Rabu, 17 Maret 2010

MEDP BAWA PERUBAHAN UNTUK MADRASAH


Direktorat Jenderal Madrasah Dirjen Pendidikan Islam Kementrian Agama RI meluncurkan program Madrasah Education Development Project (MEDP) yang kegiatannya didanai dengan bantuan Asian Development Bank (ADB) yang merupakan Loan atau pinjaman.
Madrasah Education Development Project (MEDP) merupakan program terobosan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) untuk mendorong pendidikan madrasah agar berbenah diri dengan suatu perencanaan (Madrasah Development Plan / MDP) yang matang. Dari sini diharapkan madrasah secara mandiri mampu mengelola serta memberikan layanan pendidikan yang lebih baik kepada masyarakat sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki.
Program ini berbeda dengan program-program stimulan Direktorat Pendidikan Madrasah lainnya yang mendapatkan dukungan dana dari ADB maupun lembaga donor lain. Misalnya program DMAP (Development Madrasah Aliyah Project) yang hanya berfokus pada pengembangan Madrasah Aliyah (MA), out put-nya lahir MAN Model. Atau program AIBEP (Australia-Indonesia Basic Education Project) yang masih berjalan hingga tahun ini, fokusnya hanya pada pendidikan dasar (MI dan MTs).
MEDP program domainnya sangat baru. Sasarannya mencakup seluruh jenjang/satuan pendidikan, dari tingkat dasar sampai menengah. Karena sasarannya yang luas, maka saat ini hanya diperuntukkan bagi 500 madrasah (MI, MTs, dan MA), tersebar di 27 kabupaten di tiga provinsi. Yakni, Jawa Timur (Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Kediri, Malang, Jember, Jombang, Nganjuk, Ngawi, Bojonegoro, Lamongan, dan Bangkalan); Jawa Tengah (Cilacap, Banjarnegara, Wonosobo, Grobogan, Blora, Rembang, Demak, Batang, dan Pemalang), dan Sulawesi Selatan (Bantaeng, Sinjai, Bone, Maros, dan Jeneponto). Jika program ini berhasil, tidak menutup kemungkinan sasarannya akan dikembangkan secara lebih luas lagi.
Seperti dijelaskan secara singkat oleh Drs. H.M Bisri, MA, selaku Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten Batang, saat dijumpai diruangannya mengatakan, bahwa program yang dikembangkan melalui Madrasah Education Development Project (MEDP) meliputi Fisik dan Non-Fisik, dan bentuk kegiatannya akan bertahap.
“Rencananya 3 tahun berturut-turut. Kalau dibantu pada tahap pertama baik, maka akan dilanjutkan pada tahap ke dua dan ketiga”, katanya.
Ditambahkan Bisri, bahwa di kabupaten Batang sendiri untuk program MEDP ini mendapat bantuan untuk 17 madrasah, yakni untuk Ibtidaiyah ada 8 madrasah, Tsanawiyah ada 7 madrasah dan Aliyah ada 2 madrasah.
“Untuk nominal bantuan yang didapat untuk masing-masing madrasah tidak sama karena disesuaikan dengan kebutuhan dan anggaran yang ada, seperti yang telah diajukan pada proposal yang sudah di ajukan pada tahun 2006 lalu”, paparnya singkat.
Sementara itu, Zaimahtul Chasanah, SH.i selaku fasilitator Program MEDP di Kabupaten Batang secara terpisah menjelaskan, bahwa pengembangan madrasah di bidang fisik meliputi penyediaan dan pembangunan sarana prasarana madrasah, yaitu pembangunan / rehab ruang kelas, pembangunan Laboratoium (Bahasa, Komputer, IPA), pembangunan ruang klinik, pembangunan perpustakaan dan toilet. Pengadaan sarana juga termasuk isi baik berupa peralatan, perlengkapan dan mebelair. Penyediaan media pembelajaran serta buku teks. Adapun pengembangan di bidang fisik diimbangi dengan penyiapan sumber daya manusia, melalui pelatihan dan pengembangan SDM.
“Bagi tenaga pengajar yang belum memiliki kualifikasi akademik sesuai yang dipersyaratkan oleh undang-undang, program MEDP juga menyediakan beasiswa untuk kuliah hingga S1 atau D4”, katanya.
Ditambahkan Imah panggilan akrabnya, bahwa MEDP adalah program untuk pengembangan madrasah. Kalau selama ini, image madrasah selalu tertinggal dari sekolah-sekolah negeri, tujuan program ini agar ada kesetaraan untuk peningkatan mutu madrasah.
“Selain untuk pembenahan sarana fisik dan peningkatan kualifikasi tenaga pendidik, juga ada bagi peserta didik di madrasah. Sasaran disediakan program remidial dan program transisi. Program remedial dimaksudkan untuk membantu peserta didik dalam mencapai ketuntasan belajar. Program transisi merupakan jembatan bagi peserta didik khususnya yang berasal dari keluarga tidak mampu dan peserta didik yang berprestasi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya, misal dari MI ke MTs atau dari MTs ke MA”, jelasnya.
Dirinya menambahkan, Program MEDP akan berlangsung hingga 2012. Adanya program MEDP merupakan berkah tersendiri bagi madrasah, karena adanya program ini madrasah dapat memenuhi sarana prasarana serta meningkatkan mutu pembelajarannya.
“Targetnya, paling tidak madrasah minimal bisa berstandar nasional, untuk itu diberikan dana stimultan untuk meningkatkan sarana prasarana dan sdm nya. Bantuan ini berupa blockgrand, madrasah diharapkan bisa me manage itu. Disusun sejak tahun 2007, hingga anggaran sampai 2011 atau mundur hingga 2012. Bantuan ini cair mulai tahun 2009, pelaksanaannya harus berakhir pada bulan Mei 2010, semua pelaporan harus sudah masuk dan nantinya akan berkelanjutan pada tahun anggaran 2010 dan selanjutnya. Dibagi 3 tahun anggaran dari pusat. Kalau penilaiannya dari Independent Monitoring Evaluations dinyatakan baik, maka bantuan akan diteruskan”, tambahnya.
Pada pertemuan waktu itu, pihaknya berpesan kepada seluruh pengelola bantuan MEDP, agar mengelola bantuan dengan sebaik-baiknya.
“Kelola dana sesuai dengan dana yang diterima. Jangan hanya habis tanpa membekas apa-apa. Adapun madrasah sudah tidak menerima bantuan nantinya, agar tetap mempertahankan kualitas dan peningkatan SDM nya. Harapan kita, dengan adanya bantuan, kondisinya jangan sama seperti dulu, harus ada perubahan dan peningkatan. Karena ini dana untuk membantu madrasah untuk meningkatan kualitas dan kuantitas. Karena terkait untuk peningkatan sdm guru dan murid”, tegasnya.

