Kamis, 25 Maret 2010
SMK MEJADI JEMBATAN DUNIA KERJA YANG KOMPETITIF
Keberadaan SMK di beberapa daerah saat ini menjadi jembatan dunia kerja yang kompetetip . Adalah SMK Muhammadiyah Bawang yang beralamat di Jl Bawang Sukorejo KM 01 Bawang . Berdiri tahun 2002 dengan luas tanah 3750 m dan luas bangunan 1673 m untuk menampung 333 siswa yang terdiri 10 rombongan belajar ( rombel ) , untuk jurusan otomotif terdiri 7 rombel , sedangkan jurusan akutansi 3 rombel serta didukung sarana prasarana , laboraturim otomotif , computer , sarana olah raga dan kolam renang . Dengan berbagai sarana tersebut SMK Muhammadiyah Bawang telah mengukir beberapa prestasi . Demikian disampaikan kepala sekolah SMK Muhammadiyah Bawang Drs Solikhin M.pd kepada Jurnal Pendidikan . Kami merasa bangga dengan apa yang telah di capai anak-anak , dengan ketekunan dan keuletan sehingga sekolah ini bisa meraih beberapa prestasi di antaranya juara II otomotif tingkat Kabupaten Batang tahun 2006 , serta juara I menyanyi tunggal tingkat SMA /MA/SMK se Kabupaten Batang . Di tahun ini kami mewakili Kabupaten Batang ke tingkat provinsi untuk lomba otomotif . Guna menunjang pembelajaran dan mempertajam ketrampilan anak untuk prakerin kita sempai ke Jakarta , Yogyakarta dan Sragen di samping kami mengadakan kerjasama dengan Nasmoco Pekalongan ,” jelas pak Solikhin yang punya hobi berantem ini .Untuk mewujutkan VISI sekolah ,Membentuk siswa yang mandiri dalam kejujuran , Bertanggung jawab dan memiliki keterampilan di bidang otomotip dan akutansi dan berahklak islami . Memang kami tekankan pada anak-anak jangan takut berkelai atau berantem demi mempertahankan harkat , martabat , harga diri sekolah , dan kebenaran . kenapa kita takut kalau kita benar ,” tandasnya . Tentunya semua itu tidak bolih menjadikan seseorang lantas jadi sombong dan adi gang adi gung .Ini semata-mata untuk membentuk kepribadian siswa yang disiplin dan bertanggungjawab Itu semua bisa tercapai berkat dukungan rekan-rekan guru yang berjumlah 24 orang , tanpa mereka semua , saya tidak ada apa-apanya ,” pungkasnya. (WINOTO)
JANGAN ADA ANAK TIDAK SEKOLAH HANYA TIDAK MAMPU MEMBAYAR
Berawal dari gagasan dan musyawarah bersama antara masyarat , tokoh pendidik , ulama , untuk mendirikan sekolahan MTs di desa Bulu , Kecamatan Gringsin karena di desa tersebut belum ada sekolahan MTs. Dari hasil musyawarah bersama itulah di sepakati pendirian sekolah MTs NU 03 Gringsing, yang beralamat di Desa Bulu ,Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang.
Hal itu mendapat apresiasi dari masyarakat yang sangat luar biasa, terbukti tahun pertama berdiri MTs NU 03 Gringsing pada tahun 2000 mendapatkan 70 siswa terdiri dua local.Demikian disampaikan kepala sekolah MTs NU 03 Gringsing Sohir Sag kepada Jurnal Pendidikan beberapa waktu lalu, lebih lanjut Sohir mengatakan “, Sekolah kami memang tergolong masih muda atau baru namun kalau berbicara masalah prestasi kita tidak begitu ketinggalan dengan sekolah-sekolah yang dikota atau sekolahan yang sudah lama berdiri.Sekalipun dengan minimnya sarana prasarana yang ada kami beserta jajaran pengurus dan komite bertekat untuk memajukan sekolahan bisa lebih berkembang. Itu terbukti dengan diraihnya peringkat satu Ujian se kabupaten Batang tingkat SMP/MTs negeri swasta pada tahun 2005 , dan peringkat 35 sejawa Tengah.Semua itu bisa tercapai dan sukses berkat kerjasama dan dukungan dari rekan-rekan guru , pengurus komite , serta warga masyarakat . Kami sadar bahwa tanpa rekan – rekan saya tidak ada apa-apanya.Dan kondisi sekarang ini keadaan siswa kami berjumplah 299 anak , terdiri 7 rombel. Kelas VII tiga rombel , Kelas VIII dua rombel , Kelas IX dua rombel. Dengan adanya MTs 03 Gringsing disini diharapkan tidak ada anak tidak sekolah hanya gara-gara tidak mampu untuk membatar , untuk itu silahklan anak-anak yang kurang mampu untuk sekolah disini. Biarpun kami sekolah di pinggiran namun berbicara soal prestasi tidak kalah dengan sekolah yang di kota. Itu bisa dilihat dengan seambreknya piala yang terpampang di estalase ruang kepala sekolah diantaranya, juara II bola voly se Kabupaten Batang “, pungkasnya. (Winoto)
TK Negeri Pembina Limpung Terdepan Dalam Prestasi
Untuk mempersiapkan kepribadian dan mental anak demi masa depan bangsa, perlu diterapkan dan ditekankan sejak dini, yang semua itu diawali dengan adanya kepedulian masyarakat terhadap dunia pendidikan, khususnya Taman Kanak-kanak.
Adalah TK Negeri Pembina Limpung yang berada di pusat Kecamatan Limpung , tepatnya sebelah timur Puskesmas Limpung. Dengan fasilitas dan prasarana yang cukup representative, untuk menampung 74 siswa yang dibagi menjadi 3 lokal serta didukung dengan ketelatenan dan kesabaran 6 pendidiknya.
”Sejak berdiri tahun 2006, kami telah melakukan pendekatan kepada masyarakat. Dan ternyata mendapat dukungan yang sangat bagus, terbukti setiap sekolah ada program demi kemajuan TK, selalu mendapatkan apresiasi dan dukungan dari masyarakat. dan guna menunjang proses pembelajaran, setiap bulan kami hanya menarik iuran sejumlah 30 ribu rupiah, dan itu sudah komplit”, tutur, Hj. Sopaningsih, S.Pd selaku kepala sekolah, kepada jurnal pendidikan.
Perlu diketahui, kendati baru muncul ditengah masyarakat, dan ibaratnya masih seumur jagung, berkat hasil kerja keras dari seluruh jajaran pendidik, TK Negeri Pembina Limpung bisa mengukir prestasi di tingkat Kabupaten seperti, juara I lomba sekolah sehat tingkat TK se-Kabupaten Batang, lomba alat peraga multi guna juara III se Kabupaten Batang dan seabrek prestasi lainnya, yang terpampang di ruang kepala sekolah. “Kalau melihat prestasi yang di raih selama ini, kita patut bangga, mengingat sekolah ini ibarat baru seumur jagung. Dan disamping pembelajaran yang baku, untuk kegiatan exstra kurikuler kita fokuskan belajar mengenal dan menguasai simpoa”, pungkasnya.(TIM)
UN DAN UASBN GUNA MEWUJUDKAN PENDIDIKAN DAN LULUSAN YANG BERMUTU
Mutu sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat menentukan bagi kemajuan dan kemakmuran bangsa. Untuk mewujudkan SDM yang bermutu, dapat diselenggarakan melalui pendidikan yang bermutu pula. Ujian Nasional (UN) merupakan salah satu instrument dalam mewujudkan pendidikan bermutu untuk menghasilkan lulusan yang bermutu. Demikian disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Batang, H. Priyodigdo, SE, MM, kepada Tim Liputan Jurnal Pendidikan Batang Berkembang, beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut dikatakan Kepala Dinas, bahwa Ujian Nasional yang akan diselenggarakan dalam waktu dekat adalah kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik secara nasional pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, dengan tujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan tehnologi.
Selain Ujian Nasional, dirinya juga menyinggung mengenai Ujian Akhir sekolah Berstandar Nasional (UASBN) yang diselenggarakan di tingkat Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI), dan Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB). “UASBN adalah ujian nasional yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan pelaksanaan ujian sekolah atau madrasah untuk SD, MI, dan SDLB dengan tujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan mendorong tercapaianya target wajib belajar pendidikan dasar yang bermutu”, jelasnya.
Lebih lanjut dijelaskan Priyodigdo, untuk materi UN, berasal dari Standar Kompetensi Lulusan (SKL) irisan (Interseksi) dari pokok bahasan atau sub pokok bahasan Kurikulum 1994, Standar Kompetensi (SK) dan Kurikulum Dasar (KD) Kurikulum 2004 dan Standar Isi. Sedangkan untuk materi UASBN berasal dari Standar Kompetensi Lulusan (SKL) irisan Kurikulum 1994, Kurikulum 2004 dan Standar Isi. Paket soal sebanyak 25 % ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), dan 75 % ditetapkan oleh serta penyelenggara UASBN tingkat Provinsi.
Untuk kriteria kelulusan UN, dijelaskan Kepala Dinas, harus memiliki nilai rata-rata minimal 5,25 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan, dengan tidak ada nilai dibawah 4,25. atau memiliki nilai minimal 4,00 pada salah satu mata pelajaran lainnya minimal 6,00. Khusus untuk SMK, nilai mata pelajaran Kompetensi Keahlian Kejuruan minimum 7,00 dan digunakan untuk menghitung rata-rata UN, dan Kabupaten atau Kota dan Satuan Pendidikan dapat menentukan standar kelulusan UN lebih tinggi dari kriteria di atas.
Sedangkan untuk kriteria kelulusan UASBN, ditetapkan oleh setiap sekolah/madrasah yang peserta didiknya mengikuti UASBN. Peserta UASBN diberi Surat Keterangan Hasil UASBN (SKHUASBN) yang diterbitkan oleh sekolah atau madrasahnya.
“Dengan adanya UN dan UASBN ini, mari kita tingkatkan kwalitas dan kwantitas mutu pendidikan di Kabupaten Batang tercinta”, pungkas pria mantan Kepala BAWASDA Kabupaten Batang ini .(TIM)
SMP NEGERI 9 BATANG KEMBANGKAN LIFE SKILL PHP
Program Pengolahan Hasil Perikanan, yang meliputi ketrampilan pengolahan ikan, pembuatan bakso ikan, abon ikan, kerupuk ikan dan bandeng presto, adalah kegiatan pengembangan siswa atau life skill yang diselenggarakan di SMP Negeri 9 Batang.
“Kegiatan pengembangan siswa ini, kita sesuaikan dengan lingkungan sekolah, yang mayoritas berpenghidupan nelayan, sehingga, bila siswa tidak mampu melanjutkan, ketrampilan yang diberikan sekolah, bisa diimplementasikan di masyarakat”, jelasnya.
Sekolah Menengah Pertama paling bontot di Kecamatan Batang ini mengaku, untuk urusan prestasi belum bisa bicara banyak, kecuali pada bidang non akademik, khususnya olahraga renang, yang mayoritas anak-anaknya, mampu meraih prestasi di bidang ini. “Kita baru meluluskan 2 kali, dengan prosentase kelulusan 60 % pada tahun ajaran 2005/2006 dan ada peningkatan menjadi 70 % di tahun ajaran 2006/2007. dan untuk prestasi olah raga, khususnya renang, kita dominan, bahkan menjadi juara umum pada Popda tahun lalu”, imbuhnya.
Menyinggung persiapan mengahadapi ujian nasional, pihaknya mengaku, telah banyak persiapan, salah satunya dengan melakukan kerjasama dengan bimbingan belajar Primagama. “Mulai bulan Februari ini, kita sudah melakukan kerjasama dengan bimbingan belajar, dengan tujuan, untuk mendongkrak prosentase kelulusan, seperti tahun sebelumnya. Dan bimbingan belajar ini, diikuti oleh siswa yang ikut 10 besar dimasing-masing kelas, untuk kemudian “getok tular” kepada teman-temannya, sebanyak 14 kali pertemuan”, tuturnya.
Pihaknya berharap, ada beberapa kendala yang memerlukan penyelesaian di tingkat daerah, yakni adanya bau dari home industri yang mengganggu proses belajar mengajar. “Kita berharap Pemda bisa mencarikan solusi untuk menangani kendala yang kita hadapi selama ini. Dan sementara ini, saat proses belajar mengajar, warga sekolah selalu menggunakan masker, untuk bisa konsentrasi dalam belajar”, pungkasnya. (TIM)
SMK NU BANDAR JALIN KEMITRAAN DENGAN 55 DUDI
Sejak berdirinya SMK NU Bandar pada tahun 2003, sekolah ini telah melakukan beberapa terobosan, diantaranya menjalin kemitraan dengan 55 Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI), yang tersebar di Pulau Jawa dan Bali. Hal itu dilakukan oleh SMK NU Bandar dikarenakan berdasarkan data yang ada, 80 % anak-anak yang telah lulus, bisa langsung disalurkan ke perusahaan-perusahan dan perbengkelan yang telah menjadi mitra sekolah ini.
Selain menjalin kemitraan dengan DUDI untuk menyalurkan alumni SMK NU Bandar, sekolah ini juga menjalin kerjasama dalam hal kegiatan praktek siswa. “Guna memajukan sekolah dan mempertajam ketrampilan anak didik, kami juga menjalin hubungan dengan dunia industri, yang diantaranya Gajah Mada Motor Pekalongan dan Ahas Kedungwuni, untuk melakukan Pendidikan Sistem Ganda, guna mematangkan teori yang selama ini di dapat oleh siswa”, tutur kepala sekolah SMK NU Bandar, Drs. M. Nuryasin kepada Jurnal Pendidikan di ruang kerjanya beberapa waktu lalu.
“Memang sekolah kami tergolong masih muda, baru meluluskan dua kali, namun kalau berbicara mengenai prestasi kita tidak begitu ketinggalan, terbukti kami di tahun 2007 tercatat sebagai juara II LKS AUDIO VCD, juga termasuk juara II MTQ Putra / putri tingkat SMA/SMK. Dan tentunya, keberhasilan yang telah dicapai ini tidak lepas dukungan dari peran serta rekan-rekan guru, dan tentunya juga peran komite sekolah serta masyarakat, karena tanpa mereka semua, mustahil ini semua bisa berhasil”, imbuhnya.
Selain peran untuk keberhasilan prestasi, SMK NU Bandar juga mengakomodasi dan menampung anak-anak yang kurang mampu. “Anak yang tidak mampu tetap kita tampung, makanya kita butuh kepedulian dan kebersamaan demi kemajuan sekolah”, pintanya.
.”Dengan jumlah siswa 320 anak, sekoah kami mempunyai beberapa program unggulan. Dan hal ini sudah kami buktikan kepada masyarakat, bahwa siswa baru di sekolah kami saja sudah bisa bermanfaat di lingkungan desanya masing-masing, baik untuk servis AC maupun perbengkelan, tetunya hal itu sangat menggembirakan semua pihak”, tuturnya.
. Jadi tidaklah muluk-muluk bila kepala sekolah mengharapkan kepada semua pihak, khususnya Pemerintah Daerah Kabupaten Batang yang selama ini telah dengan sungguh-sungguh membantu. “Kami atas nama pribadi maupun atas nama dinas, mengucapkan terimakasih kepada Pemda yang turut membantu dan memperhatikan dunia pendidikan, namun kedepan mohon frekwensi nominal agar bisa lebih ditingkatkan lagi”, harapnya. (TIM)
SMP NEGERI 1 BAWANG CETAK SISWA SIAP PAKAI
Keberadan SMP 1 Bawang yang beralamat di Desa Pengampon Kecamatan Bawang disambut olih masyarakat Bawang dan sekitarnya dengan sangat positif, pasalnya disamping tempatnya sangat setrategis juga didukung dengan sarana prasarana sekolahan yang memadai, tentunya semua itu hasil kerja sama yang baik antara sekolah beserta jajaranya, dengan masyarakat, sehingga tercapai keberhasilan yang kita harapkan bersama. Demikian mengawali pembicaran kepala sekolah SMP Negeri 1 Bawang, Yogi Wibowo, S.Pd, kepada Jurnal Pendidikan ketika berkunjung ke kantornya beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut Yogi menegaskan, kendati sekolah yang dipimpinnya berada di pegunungan atau pinggiran, pihaknya merasa bangga dengan keberhasilan yang diraih anak-anak didiknya. Karena berkat ketekunan, kesabaran dan tentunya kedisiplinan yang diterapkan pihak sekolah, anak didiknya mampu berprestasi ditingkat kabupaten maupun tingkat Karesidenan, jelas kepala sekolah yang juga pembina Pencak silat disekolahnya.
Dikatakan pak Yogi panggilan akrabnya, bahwa SMP Negeri 1 Bawang saat ini memiliki 648siswa, yang terbagi 15 rombel, yang masing-masing tingkat ada 5 rombel, yang didukung oleh 25 guru dan 9 karyawan. Disamping pembelajaran KTSP, pihaknya juga melaksanakan exstra kurikuler berupa pendidikan kecakapan hidup (PKH) border dan menyulam, serta pelatihan ukir kayu, dengan pemandu Subatiningsih dan Ngatimin. “Jadi dengan adanya PKH dan ukir kayu, bila mana ada anak yang tidak mampu melanjutkan sekolah kejenjang selanjutnya, kita bisa menyalurkan ke perusahaan, atau berwira usaha, karena anak-anak sudah mempunyai bekal ketrampilan dan keahlian yang didapat di sekolah yang siap pakai” jelas Yogi, yang sejak bulan juni 2007 menjabat kepala sekolah di SMP 1 Bawang ini.
Ditambahkan mantan kepala sekolah SMP Negeri 2 Subah ini, bahwa pihaknya juga memprogramkan bea siswa bagi anak berprestasi, bahkan untuk mengantisipasi bagi anak yang tidak mampu, sekolah mempunyai kebijakan sekedar memberi bantuan transport, pungkasnya.(TIM).
Label: dewan pendidikan
kabupaten batang,
pendidikan,
sekolah
Langganan:
Postingan (Atom)