan les semenjak semester I yang dibimbing oleh guru kelas 6 dan dibantu guru2 yang lain.
”Dengan adanya les tersebut adalah usaha kami untuk meningkatkan kwalitas anak didik agar lebih maksimal dalam menghadapi UASBN”, tegasnya.
Dikeluhkan Slamet Wahyudi, bahwa dalam usaha untuk meningkatkan prestasi anak didik, pihaknya merasa berbenturan dengan keterbatasan sarana prasarana sekolah dan kurangnya tenaga pendidik yang ada.
”Karena saya baru di sekolah ini, dalam hal ini, saya juga masih pegang kelas dikarenakan jumlah guru kurang, kalau sesuai aturan, sekolah kita masih kurang 2 personil. Guru olahraga juga belum ada, masih pengabdian, belum kami masukkan ke laporan, karena belum lama dan sementara ini, kekosongan di isi rekan-rekan guru dan kepala sekolah. Yang jelas, kami ada komitmen dan usaha untuk meningkatkan prestasi anak didik”, pungkasnya. (Trie)
jos lah ..
BalasHapus