Pengembangan Madrasah
Pada hakekatnya, program ini adalah salah satu bentuk perwujudan dari strategi jangka pendek pengembangan madrasah Ditjen Pendis dalam rangka memperkuat manajemen madrasah. Pelaksanaan program tersebut merupakan bentuk dukungan terhadap rencana strategi pengembangan madrasah secara menyeluruh yang ditargetkan 25 tahun ke depan. Dalam rencana strategis tersebut, prioritas pengembangan madrasah mencakup beberapa aspek. Antara lain tanggung jawab perencanaan yang didesentralisasikan kepada madrasah dan disversifikasi kelembagaan madrasah dengan menggunakan standar internasional, nasional dan lokal.
Prioritas pengembangan ini telah dilakukan dengan integrasi persiapan perencanaan strategis oleh Depag dan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). Perencanaan ke depan dari Depag telah merefleksikan prioritas nasional dalam bidang pembangunan pendidikan.
Program MEDP ditujukan untuk mendukung upaya pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan madrasah. Rasionalisasi menyeluruh dari desain program MEDP adalah mengombinasikan secara hati-hati antara intervensi supply side dengan sejumlah kunci tata kelola (governance) dan reformasi kelembagaan. Seleksi dari program intervensi dan reformasi kelembagaan didasarkan kepada fakta-fakta kunci yang menentukan peningkatan kualitas dan efisiensi internal.
Dimensi rasional lain yang digunakan dalam mendesain program MEDP, terfokus pada pemberian intervensi terhadap kabupaten yang memiliki tingkat kemiskinan warganya lebih kurang atau di atas 20 persen. Selain itu, tingkat populasi madrasah, khususnya swasta yang berukuran sedang lebih tinggi, ketidakberadaan program bantuan luar negeri lainnya, dan kesediaan berpartisipasi dalam pelaksanaan program.
Berdasarkan kajian kondisi kabupaten dan kriteria pemilihan madrasah serta pendapat stakeholder, maka dipilih 500 madrasah {MI (206), MTs (236), dan MA (58)}, yang berbasiskan masyarakat miskin. Proses seleksi didasarkan kepada tingkat kemiskinan siswa, besar-kecilnya madrasah, kualifikasi guru, serta kondisi geografis madrasah tersebut.
Secara garis besar, program MEDP bertujuan untuk peningkatan kualitas mutu lulusan madrasah. Hal ini dapat terukur dengan semakin banyaknya lulusan madrasah yang memasuki perguruan tinggi dan pendidikan lanjut lain, di samping meningkatnya rata-rata jumlah lulusan yang memasuki lapangan pekerjaan. Selain itu, peningkatan akreditasi madrasah dengan cara membantu madrasah untuk memenuhi standar pendidikan di jenjang pendidikan dasar (MI, MTs, dan MA) sehingga dapat menyediakan pendidikan berkualitas sebagai bagian dari kerangka pendidikan nasional. Hal ini dapat terlihat dari peningkatan jenjang akreditasi madrasah tersebut melalui proses akreditasi yang diselenggarakan oleh Badan Akreditasi Nasional.
Dari program ini diharapkan dapat berdampak pada jangka pendek dan jangka panjang. Jangka pendek adalah meningkatnya kualitas, efisiensi, dan efektifitas pendidikan madrasah pada jenjang MI, MTs, dan MA. Indikator kuncinya mencakup peningkatan rata-rata kelajuan dan retensi di dalam sistem madrasah; peningkatan performan (kinerja) siswa dalam berbagai jenjang pendidikan termasuk pengurangan jurang pemisah antara sistem pendidikan madrasah dan sekolah umum; pengurangan secara signifikan perbedaan kinerja (performance) siswa antar kabupaten/kota, khususnya di madrasah sasaran program; dan meningkatkan persepsi positif dari masyarakat sehubungan dengan kualitas pendidikan madrasah.
Jangka panjang, program ini diharap kan meningkatkan daya saing lulusan MA di pendidikan tinggi dan lapangan pekerjaan. Peningkatan daya saing ini ditunjukkan dengan peningkatan ratarata jumlah lulusan MA yang memasuki perguruan tinggi dan pendidikan lanjut lainnya. Peningkatan daya saing juga dapat diukur rata-rata jumlah lulusan yang memasuki lapangan pekerjaan dengan gaji yang relatif lebih baik.

