Tampilkan postingan dengan label blado. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label blado. Tampilkan semua postingan

Rabu, 19 Mei 2010

DEA VAYAPRAJNA SURYONO INGIN LANJUTKAN MODELING USAI LULUS SEKOLAH

Bukan karena putus harapan, namun inilah bentuk komitmen dari Dea Vayaprajna Suryono. Siswi kelas 9 B SMP Negeri 1 Reban ini berkomitmen untuk vakum didunia modeling sementara waktu, kendati bakatnya didunia modeling bisa dikatakan cukup berprestasi.

Bakat yang sudah ditekuninya sejak duduk dibangku taman kanak-kanak (TK) ini dalam perjalanannya sempat menyabet 4 kali juara pertama, kendati karirnya sempat terhenti beberapa tahun karena mengikuti sang Ayah yang bertugas di luar Pulau Jawa saat dirinya masih duduk di kelas 2 bangku sekolah dasar.

Gadis kelahiran 9 maret 1994 yang baru merayakan ulang tahunnya yang ke 15 ini seperti penuturan sang Ayah, dirinya gemar sekali berjalan lenggak-lenggok, atau orang Jawa bilang “Lenjeh”. Dari gelagat itulah, pasangan Asep Teguh Arifiyanto dan Nurdiah Wahyuningsih mendorong anak pertamanya ini untuk mencoba mengembangkan bakatnya.

Warga Desa Cokro RT. 02 RW.01 Blado ini, kendati beberapa waktu lalu disibukan dengan kegiatan modeling, prestasi akademik disekolahnya masih cukup lumayan, paling tidak masih bisa masuk peringkat 10 besar dalam prestasi kelas. Untuk itu, kakak dari Kevin Dewa Suryana ini sementara masih fokus dalam kegiatan belajar, baik yang diselenggarakan disekolah maupun belajar dirumah, guna mengejar ketertinggalannya selama ini. “Sementara ini saya masih fokus dalam kegiatan belajar disekolah dan dirumah, tapi nanti kalau udah selesai sekolah atau kuliah, modeling akan dikembangin lagi”, tuturnya lirih.

Hal ini sesuai dengan motto hidup gadis yang biasa disapa Dea ini, yakni belajar dari kesalahan yang artinya kesalahan yang dilakukan jangan sampai diulangi lagi, dan jadikan kesalahan itu sebagai acuan atau pengalaman untuk bisa lebih baik lagi. “Tentunya disemua bidang”, jelas Dea sambil tersenyum simpul. (Trie)

Kamis, 01 April 2010

SD Negeri blado 3 “Semua bertanggung jawab atas keberhasilan sekolah”



Seperti yang disampaikan Puji Astuti ES, S.Pd selaku kepala sekolah SD Negeri Blado 3, bahwa semua bentuk keberhasilan sekolah merupakan tanggung jawab bersama. Tak luput juga keberhasilan mengahdapi UASBN yang sebentar lagi akan dihadapi.

“Dalam pelaksanaan persiapan menghadapi UASBN kami mengadakan les. Dan guru pembimbingnya tidak hanya kelas 6, tapi juga untuk guru kelas 3, 4 dan kelas 5. di dasari kebersamaan, sama-sama bertanggungjawab untuk keberhasilan anak didik”, paparnya.

Selain itu, pihaknya sebenarnya ingin menggali potensi masyarakat untuk memajukan sekolah, dalam hal ini adanya partisipasi aktif masyarakat terhadap sekolah juga dalam rangka sebagai bentuk tanggungjawab bersama. “Dalam hal ini juga diharapkan adanya bimbingan atau perhatian dalam belajar anak, maupun partisipasi aktif dalam kegiatan pembangunan sekolah, sehingga sekolah akan semakin berkembang dan maju, secara otomatis siswa akan cerdas”, imbuhnya.

Perlu diketahui, sekolah yang mempunyai Visi sebagai Sekolah Dasar Pembina Berkualitas dan Berakhlak Mulia ini mempunyai beberapa prestasi, diantaranya Prestasi dibidang seni yakni baca puisi, seni tari dan rebana. Dan yang mencapai prestasi di tingkat provinsi adalah kolase / seni menata barang-barang bekas untuk dirangkai menjadi sebuah bentuk meraih juara Harapan II Provinsi. (Trie)

Selasa, 30 Maret 2010

SD NEGERI BESANI BLADO CARI BIBIT PENCETAK PRESTASI


Dari banyaknya siswa, SD Negeri Besani kecamatan Blado mempunyai nilai lebih yakni kemudahan untuk mencari bibit siswa yang akan di’tarung’kan diberbagai lomba, baik ditingkat kecamatan maupun Kabupaten.
Seperti penuturan Sri Hartati, Ama.Pd selaku kepala sekolah menuturkan, bahwa pihaknya mulai awal tahun pelajaran baru sudah mulai menyeleksi siswa-siswinya untuk diikutkan diberbagai lomba, sesuai dengan kemampuan siswanya. “Program sejak awal tahun, kami mencari bibit-bibit siswa, guna mengikuti lomba-lomba mapel maupun popda untuk kelas 4, 5 dan 6, dimulai untuk tingkat kecamatan”, tuturnya.
Dalam kegiatan penyeleksian ini, pihaknya mengadakan kegiatan ekstrakurikuler, les dan tambahan jam pelajaran, sehingga pihak sekolah akan dengan mudah mengetahui dan menilai siswa mana yang bisa diandalkan. Hal ini selain untuk meningkatkan mutu pendidikan, juga sebagai barometer kualitas prestasi anak didiknya yang pada tahun 2007 lalu meraih juara II Tari ditingkat Kabupaten Batang, dan tahun 2006 mewakili ketingkat karesidenan. “Kita mengadakan ekstrakurikuler, les dan tambahan jam pelajaran, serta kegiatan kesenian, yang diantaranya Seni tari dan rebana”, jelasnya.
Perlu diketahui, sekolah yang mempunyai Visi unggul dalam prestasi, cerdas dalam tindakan dan santun dalam tingkah laku ini, mempunyai 300 siswa, yang terbagi menjadi 9 rombongan belajar, yang terpisah dalam 2 tempat, yakni di Dukuh Jono kelas 1 hingga kelas 6 Dan dukuh Besani kelas 1 hingga kelas 3.
Diakui wanita kelahiran 27 Januari 1954 ini, untuk tahun 2008 lalu pihaknya menerima bantuan MoU provinsi, sehingga bangunan sekolahnya kini lebih kokoh, dan menciptakan suasana nyaman bagi guru dan siswanya. “Kita mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang telah mempercayai kami untuk menerima bantuan MoU, dengan tujuan agar sekolah lebih kokoh dan represantif. Kedepan, kita masih pingin adanya bantuan ruang perpustakaan dan rumah dinas, karena saat ini, gedung penunjang tersebut belum ada”, pungkasnya. (Trie/Win)

SD NEGERI GONDANG 01 BLADO SEKOLAH PEDALAMAN YANG INGIN MAJU


Kendati berada di lokasi pedalaman, namun semangat warga sekolah SD Negeri Gondang 01 sangat tinggi sekali untuk bisa maju dan berprestasi. Hal ini dibuktikan dengan dirintisnya beberapa kegiatan untuk bisa unjuk gigi maupun sekedar berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh tingkat kecamatan.
Seperti penuturan Sadiman, S.Pd selaku kepala sekolah, bahwa pihaknya saat ini tengah merintis beberapa kegiatan untuk bisa turut andil dalam kegiatan-kegiatan perlombaan. “Bridge pada popda kecamatan bisa meraih juara I dan dikirim ke tingkat Kabupaten,dan untuk Olahraga Volley baru kami rintis, dan sudah tampil ditingkat kecamatan, walaupun belum juara, namun kita sudah berusaha, minimal ikut berpartisipasi”, katanya.
Dikeluhkan pria kelahiran 06 Maret 1963 ini, bahwa pihaknya masih memiliki beberapa kendala, diantaranya adalah kelas jauh, yang terletak di dukuh Andongsili yang berjarak sekitar 3 km. “Di Dukuh Andongsili ada kelas jauh. Disana ada 23 anak yang terbagi menjadi 3 rombel. Selain itu, hingga saat ini kami belum mempunyai guru olahraga, sedangkan Guru kelas hanya 4 dan lainnya wiyata bhakti”, keluhnya.
Namun dalam perjalanannya, diakui kepala sekolah, bahwa beberapa kendala tersebut tidak menjadikan ganjalan bagi warga sekolah SD Negeri Gondang 01. Bahkan dukungan dan partisipasi dari masyarakat dan komite dijadikan spirit bagi mereka untuk tetap berusaha dan tetap ingin maju.
Menyinggung tentang bantuan DAK bidang pendidikan yang diperoleh, pihaknya merasa bersyukur. “Dengan adanya bantuan DAK, kini sekolah kami lebih representative, didukung dengan kelengkapan sarana prasarananya, karena sekolah kami mendapat kategori II. Dan untuk tahun depan kami ingin kembali mengajukan bantuan untuk membangun ruang kelas lagi sebanyak 1 unit. Walaupun Sekolah pedalaman, kita berusaha untuk menciptakan sekolah yang bagus, menjadi sekolah yang maju, cerdas dalam berfikir, santun dalam bertingkah laku”, paparnya. (Trie)

SD NEGERI KETELENG 01 BLADO BANYAK PRESTASI, KESULITAN PENDANAAN

Bagaimana tidak merasa bangga bila anak-anak didiknya mampu meraih juara, namun hal ini selalu dan selalu menjadi momok bagi tiap sekolah apabila ada anak didiknya yang berpretasi, karena besar kemungkinan, semakin tinggi pula pengeluaran yang akan ditanggung pihak sekolah untuk menjadi kontingen, baik ke tingkat kabupaten maupun ke luar daerah.
Hal ini pula yang terjadi di SD Negeri Keteleng 01 Blado, yang selama ini merasa banyak mengeluarkan anggaran untuk mengirimkan anak didiknya yang telah terpilih mewakili tingkat kecamatan maupun kabupaten. Besarnya pengeluaran kadang tidak seimbang dengan apa yang telah diterima pihak kontingen sebagai uang pembinaan.
Seperti yang disampaikan Mubaedi, Ama.Pd selaku kepala sekolah, bahwa sebenarnya anak-anak didiknya sangat berkompeten untuk menjadi juara. Karena menurutnya, bidang Takraw telah menjadi andalan sekolah ini dan selalu mewakili Kabupaten Batang ketingkat karesidenan. Selain itu, juga ada beberapa prestasi yang lainnya, seperti bola Volley, pencak silat, penyanyi tunggal. “Dengan banyaknya kegiatan, kami merasa kesulitan dalam hal pendanaan”, katanya.
Hal ini perlu kita sikapi bersama, paling tidak, pihak penyelenggara baik tingkat kecamatan maupun kabupaten yang mengutus kontingen tersebut, hendaknya segala bentuk pengeluaran akomodasi untuk bisa ditanggung, sehingga diharapkan, para pencetak prestasi menjadi lebih bersemangat untuk mewujudkan keinginan menjadi juara tanpa terbebani pikiran akan berapa pengeluaran yang akan ditanggung.
Diakui pria kelahiran 2 November 1950 ini, bahwa sebenarnya dirinya menginginkan untuk sekolah yang sudah dia pimpin selama 15 tahun ini kedepannya bisa lebih maju lagi. “Saya berusaha memberikan yang terbaik. Menjelang pensiun ingin berbuat yang terbaik. Walaupun sekolah kami sudah mendapat bantuan DAK bidang pendidikan tahun 2007 dan MoU provinsi tahun 2008, namun masih ada beberapa bangunan yang masih mengganjal yang belum terselesaikan”, pungkasnya. (Trie/Win)

Jumat, 26 Maret 2010

SD NEGERI 3 KAMBANGAN BLADO MASIH KURANG LOKAL KELAS


Sejak berdirinya pada tahun 1982, sekolah paling bontot di desa paling barat Kecamatan Blado ini, memang masih kekurangan lokal kelas, karena hanya dibangun dengan 3 ruang untuk kelas saja. Dituturkan kepala SD Negeri Kambangan 3 Blado, Achyar, yang didampingi Agus So'im mengatakan, bahwa dengan kurangnya lokal kelas ini, untuk proses belajar mengajarnya kurang efektif. “Dengan jumlah 200 murid yang terbagi dalam 6 rombel, kami terpaksa membagi kegiatan belajar mengajar dengan 2 tahap, yakni pagi dan siang hari. Dan hal ini sudah berlangsung sejak tahun 1986”, katanya.
Lebih lanjut, Achyar mengatakan, untuk murid kelas 1, 2, dan 3 masuk pagi, dan pulang jam 10.00 wib, dilanjutkan dengan murid kelas 4, 5 dan 6. “Murid kelas 1,2, dan 3 seharusnya pulang jam 10.40, namun, karena kelas 4,5 dan 6 sudah menunggu untuk giliran memakai ruangan, anak-anak kelas1,2 dan 3 pulang lebih awal 40 menit, sehingga kurang efektif dan efisien, dan yang jelas, anak kurang waktu untuk belajar, dan kami berharap, mohon perhatian pemerintah, untuk menambah ruang kelas baru, sekalian dengan mebeler, dengan tujuan untuk mengimbangi keinginan masyarakat yang selama ini tidak apatis dengan keadaan sekolah kita”, harapnya.
Dikatakan Achyar, bahwa sekolah yang dipimpinnya ini, untuk ukuran prestasi, sudah tergolong bagus. Bahkan pihaknya selalu ikut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan ditingkat kecamatan, bahkan, beberapa siswa-siswinya pernah mewakili kecamatan ketingkat Kabupaten, dalam kegiatan Popda. “Kita terus mengembangkan potensi anak dengan beberapa kegiatan ekstrakurikuler, yang diantaranya, pramuka, olahraga, dan seni rebana. Yang pasti kita akan berusaha untuk lebih maju, karena rekan-rekan tenaga pengajar masih potensi, muda-muda, dan banyak yang melanjutkan kejenjang S1”, imbuhnya.
Mengenai persiapan menghadapi UASBN, pihaknya telah melakukan les, try out, latihan-latihan 1 minggu penuh, yang dilakukan setelah pulang sekolah, dan juga dilakukan sosialisasi kepada wali murid, untuk persiapan UASBN. “Karena, bagaimanapun juga, diperlukan adanya dukungan dari wali murid untuk memotivasi anak-anaknya dalam menghadapi ujian nanti, dengan demikian, anak-anak akan lebih bersemangat”, pungkasnya. (TIM)

SD Negeri Kambangan 2 Blado TUNTUT PERAN WALI MURID UNTUK PENINGKATAN MUTU


Untuk meningkatkan mutu pendidikan, tidak saja hanya bergantung pada profesionalisme guru dan potensi murid, namun diperlukan juga, kelengkapan sarana dan prasarana yang memadai, sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar. Hal ini seperti yang dituturkan Kepala SD Negeri Kambangan 2 Blado, Sudjono, Ama.Pd, kepada tim liputan Jurnal Pendidikan Batang Berkembang, beberapa waktu lalu. “Bagaimana mau meningkat mutu pendidikan kita, apabila semua masih dalam keadaan serba terbatas”, tuturnya.
Lebih lanjut Sudjono mengatakan, seperti halnya yang terjadi disekolah yang dipimpinnya, semuannya masih dalam keadaan keterbatasan, sehingga perlu adanya perhatian yang serius dari pemerintah. “Sekolah kita hanya ada 5 lokal, 1 untuk kantor, dan sisanya untuk kegiatan belajar mengajar, sehingga, untuk kelas 1 dan 2 bergantian, kelas 3 dan 4 menggunakan 1 ruangan yang di skat, yang diperparah dengan jumlah tenaga pendidik yang hanya pas-pasan. Bahkan, kondisi ini lebih diperparah, dengan minat baca yang baik dari anak-anak, yang tidak diimbangi dengan kelengkapan perpustakaan”, jelasnya
Sekolah yang pernah mendapat Juara II lomba Mapel PAI SD tingkat Kabupaten tahun 2003 ini, untuk persiapan menghadapi ujian, telah mempersiapkan beberapa langkah, diantaranya mengadakan les pagi hari mulai jam 0, untuk kelas 6, dan sudah melakukan try out 3 kali. “Kita berusaha semaksimal mungkin, dan juga, kita sosialisasi kepada orang tua murid, agar ikut berperan dalam membimbing dan memotivasi anak-anaknya. Dan kita minta, bila hasil kurang baik, guru jangan jadi kambing hitam, karena lain dengan kota, wali murid pada umumnya sangat banyak perhatian”, katanya.
Dikatakan Sudjono, bahwa sosialisasi kepada orang tua murid, pihaknya mengadakan pertemuan 2 kali dalam 1 tahun. Hal ini, dengan tujuan untuk memberikan kesadaran kepada wali murid, sehingga diharapkan untuk ada perhatian kepada anak-anaknya dalam kegiatan belajar dirumah, dan intinya, peningkatan mutu pendidikan jangan hanya dibebankan kepada guru saja, namun juga perlu adanya peran serta dari orang tua atau wali murid, serta didukung dengan lengkapnya sarana prasarana penunjang kegiatan belajar mengajar. (Tim)

Rabu, 17 Maret 2010

SD Negeri Kalipancur 01 Blado JUNJUNG TINGGI RASA KEBERSAMAAN

Achmadi beserta jajarannya. Foto:Trie

Setiap individu manusia pastilah memiliki keterbatasan, baik masalah kemampuan sampai dengan masalah kesempatan. Dalam beberapa hal kadang kita merasa bahwa diri kita adalah superior dan serasa memiliki hampir semua kemampuan yang di miliki oleh orang lain, tidak jarang pula kadang kita serakah dalam mengungkungi beberapa bidang. Namun apabila kita kembali menyadari akan kemungkinan pada sebuah keberhasilan, dalam beberapa hal kita haruslah membunuh beberapa sifat individualisme yang ada dalam diri kita, sebab kemandirian yang sukses dan berhasil bukan berarti mengagungkan egosentris yang berlebihan melainkan lahir dari kebersamaan.

Seperti halnya yang dilakukan jajaran pengelola SD Negeri Kalipancur 01 yang mengutamakan dan menjunjung tinggi rasa kebersamaan. Hal ini seperti yang diungkapkan Achmadi, Ama.Pd, selaku kepala sekolah kepada tim liputan JPBB beberapa waktu lalu.

“Kita lebih memacu bersama teman-teman dibidang kerjasamanya, baik dibidang agama, olahraga dan kesenian, termasuk juga dalam edukatifnya. Alasan kami membangun kerjasama dan kebersamaan adalah berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan disekolah, karena kami yakini, dengan cara kerjasama yang baik sesama rekan guru ditambah dengan peran serta komite dan masyarakat di lingkungan sekolah, maka semuanya akan terasa ringan untuk pencapaian sebuah prestasi”, tegasnya.

Alhasil, berkat penanaman rasa kebersamaan yang diciptakan disekolah dengan jumlah siswa sebanyak 197 anak ini, SD Negeri Kalipancur 01 pada tahun lalu meraih rangking I hasil UASBN nya ditingkat kecamatan Blado, dengan nilai rata-rata kelas 23, 69.

“Disamping hasil UASBN yang membanggakan, sejak tahun 2005, di setiap tahun sekolah kita juga selalu mendapatkan piala”, imbuhnya.

Dipaparkan pria kelahiran Klaten, 18 Agustus 1950 ini, bahwa ada beberapa trik dan usaha yang dilakukan pihak sekolah dalam hal suksesi UASBN, diantaranya yang paling menonjol adalah “patroli” kelompok belajar anak yang juga telah dilakukan pada tahun sebelumnya.

“Untuk menghadapi UASBN nanti, kita sudah melakukan persiapan-persiapan, diantaranya sudah melakukan pemadatan materi sampai pada akhir bukan februari, materi pelajaran sudah selesai, tinggal pengayaan, dan pengulasan materi. Kemudian, kita juga mengumpulkan wali murid dan sudah menentukan skl serta kami rapatkan dengan komite. Dan yang lebih penting, setiap sore atau malam hari kita mendatangi kelompok belajar anak, biasanya kami bagi menjadi 5 kelompok. Kami mendatangi dan membina anak-anak yang sedang belajar kelompok, dan juga ada les tambahan pada sore hari 1 minggu 3 kali”, katanya.

Kepala sekolah yang juga berdomoisili di Desa Blado RT.01 RW 02 ini mengharap, dengan adanya keseriusan pihak sekolah untuk menciptakan prestasi anak didik ini hendaknya juga didukung dari semua pihak, terutama masyarakat untuk berperan serta mengawasi putra-putrinya saat belajar dirumah.

“Dan kepada pemerintah, kami berharap agar bisa memenuhi proposal yang sudah kami ajukan untuk melakukan rehab 4 lokal atau minimal 3 lokal kelas lagi, agar sekolah kita menjadi representative”, harapnya. (Trie)