Tampilkan postingan dengan label reban. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label reban. Tampilkan semua postingan

Kamis, 01 April 2010

UPT Dikdis Pora Kecamatan Reban Adakan Seminar Tematik

Guna meningkatkan mutu ketrampilan guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada anak didik, UPT Dikdis Pora Kecamatan Reban mengadakan seminar tematik untuk para pendidik, baik Guru SD dan MI se Kecamatan Reban beserta Kepala Sekolah.

Hal ini seperti yang disampaikan Kepala UPT Dikdis Pora Kecamatan Reban Drs. Maksum kepada tim liputan JPBB disela-sela acara Sosialisasi PP 74 oleh PGRI Kabupaten Batang beberapa waktu lalu.

Dikatakan pria kelahiran 16 Juni 1960 ini, kegiatan seminar tematik ini dibagi menjadi 2 tahapan. Untuk tahap pertama telah diselenggarakan bulan Desember lalu. “Kami telah mengadakan seminar tematik tahap pertama untuk guru Kelas 4, 5 dan 6 yang diselenggarakan di Sojomerto bulan Desember 2008 lalu. Dan untuk tahap kedua, kami akan menyelenggarakan seminar tematik untuk guru kelas 1, 2 dan 3”, paparnya.

Seminar Tematik tahap kedua ini rencananya akan diselenggarakan pada tanggal 4 Maret 2009 di Reban. “Dalam kegiatan ini, kami bekerjasama dengan Penerbit Erlangga dengan mendatangkan nara sumber dari Jawa Timur. Dengan harapan, dengan diadakannya kegiatan ini, mutu pendidikan di wilayah kecamatan Reban akan lebih baik”, pungkasnya. (Trie)

SD Negeri Wonorejo Reban SEKOLAH PINGGIR JALAN YANG MEMPRIHATINKAN


Bagaimana tidak memprihatinkan, sekolah yang terletak dipinggir jalan raya Blado-Reban ini terlihat sangat parah dan kondisi beberapa bangunannya nampak rapuh dimakan usia, serta mebeler dibeberapa ruang dan hingga kini masih belum tersentuh bantuan untuk menciptakan bangunan sekolah yang representatif untuk kegiatan belajar mengajar.

Dijumpai disekolah yang dipimpinya, M. Basoeki, S.Pd menuturkan, pihaknya merasa prihatin dan khawatir dengan kondisi bangunan dan mebelair disekolah yang dipimpinnya ini.

“Ketika disurvey Dinas pada tahun 2007, sekolah kami dinyatakan yang rusak 4 lokal, tetapi dalam perjalanannya, sekolah kami hanya mendapat pencairan anggaran dari MoU Provinsi untuk rehab 2 lokal namun untuk membangun 4 lokal atau 1 unit, sehingga pembangunan tidak maksimal”, keluhnya.

Ditambahkan pria kelahiran 7 Januari 1951 ini, bahwa pihaknya masih mengharapkan adanya bantuan lagi, untuk merehab beberapa bangunan yang kondisinya sudah parah.

“Kondisi bangunan yang masih rusak yakni rumah dinas guru, andaikata itu kondisinya baik akan kami pergunakan untuk ruang perpustakaan. Karena menurut penilaian kami, minat baca anak-anak sangat tinggi”, paparnya.

Pihaknya berharap, rumah dinas dan beberapa ruang yang kondisinya masih parah dan mebeler yang parah sekali ini, untuk anggaran tahun 2009 ini bisa mendapatkan alokasi.

Perlu diketahui, kendati masuk ke lingkungan kecamatan baru, yakni kecamatan Reban, SD Negeri Wonorojo dengan total 180 siswa ini masih memiliki prestasi yang bisa mewakili ketingkat Kabupaten Batang, yakni dibidang bulutangkis.

“Selain itu, juga ada beberapa prestasi yang menonjol yang bisa dicetak sekolah kami, yakni Volley Juara II Reban, Seni Tari juga Juara II. Juga ada dicabang lain, yakni tennis meja, sepak takraw dan sepak bola”, punghkasnya. (Trie)






Sabtu, 27 Maret 2010

SMP NEGERI 3 REBAN BERBENAH DIRI DEMI PRESTASI


Dengan kondisi sekolah dan geografis dipegunungan yang sejuk, SMP Negeri 3 Reban telah melakukan berbagai upaya untuk meraih prestasi. Demikian disampaikan kepala sekolah SMP Negeri 3 Reban, Paiman S.Pd, kepada jurnal pendidikan beberapa lalu,
‘’Memang sekolah kami masih tergolong muda, yang berdiri pada tahun 2004, dan berlokasi dipegunungan, namun hal ini tidak membatasi kita untuk berprestasi”, katanya.
Sekolah dengan jumlah siswa 176 anak yang terbagi 6 rombongan belajar (rombel) ini, telah membuktikan, bahwa sekolah pinggiran-pun, mampu untuk berprestasi. Terbukti, beberapa prestasi yang membanggakan, telah di ukir, yang diantaranya pernah menjuarai MTQ Putra tingkat Kabupaten Batang.
“Tentunya, hal itu tidak lepas dari adanya peran serta rekan-rekan guru, beserta dorongan dan dukungan dari komite sekolah, serta tokoh masyarakat”, katanya.
Untuk mengantisipasi UAN nanti, pihaknya telah melakukan berbagai upaya, diantaranya, penambahan jam pelajaran pada sore hari, yang di mulai sejak semester awal, dan try out dua kali.
Dikatakan Paiman, yang dalam waktu dekat akan me-manage sekolah yang baru di SMP Negeri 9 Batang ini, bahwa yang memebuat terkesan di sekolah yang akan dinggalkannya ini, yakni SMP Negeri 3 Reban adalah, bila setiap musim penghujan, setiap jam 10 pagi, sekolah ini sudah dikelilingi kabut tebal dan terasa mengasyikan.
“Namun itu semua tidak membuat kami lemah dalam menjalankan tugas. Justru kami merasa tertantang untuk bisa lebih maju. Dan selama ini, yang masih menjadi beban kami adalah, kendala yang dihadapi sekolah, khususnya arus trasportasi anak–anak, yang memang jarak dari sekolah ke rumah mereka jauh dan tidak adanya angkutan yang melewati jalur sekolah. Kami berharap kepada semua pihak, khususnya kepada Pemerintah, agar mencarikan solusi yang terbaik bagi sekolah kami, minimal, agar jalur menuju sekolah kami agar di aspal”, pintanya. (tim)

SMP NEGERI 2 REBAN CIPTAKAN SUASANA NYAMAN BAGI WARGA SEKOLAH


Untuk merintis peningkatan mutu pendidikan, hendaknya diawali dengan menciptakan suasana dan lingkungan sekolah yang nyaman bagi warga sekolah. Hal ini seperti yang dituturkan Suranto, S.Pd, Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Reban, yang sejak bulan agustus 2006 memimpin sekolah ini, yang sebelumnya memimpin SMP Negeri 3 Blado, yang dituturkan kepada Tim Liputan Jurnal Pendidikan, beberapa waktu lalu.
“Program kita adalah pembangunan fisik atau sarana prasarana terlebih dahulu, agar ada performence sekolah, kita utamakan, anak-anak datang kesekolah dengan suasana yang nyaman, dengan tujuan agar anak-anak tidak minder dengan sekolah lain. Kita mencoba agar anak-anak dan guru dalam suasana yang nyaman dalam kegiatan sehari-hari dilingkungan sekolah. Namun hal ini disesuaikan dengan kondisi SDM, taraf ekonomi masyarakat, dan komputerisasi sedang kita rintis, sedikit demi sedikit, tidak ngotot”, tuturnya.
Sekolah dengan total siswa 310 anak, yang terbagi 9 rombel ini, teratat sangat berpotensi dalam hal prestasi, pasalnya beberapa kejuaraan pernah di raih oleh siswa-siswi sekolah ini, yang diantaranya, juara umum pencak silat putri tahun 2007, dan yang paling membanggakan, yakni juara olimpiade Saint Matematika 2007 tingkat kabupaten, hingga dikirim ke tingkat nasional, juga tak kalah, dari tenaga pendidik ada yang meraih sebagai guru prestasi tahun 2007.
“Olah raga dan kegiatan ekstra kita tingkatkan, disamping yang sudah ada, BTQ dan Pramuka. Tentunya, keberhasilan ini, tak lepas dari potensi siswa, serta kerja keras dari rekan-rekan guru, dan untuk olimpiade, kita percayakan untuk menjadi pembina Dra. Anik Andiwati. Yang jelas, semuanya berkat dukungan guru dan pembina”, katanya.
Perlu diketahui, bahwa sekolah ini, menerapkan subsidi silang. Hal ini dilakukan, untuk membantu anak-anak yang tidak mampu. “Sekolah kita menerapkan subsidi silang, untuk melatih warga sekolah untuk saling peduli sesama. Kegiatan ini dilakukan setiap hari jumat, dengan mengadakan jumat infaq, dengan perincian, 3 kali untuk membantu anak-anak yang tidak mampu, dan 1 kali saat jumat kliwon, untuk merintis pembangunan mushola. Kesepakatan dengan komite sekolahpun bisa fleksibel, bahkan ada 40% siswa yang tidak terbebankan. Hal ini kita lakukan karena melihat kondisi anak tersebut, karena kita sering melakukan home visit, sehingga kita tahu apa kendala yang dihadapi siswa”, jelasnya.
Menyinggung persiapan menghadapi ujian nanti, menurut Suranto, pihaknya sudah mengantisipasi sedini mungkin. Diantaranya memberi motivasi kepada siswa, pemadatan materi sejak semester I, dan menerapkan kedisiplinan dalam segala hal, terutama dalam hal belajar siswa.
“Untuk persiapan UN, kita melakukan tambahan jam pelajaran sore, mulai awal tahun ajaran, pemadatan materi esensial, try out 3 kali ditambah pusroh (pemusatan kerochanian) yang dibina oleh guru agama”, imbuhnya.
Pihaknya berharap, kendala – kendala yang dihadapi sekolah, hendaknya mendapat perhatian dari pemerintah, terutama masalah ketenagaan pendidik, diharapkan bisa terpenuhi, dan tentunya yang sesuai kompetensi.
“Kita sangat membutuhkan tenaga pendidik yang sesuai kompetensi, diantaranya untuk mengajar fisika, kesenian dan TIK, yang saat ini belum ada. Juga diperlukan juga adanya bantuan untuk pemenuhan sarana dan prasarana sekolah, guna menciptakan suasana yang nyaman bagi warga sekolah”, pugkasnya. (tim)