Berkah Untuk Madrasah
Kasi Mapenda Kantor Kementerian Agama Kabupaten Batang nampak akrab dengan jurnalis media ibukota -musanep-

Seperti dikutip dari pemberitaan media ibukota, Menteri Agama Suryadharma Ali di Jakarta pada Kamis (10/12) saat meresmikan dimulainya penggunaan dana hibah ini mengatakan, madrasah didirikan untuk memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan bangsa, terutama dalam pembentukan karakter moral bangsa yang beriman, bertaqwa. cerdas dan terampil.
"Dengan jumlah madrasah yang mencapai 40.848 unit dan jumlah siswa sekitar enam juta anak, hal ini sesungguhnya dapat menjadi kekuatan yang luar biasa bagi pembangunan karakter moral bangsa kita." katanya.
Dia menjelaskan, jumlah madrasah di Indonesia saat ini 40.848 unit, terdiri atas 23.519 unit madrasah ibtidaiyah (MI), 12.054 unit madrasah tsanawiyah (MTs) dan 4.687 madrasah aliyah (MA). Dari jumlah tersebut, 91.5 persen di antaranya berstatus swasta.
Dari sisi bangunan fisik, hanya 59.667 unit MI atau 47 persen yang kondisinya layak. Sisanya dalam kondisi rusak ringan dan berat. Sedangkan MTs dan MA yang kondisinya masih layak sekitar 44.823 unit (67 persen) dan 19.455 unit (75 persen), sehingga layak bila MEDP disebut sebagai berkah untuk madrasah. Tak luput, beberapa tanggapan dari penerima dana ini di kabupaten Batang juga senada dengan pernyataan Menteri Agama. Berikut kutipan wawancara tim liputan dengan para pengelola dana hibah tersebut.

Drs.Moffan – Kepala MTS Wachid Hasyim Warungasem

“Bantuan ini sangat membantu sekali untuk sukses pendidikan wajib belajar 9 tahun. Kedepannya, kami akan mensetarakan dengan sekolah-sekolah yang lain disekitarnya. Sehingga menghapus kesan bahwa madrasah adalah sekolah yang terpinggirkan. Nanti kita akan membuat program unggulan di bidang TIK, yang kedua dibidang ketrampilan khususnya menjahit, karena kebanyakan, tamatan siswa disini banyak yang bekerja untuk konveksi didaerah sekitar, sehingga pihak kami berinisiatif di bidang yang satu ini”.

Tasmali, Ama Pd – Kepala MI Tumbrep Bandar
“Dengan adanya MDEDP ini, MI lebih maju dari yang dulu, dalam semua bidang, baik mutu dan sarana dan prasarananya. Kita semua komitmen, ingin maju, minimal standar nasional. Kendati jumlah nominal yang kami peroleh tidak sama, yang kami rasakan saat ini adalah merasa senang dan berbangga hati, apalagi masyarakat juga turut mendukung, MI sini yang dulunya sedikit program, saat ini lebih banyak kegiatan, dan Alhamdulillah, sudah ada Guru yang juga sudah dikuliahkan”.

