Sabtu, 27 Maret 2010

SMP NEGERI 2 REBAN CIPTAKAN SUASANA NYAMAN BAGI WARGA SEKOLAH


Untuk merintis peningkatan mutu pendidikan, hendaknya diawali dengan menciptakan suasana dan lingkungan sekolah yang nyaman bagi warga sekolah. Hal ini seperti yang dituturkan Suranto, S.Pd, Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Reban, yang sejak bulan agustus 2006 memimpin sekolah ini, yang sebelumnya memimpin SMP Negeri 3 Blado, yang dituturkan kepada Tim Liputan Jurnal Pendidikan, beberapa waktu lalu.
“Program kita adalah pembangunan fisik atau sarana prasarana terlebih dahulu, agar ada performence sekolah, kita utamakan, anak-anak datang kesekolah dengan suasana yang nyaman, dengan tujuan agar anak-anak tidak minder dengan sekolah lain. Kita mencoba agar anak-anak dan guru dalam suasana yang nyaman dalam kegiatan sehari-hari dilingkungan sekolah. Namun hal ini disesuaikan dengan kondisi SDM, taraf ekonomi masyarakat, dan komputerisasi sedang kita rintis, sedikit demi sedikit, tidak ngotot”, tuturnya.
Sekolah dengan total siswa 310 anak, yang terbagi 9 rombel ini, teratat sangat berpotensi dalam hal prestasi, pasalnya beberapa kejuaraan pernah di raih oleh siswa-siswi sekolah ini, yang diantaranya, juara umum pencak silat putri tahun 2007, dan yang paling membanggakan, yakni juara olimpiade Saint Matematika 2007 tingkat kabupaten, hingga dikirim ke tingkat nasional, juga tak kalah, dari tenaga pendidik ada yang meraih sebagai guru prestasi tahun 2007.
“Olah raga dan kegiatan ekstra kita tingkatkan, disamping yang sudah ada, BTQ dan Pramuka. Tentunya, keberhasilan ini, tak lepas dari potensi siswa, serta kerja keras dari rekan-rekan guru, dan untuk olimpiade, kita percayakan untuk menjadi pembina Dra. Anik Andiwati. Yang jelas, semuanya berkat dukungan guru dan pembina”, katanya.
Perlu diketahui, bahwa sekolah ini, menerapkan subsidi silang. Hal ini dilakukan, untuk membantu anak-anak yang tidak mampu. “Sekolah kita menerapkan subsidi silang, untuk melatih warga sekolah untuk saling peduli sesama. Kegiatan ini dilakukan setiap hari jumat, dengan mengadakan jumat infaq, dengan perincian, 3 kali untuk membantu anak-anak yang tidak mampu, dan 1 kali saat jumat kliwon, untuk merintis pembangunan mushola. Kesepakatan dengan komite sekolahpun bisa fleksibel, bahkan ada 40% siswa yang tidak terbebankan. Hal ini kita lakukan karena melihat kondisi anak tersebut, karena kita sering melakukan home visit, sehingga kita tahu apa kendala yang dihadapi siswa”, jelasnya.
Menyinggung persiapan menghadapi ujian nanti, menurut Suranto, pihaknya sudah mengantisipasi sedini mungkin. Diantaranya memberi motivasi kepada siswa, pemadatan materi sejak semester I, dan menerapkan kedisiplinan dalam segala hal, terutama dalam hal belajar siswa.
“Untuk persiapan UN, kita melakukan tambahan jam pelajaran sore, mulai awal tahun ajaran, pemadatan materi esensial, try out 3 kali ditambah pusroh (pemusatan kerochanian) yang dibina oleh guru agama”, imbuhnya.
Pihaknya berharap, kendala – kendala yang dihadapi sekolah, hendaknya mendapat perhatian dari pemerintah, terutama masalah ketenagaan pendidik, diharapkan bisa terpenuhi, dan tentunya yang sesuai kompetensi.
“Kita sangat membutuhkan tenaga pendidik yang sesuai kompetensi, diantaranya untuk mengajar fisika, kesenian dan TIK, yang saat ini belum ada. Juga diperlukan juga adanya bantuan untuk pemenuhan sarana dan prasarana sekolah, guna menciptakan suasana yang nyaman bagi warga sekolah”, pugkasnya. (tim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar