“Kami tidak merasa nyaman dengan kondisi seperti ini, tapi mau dibilang apalagi, kita cuma nunggu bantuan, dan diharapkan bisa menjadi prioritas”, harap Muchammad, Ama.Pd, selaku kepala sekolah, yang dituturkan kepada Tim Liputan Jurnal Pendidikan, beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut Muchammad mengatakan, kondisi seperti ini, sudah berlangsung sejak 1 tahun yang lalu. Disamping menghambat kegiatan belajar mengajar, juga menghambat kegiatan yang ada di Gugus Ki Hajar Dewantoro ini.
“Sudah 1 tahun ini bangunan ambrol. Dan pada saat survey bantuan DAK nggak diikutkan sekalian. Namun kami menyadari, memang untuk bantuan ke sekolah tidak langsung datang sekalian, namun kami berharap untuk bisa diprioritaskan. Karena selain untuk kegiatan belajar mengajar, sekolah kita juga sebagai pusat kegiatan para guru yang ada dalam 1 gugus. Padahal, gugus yang kegiatannya paling lancar adalah gugus Ki Hajar Dewantoro ini”, jelasnya.
Perlu diketahui, sekolah yang berada di dukuh Sipelem,Desa Ketanggan Kecamatan Gringsing dengan total siswa 116 murid ini, sebelum mendapat bantuan DAK, dengan kondisi yang mengkhawatirkan, pihak sekolah berinisiatif melakukan kerjasama dengan warga, untuk proses KBM-nya.
“Dulu pada saat bangunan mengkhawatirkan, kita pinjam dirumah warga, dan ini kalau parah lagi, terpaksa kita nebeng dirumah masyarakat lagi. Dan kami berharap, untuk bantuan bangunan agar bisa dipercepat, dengan tujuan agar KBM bisa lancar kembali, bisa terawat, sehingga penataan penataan bisa segera terlaksana dengan baik”, pungkasnya. (Tim)
mengenaskan
BalasHapus