Nur Hasanah, Ama.Pd – Kepala MI Keputon Blado
“Dengan adanya MEDP ini, intinya peningkatan mutu pendidikan, baik itu dari siswa dan guru serta peningkatan sarana dan prasarananya. Dengan dana MEDP ini, sarpras sudah terpenuhi, dan rencananya kami akan mewujudkan media pembelajaran. Dan Alhamdulillah, untuk program peningkatan mutu guru ada imbas untuk madrasah yang lain, karena dalam menyelenggarakan pelatihan, kami juga menghimpun rekan-rekan guru MI se kecamatan Blado, dengan bantuan ini, kami bisa menghidupkan kembali kegiatan KKG yang dulu sempat mati. Dalam kesempatan ini, kami juga ingin mengucapkan terima kasih, kepada yang telah membimbing kami, kepada seluruh jajaran pusat hingga ke bawah dan juga rekan-rekan guru di keputon dan komite serta pengurus yang telah bekerja sama. Untuk tahun ini, semoga pencairan MEDP tidak terlambat dan semoga bisa cair kembali”.

Wachyudin – Kepala MI Candi Bandar
“Dari MEDP ini, selain untuk pengadaan dan pembenahan gedung madrasah yang kami alokasikan hingga 2011, juga kami fokuskan untuk media pembelajaran, titik tekannya dalam pengembangan guru agar bisa menggunakan multi media. Kita juga melakukan pelatihan IT yang fokusnya pada penguasaan pembelajaran melalui media IT, kalau masalah fasilitas, kita sudah lebih dulu memiliki medianya, termasuk pembelajaran melalui visualisasi LCD. Alhamdulillah, walaupun di pelosok kita sudah punya laptop 5 buah, dan dalam proyek MEDP ini kita akan mengembangkan ekstrakurikuler IT, karena kita sudah terdepan dalam bidang IT, paling tidak kita akan menularkan kepada anak didik kita. Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terimakasih kepada pemerintah dan Depag atas bantuan dan amanat yang telah diberikan kepada kami. Dan untuk untuk instansi yang lain, walaupun kita dapat bantuan MEDP, kita masih akan melakukan pengembangan yang lebih banyak, jangan sampai bantuan yang lain di nomor duakan. Kita berkomitmen akan menjadi sekolah unggulan sebagai wujud tanggungjawab mengembangkan dan mencerdaskan anak bangsa, sehingga kita perlu dukungan yang besar”.

Hj. Solekhah – Kepala MIS Darul Khikmah Sengon Subah
"Dengan adanya MEDP ini, kami sangat bersyukur sekali, karena tanpa itu, kita tidak dapat membuat kelas baru. Tadinya, kami memiliki program hanya membangun 1 lokal, namun kami kembangkan menjadi tingkat untuk cadangan tahun yang akan datang, karena sekolah kami kini semakin di percaya masyarakat, hal ini kami buktikan dengan adanya kelas jauh di dukuh Roban. Dalam kesempatan ini, kami juga turut mengucapkan terimakasih kepada Depag. Dan Setelah program MEDP ini selesai, kami tetap mengharap agar selalu tetap menerima bantuan, terutama untuk bisa melakukan pengembangan MI Roban. Kedepannya, semoga MI Sengon ini akan semakin baik, lebih maju dan berkualitas, baik dari siswanya, maupun dari tenaga guru yang ada”.

Mochammad Miftakhul Ulum, S.Pdi – Kepala MIS Sidorejo Warungasem
“Secara manusiawi, kami merasa bangga kerena mendapat kepercayaan besar untuk mengelola bantuan ini. Dan kami juga mengalami H2C atau harap-harap cemas, karena ini merupakan program baru dan membutuhkan ketrampilan serta keuletan dalam mengelola bantuan ini. Khusus untuk kegiatan pelatihan-pelatihan, madrasah kami melibatkan rekan-rekan guru MI se kecamatan Warungasem, untuk ikut dalam kegiatan tersebut, sehingga ada nilai manfaat yang lebih luas. Dengan keseriusan kami dalam mengerjakan proyek ini, diharapkan dapat menjawab tantangan dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Masyarakat butuh apa?, kami siap mewujudkannya”.(Trie)

2 komentar:

  1. berkah bagi koruptor

    BalasHapus
  2. Mendengar saja kami sdh merasa bangga dgn program MEDP,kami berharap smga MI. Alkhairaat Sidoarjo yang berada di Sulteng Kab. Tolitoli, jg mendapat perhatian dari program tersebut terutama RKB yang sangat kekurangan. dari kepala MI. Alkh.Sidoarjo Tolitoli. SALAM P.D, S.Pd.I

    BalasHapus