Setiap individu manusia pastilah memiliki keterbatasan, baik masalah kemampuan sampai dengan masalah kesempatan. Dalam beberapa hal kadang kita merasa bahwa diri kita adalah superior dan serasa memiliki hampir semua kemampuan yang di miliki oleh orang lain, tidak jarang pula kadang kita serakah dalam mengungkungi beberapa bidang. Namun apabila kita kembali menyadari akan kemungkinan pada sebuah keberhasilan, dalam beberapa hal kita haruslah membunuh beberapa sifat individualisme yang ada dalam diri kita, sebab kemandirian yang sukses dan berhasil bukan berarti mengagungkan egosentris yang berlebihan melainkan lahir dari kebersamaan.
Seperti halnya yang dilakukan jajaran pengelola SD Negeri Kalipancur 01 yang mengutamakan dan menjunjung tinggi rasa kebersamaan. Hal ini seperti yang diungkapkan Achmadi, Ama.Pd, selaku kepala sekolah kepada tim liputan JPBB beberapa waktu lalu.
“Kita lebih memacu bersama teman-teman dibidang kerjasamanya, baik dibidang agama, olahraga dan kesenian, termasuk juga dalam edukatifnya. Alasan kami membangun kerjasama dan kebersamaan adalah berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan disekolah, karena kami yakini, dengan cara kerjasama yang baik sesama rekan guru ditambah dengan peran serta komite dan masyarakat di lingkungan sekolah, maka semuanya akan terasa ringan untuk pencapaian sebuah prestasi”, tegasnya.
Alhasil, berkat penanaman rasa kebersamaan yang diciptakan disekolah dengan jumlah siswa sebanyak 197 anak ini, SD Negeri Kalipancur 01 pada tahun lalu meraih rangking I hasil UASBN nya ditingkat kecamatan Blado, dengan nilai rata-rata kelas 23, 69.
“Disamping hasil UASBN yang membanggakan, sejak tahun 2005, di setiap tahun sekolah kita juga selalu mendapatkan piala”, imbuhnya.
Dipaparkan pria kelahiran Klaten, 18 Agustus 1950 ini, bahwa ada beberapa trik dan usaha yang dilakukan pihak sekolah dalam hal suksesi UASBN, diantaranya yang paling menonjol adalah “patroli” kelompok belajar anak yang juga telah dilakukan pada tahun sebelumnya.
“Untuk menghadapi UASBN nanti, kita sudah melakukan persiapan-persiapan, diantaranya sudah melakukan pemadatan materi sampai pada akhir bukan februari, materi pelajaran sudah selesai, tinggal pengayaan, dan pengulasan materi. Kemudian, kita juga mengumpulkan wali murid dan sudah menentukan skl serta kami rapatkan dengan komite. Dan yang lebih penting, setiap sore atau malam hari kita mendatangi kelompok belajar anak, biasanya kami bagi menjadi 5 kelompok. Kami mendatangi dan membina anak-anak yang sedang belajar kelompok, dan juga ada les tambahan pada sore hari 1 minggu 3 kali”, katanya.
Kepala sekolah yang juga berdomoisili di Desa Blado RT.01 RW 02 ini mengharap, dengan adanya keseriusan pihak sekolah untuk menciptakan prestasi anak didik ini hendaknya juga didukung dari semua pihak, terutama masyarakat untuk berperan serta mengawasi putra-putrinya saat belajar dirumah.
“Dan kepada pemerintah, kami berharap agar bisa memenuhi proposal yang sudah kami ajukan untuk melakukan rehab 4 lokal atau minimal 3 lokal kelas lagi, agar sekolah kita menjadi representative”, harapnya. (Trie)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar