Sabtu, 27 Maret 2010

SMA BAKTI PRAJA LIMPUNG TERAPKAN PROGRAM SMA PLUS


Tuntutan agar mencetak lulusan yang mandiri, dan mampu menerapkan keahliannya, sehingga mampu langsung terjun ke masyarakat, SMA Bhakti Praja Limpung, menerapkan beberapa ketrampilan kepada anak didiknya. Dijumpai diruangannya, Achmadi Soerjopranoto, BA, yang di dampingi Wakasek Humas, Dra. Tentrem Prihatin, membenarkan hal tersebut.
“Memang, saat ini, sekolah kita ada program pendidikan ketrampilan siswa, yang meliputi menjahit, border, dan komputer, dengan tujuan, sekolah kita menjadi SMA Plus”, tuturnya.
Lebih lanjut, pria kelahiran 17 Agustus 1936 ini menuturkan, bahwa hal ini dilakukan, untuk memberikan bekal kepada lulusan SMA, agar bisa dimanfaatkan, apabila tidak melanjutkan kejenjang perguruan tinggi.
“Kami memberikan kesempatan kepada anak-anak kelas III, sekolah bekerja sama dengan LPK limpung dalam hal menjahit, Bordir dan Komputer, dan yang lulus diberi sertifikat. Kegiatan ini sudah jalan sejak 4 tahun yang lalu. Dan kami rasakan ada manfaatnya, anak-anak bisa mandiri, dan agar mempunyai ketrampilan. Intinya, kita menginginkannya menjadi SMA Plus. Dan manfaat bagi lulusan, yang melanjutkan ya berguna, yang tidak melanjutkan juga lebih berguna”, jelasnya.
Diakui kepala sekolah, saat ini, pihak sekolah juga akan mengembangkan tekhnik komputer. Karena menurutnya, ketrampilan ini, saat ini masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
“Rencana akan dikembangkan pelatihan tekhnik komputer, dan jangan hanya sebagai operator saja. Karena penilaian kami, keahlian ini sangat dibutuhkan di masyarakat, dan masih jarang yang mempunyai ketrampilan tekhnik komputer. Sehingga lulusan dapat menggunakan ketrampilan yang telah dipelajari di sekolah”, imbuh pria yang sejak tahun 1980 ini menjadi Kepala Sekolah.
Menyinggung persiapan menghadapi ujian nasional, pihaknya telah melakukan les tambahan, yang dilakukan setelah jam pelajaran terakhir, selama 4 bulan, kemudian pendalaman materi, dan melakukan try out lewat MKKS Kabupaten.
“Semua orang menginginkan target 100%, yang pasti kita sudah berusaha”, katanya.
Dikatakan Achmadi, yang sudah mengenyam asam garamnya dunia pendidikan sejak tahun 1957 ini, bahwa keluhan sekolah swasta adalah kurangnya tenaga kependidikan.
“Guru yang diangkat pns tidak bisa kembali ke sekolah lagi, sehingga, tenaga pendidik menjadi menumpuk di sekolah negeri, sedang untuk sekolah swasta kekurangan guru, padahal sekolah swasta rata-rata menjadi basic trainingnya para guru. Dan hal ini perlu mendapat kajian bagi pemerintah, karena bagaimanapun juga, sekolah swasta juga mempunyai tujuan yang sama, yakni mencerdaskan anak-anak bangsa”, pungkasnya. (TIM)



SMK (SUPM) NUSANTARA BATANG 90 % LULUSAN TERSALURKAN, DAN GAJI MENGGIURKAN

Terletak di jalan RE. Marthadinata No. 305 Desa Karangasem Utara, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang, SMK Nusantara Batang merupakan satu-satunya sekolah kejuruan perikanan NU yang ada di Kabupaten Batang, dengan sistem pendidikan yang mengacu pada kurikulum Pendidikan Nasional dan disesuaikan dengan kompetensi keahlian standar nasional serta internasional.
SMK Nusantara dibawah naungan Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Batang, dengan misi mencetak kader-kader muda yang beriman, dan bertaqwa, ahli dalam bidang perikanan sesuai standar nasional dan internasional, telah mengantarkan alumni-alumninya untuk bekerja pada perusahaan-perusahaan kapal perikanan Jepang, dengan gaji perbulan menggunakan mata uang Dollar AS dengan nilai + 8,5 juta/bulan, dan tiap tahun SMK Nusantara mengadakan seleksi magang ke Jepang, dengan instruktur langsung dari Jepang, dan telah tercatat, mulai tahun 2001 hingga 2007 terdapat 100 taruna yang telah diberangkatkan, dengan penempatan pada Nango, Naha, Chosi, Kesennuma, Hotojima, Tosa, Muroto, Nichinan, Minami Kushiyama.
SMK Nusantara dengan fasilitas gedung milik sendiri, ruang laboratorium praktek, perlengkapan navigasi kapal, para pengajar yang profesional dibidangnya masing-masing, kurikulum standar Depdiknas dan dipadukan dengan kompetisi standar internasional ini, selain bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan di Jepang, juga penyalurannya ke Uruguay, dan Spanyol, sehingga lulusan tidak ada yang nganggur.
Dijumpai diruangannya, Solikhin, S.Pd selaku Kepala sekolah, membenarkan hal tersebut. “Selama ini sekolah bekerja sama langsung dengan PT. Puji Utami (PUMI), agency Teeky Cooporation dari Jepang yang ada di Jakarta, bahkan beberapa waktu lalu, ada kunjungan langsung dari Jepang, dalam rangka penyeleksian Taruna SMK Nusantara untuk magang. Dan sementara, sudah ada 27 anak sebagai calonnya. Yang pasti, 90 % lulusan kita, tersalurkan. Dan untuk Prakerin, kita tempatkan di Sorong, Bali, Pekalongan dan Jakarta, selama 3 hingga 4 bulan”, tutur Solikhin bangga.
Untuk memenuhi permintaan dari perusahaan-perusahaan yang notabene memerlukan kedisiplinan yang tinggi, pihaknya juga menerapkan kedisiplinan untuk para taruna dan taruni-nya (sebutan untuk siswa-siswi SMK Nusantara). “Kita tekankan anak-anak untuk berdisiplin, termasuk waktu sholat dan istirahat, karena bagaimanapun juga, manfaatnya akan diterima mereka sendiri”, jelasnya.
Sekolah dengan 1 jurusan unggulan, yakni Nautika Kapal Penangkapan Ikan (NKPI) yang dulunya Nautika Perikanan Laut (NPL) ini, 152 taruna-nya yang terbagi dalam 5 romongan belajar, juga disibukan dengan beberapa kegiatan ekstrakurikuler, seperti marching band, Pramuka, Inseba (seni Bela diri), dan Renang. Bahkan sekolah ini telah mengukir beberapa prestasi ditingkat kabupaten, seperti Juara I lomba lari 1500 m, tahun 2004, Juara II bulutangkis putra, Porseni MA/SMA/SMK Ma'arif NU Kabupaten Batang tahun 2006, Juara Renang Gaya Bebas Popda 2007. “Saat ini, kami ingin merintis Basket dan Volly, karena anak-anak sangat proporsional, postur tubuhnya gede-gede, dan untuk tahun ini harus menguasai Popda”, tegasnya.
Menyinggung persiapan menghadapi Ujian Nasional, pihaknya telah melakukan bimbingan belajar, penambahan jam pelajaran, dan Try Out, serta akan melakukan karantina selama 2 minggu, ditambah dengan sholat hajat, istighosah, dan do’a bersama, dan sekolah juga menghadirkan Kyai. “Kita berusaha sedikit demi sedikit untuk lebih maju, dan yang pasti, sekolah kita tidak meluluskan pengangguran”, pungkasnya. (Tim)



SMP NEGERI 3 REBAN BERBENAH DIRI DEMI PRESTASI


Dengan kondisi sekolah dan geografis dipegunungan yang sejuk, SMP Negeri 3 Reban telah melakukan berbagai upaya untuk meraih prestasi. Demikian disampaikan kepala sekolah SMP Negeri 3 Reban, Paiman S.Pd, kepada jurnal pendidikan beberapa lalu,
‘’Memang sekolah kami masih tergolong muda, yang berdiri pada tahun 2004, dan berlokasi dipegunungan, namun hal ini tidak membatasi kita untuk berprestasi”, katanya.
Sekolah dengan jumlah siswa 176 anak yang terbagi 6 rombongan belajar (rombel) ini, telah membuktikan, bahwa sekolah pinggiran-pun, mampu untuk berprestasi. Terbukti, beberapa prestasi yang membanggakan, telah di ukir, yang diantaranya pernah menjuarai MTQ Putra tingkat Kabupaten Batang.
“Tentunya, hal itu tidak lepas dari adanya peran serta rekan-rekan guru, beserta dorongan dan dukungan dari komite sekolah, serta tokoh masyarakat”, katanya.
Untuk mengantisipasi UAN nanti, pihaknya telah melakukan berbagai upaya, diantaranya, penambahan jam pelajaran pada sore hari, yang di mulai sejak semester awal, dan try out dua kali.
Dikatakan Paiman, yang dalam waktu dekat akan me-manage sekolah yang baru di SMP Negeri 9 Batang ini, bahwa yang memebuat terkesan di sekolah yang akan dinggalkannya ini, yakni SMP Negeri 3 Reban adalah, bila setiap musim penghujan, setiap jam 10 pagi, sekolah ini sudah dikelilingi kabut tebal dan terasa mengasyikan.
“Namun itu semua tidak membuat kami lemah dalam menjalankan tugas. Justru kami merasa tertantang untuk bisa lebih maju. Dan selama ini, yang masih menjadi beban kami adalah, kendala yang dihadapi sekolah, khususnya arus trasportasi anak–anak, yang memang jarak dari sekolah ke rumah mereka jauh dan tidak adanya angkutan yang melewati jalur sekolah. Kami berharap kepada semua pihak, khususnya kepada Pemerintah, agar mencarikan solusi yang terbaik bagi sekolah kami, minimal, agar jalur menuju sekolah kami agar di aspal”, pintanya. (tim)

SMP NEGERI 4 TULIS GUDANGNYA ATLIT


Sebelum meninggalkan tugasnya di SMP Negeri 4 Tulis, M. Toha Mustofa, S.Pd kepada majalah jurnal pendidikan, mengatakan, dirinya sangat terkesan dengan perilaku anak-anak didiknya. Yang diakuinya, selama ini, kendati belum ada pagar sekolah, tidak ada satupun siswa-siswi sekolah yang dipimpinnya sejak 1 Oktober 2003 ini, tercatat ada yang membolos.
“Yang membuat saya terkesan disekolah ini, adalah kerjasama yang baik dari seluruh elemen warga sekolah, termasuk jajaran rekan-rekan guru, yang selama ini menjalin kerjasama, yang didasari rasa kekeluargaan. Dan yang menyentuh hati saya, hebatnya anak-anak sini, dari 268 siswa, tidak pernah bolos, kendti belum ada pagar sekolah”, tuturnya.
Menurutnya, hal ini terjadi, karena dalam lingkungan sekolah selalu diterapkan rasa kekeluargaan. Saling asah, asih, asuh, dan saling membantu, hingga tercipta suasana keharmonisan, sehingga murid merasa nyaman, tanpa adanya paksaan untuk belajar. Dirinya berharap, agar sepeninggalnya nanti, untuk bertugas di SMP Negeri 3 Subah, kondisi seperti ini hendaknya untuk bisa dipertahankan, dan bila perlu ditingkatkan lagi.
“Kendati saat ini yang sering menjadi kendala adalah Drop Out, dan sudah menjadi hal biasa, namun saya harapkan, agar anak-anak memiliki 4 macam prinsip dibidang keagamaan, filosofi, sosio kultural, dan keilmuan, agar bisa diterima dimasyarakat. Dan untuk pengganti saya, diharapkan untuk menapak sesuai dengan visi dan misi, serta meningkatkan kedisiplinan, dan memenuhi sarana prasarana asekolah sebagai penunjang KBM”, imbuhnya.
Kendati dirasakan berat meninggalkan sekolah tercintanya ini, M. Toha Mustofa, S.Pd yakin, kedepan sekolah ini akan mampu lebih maju, karena sudah didukung dengan sarana prasarana, dan yang paling penting komitmen dan kerjasama yang bagus dari seluruh warga sekolah.
“Saya sangat optimis, anak-anak mampu berprestasi, terutama dibidang non akademik. Dan untuk bidang akademik, dewan guru selalu memacu anak-anak, untuk bisa lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Dan untuk sarana-prasarana penunjang, sekolah kita sudah agak komplit, diantaranya, komputer, tv education, perpustakaan, laboratorium ipa, sarana olahraga komplit dan dari hasil pengembangan Komite Sekolah berupa studio mini, guna memancing kreatifitas siswa”, tuturnya.
Diharapkan, antara pihak sekolah dan masyarakat saling memotivasi, guna peningkatan mutu pendidikan. Karena menurutnya, tanpa peran serta dari masyarakat, hal ini tidak berimbang.
“Seperti yang selama ini kita lakukan, kita selalu memotivasi masyarakat untuk membagi tugas, dengan tujuan untuk memajukan dunia pendidikan. Karena menurut penilaian kami, motivasi kepada anak dari orang tua, juga sangat menentukan dalam keberhasilan siswa menghadapi ujian”, pungkasnya.
Perlu diketahui, kendati sekolah pinggiran, SMP Negeri 4 Tulis mampu menunjukan “taring”nya, dengan menjuarai beberapa bidang atletik ditingakt kabupaten, seperti Juara I lari 400 meter putra popda tahun 2007, loncat tinggi Juara I putra, dan hingga dikirim ke Donohudan, yakni ketingkat provinsi, masuk peringkat V lari 10 K, tingkat SMP/SMA. (Tim)

SMP NEGERI 2 REBAN CIPTAKAN SUASANA NYAMAN BAGI WARGA SEKOLAH


Untuk merintis peningkatan mutu pendidikan, hendaknya diawali dengan menciptakan suasana dan lingkungan sekolah yang nyaman bagi warga sekolah. Hal ini seperti yang dituturkan Suranto, S.Pd, Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Reban, yang sejak bulan agustus 2006 memimpin sekolah ini, yang sebelumnya memimpin SMP Negeri 3 Blado, yang dituturkan kepada Tim Liputan Jurnal Pendidikan, beberapa waktu lalu.
“Program kita adalah pembangunan fisik atau sarana prasarana terlebih dahulu, agar ada performence sekolah, kita utamakan, anak-anak datang kesekolah dengan suasana yang nyaman, dengan tujuan agar anak-anak tidak minder dengan sekolah lain. Kita mencoba agar anak-anak dan guru dalam suasana yang nyaman dalam kegiatan sehari-hari dilingkungan sekolah. Namun hal ini disesuaikan dengan kondisi SDM, taraf ekonomi masyarakat, dan komputerisasi sedang kita rintis, sedikit demi sedikit, tidak ngotot”, tuturnya.
Sekolah dengan total siswa 310 anak, yang terbagi 9 rombel ini, teratat sangat berpotensi dalam hal prestasi, pasalnya beberapa kejuaraan pernah di raih oleh siswa-siswi sekolah ini, yang diantaranya, juara umum pencak silat putri tahun 2007, dan yang paling membanggakan, yakni juara olimpiade Saint Matematika 2007 tingkat kabupaten, hingga dikirim ke tingkat nasional, juga tak kalah, dari tenaga pendidik ada yang meraih sebagai guru prestasi tahun 2007.
“Olah raga dan kegiatan ekstra kita tingkatkan, disamping yang sudah ada, BTQ dan Pramuka. Tentunya, keberhasilan ini, tak lepas dari potensi siswa, serta kerja keras dari rekan-rekan guru, dan untuk olimpiade, kita percayakan untuk menjadi pembina Dra. Anik Andiwati. Yang jelas, semuanya berkat dukungan guru dan pembina”, katanya.
Perlu diketahui, bahwa sekolah ini, menerapkan subsidi silang. Hal ini dilakukan, untuk membantu anak-anak yang tidak mampu. “Sekolah kita menerapkan subsidi silang, untuk melatih warga sekolah untuk saling peduli sesama. Kegiatan ini dilakukan setiap hari jumat, dengan mengadakan jumat infaq, dengan perincian, 3 kali untuk membantu anak-anak yang tidak mampu, dan 1 kali saat jumat kliwon, untuk merintis pembangunan mushola. Kesepakatan dengan komite sekolahpun bisa fleksibel, bahkan ada 40% siswa yang tidak terbebankan. Hal ini kita lakukan karena melihat kondisi anak tersebut, karena kita sering melakukan home visit, sehingga kita tahu apa kendala yang dihadapi siswa”, jelasnya.
Menyinggung persiapan menghadapi ujian nanti, menurut Suranto, pihaknya sudah mengantisipasi sedini mungkin. Diantaranya memberi motivasi kepada siswa, pemadatan materi sejak semester I, dan menerapkan kedisiplinan dalam segala hal, terutama dalam hal belajar siswa.
“Untuk persiapan UN, kita melakukan tambahan jam pelajaran sore, mulai awal tahun ajaran, pemadatan materi esensial, try out 3 kali ditambah pusroh (pemusatan kerochanian) yang dibina oleh guru agama”, imbuhnya.
Pihaknya berharap, kendala – kendala yang dihadapi sekolah, hendaknya mendapat perhatian dari pemerintah, terutama masalah ketenagaan pendidik, diharapkan bisa terpenuhi, dan tentunya yang sesuai kompetensi.
“Kita sangat membutuhkan tenaga pendidik yang sesuai kompetensi, diantaranya untuk mengajar fisika, kesenian dan TIK, yang saat ini belum ada. Juga diperlukan juga adanya bantuan untuk pemenuhan sarana dan prasarana sekolah, guna menciptakan suasana yang nyaman bagi warga sekolah”, pugkasnya. (tim)

Drs. Kosasi, M.Pd : “PRIHATIN, ANAK JADI ASSET KELUARGA”


Kendala yang sering dihadapi sekolah yang terletak di lingkungan masyarakat pedesaan adalah, selalu berkurangnya jumlah siswa ditiap tahunnya. Hal ini seperti yang terjadi di SMP Negeri 3 Warungasem. Seperti yang dituturkan Drs. Kosasi, M.Pd, selaku kepala sekolah, menurut pantauannya, yang sejak 1 agustus 2003 memimpin di sekolah ini, bahwa tiap tahunnya, jumlah siswa selalu mengalami penyusutan, dari 5 hingga 10 anak ditiap tahunnya. “Jumlah siswa disekolah ini 343 anak, yang terbagi 9 rombongan belajar (rombel), dan ditahun ini ada penurunan 9 anak karena bekerja ke luar kota sebagai asset keluarga, hal ini berdasar pada kesulitan ekonomi keluarga, kendati sekolah tidak narik biaya, sehingga kami merasa prihatin”, tuturnya.
Dikatakan Kosasi, bahwa sekolah yang dipimpinnya ini, tahun demi tahun mengalami peningkatan. Hal ini karena ditunjang dengan kelengkapan sarana dan prasarana sekolah, seperti adanya laboratorium ipa, laboratorium komputer, ruang ketrampilan, perpustakaan, dan baru-baru ini akan menyelesaikan pembangunan mushola. “Juga ditambah dengan lapangan basket, lapangan tenis meja, lapangan bola voly, termasuk lapangan upacara dan ditambah taman, dan disertai LCD proyektor untuk pembelajaran”, katanya.
Sekolah yang terletak didesa Sari Glagah, Kecamatan Warungasem ini, tercatat, untuk prestasi sudah patut dibanggakan, baik dibidang akademik dan non akademik. “Di tahun 2006, sekolah kita masuk peringkat 4 olimpiade sains biologi tingkat kabupaten, dan peringkat ke 7 di tahun 2007. sedangkan untuk matematika-nya masuk peringkat 10. Dan untuk prestasi non akademik, untuk sekolah kita yang paling menonjol adalah bolla volley, yang tercatat, sering menjuarai, baik di tingkat kabupaten, maupun tingkat karesidenan. Intinya, untuk volly tiap tahun kita selalu bawa piala”, tuturnya bangga.
Diakui Kosasi, bahwa kegiatan ekstra kurikuler yang diselenggarakan oleh sekolah, sangat diminati oleh siswa. Dan kegiatan yang diselenggarakan disekolah ini diantaranya, ketrampilan menjahit, voly, basket, tenis meja, musik modern dan rebana, serta ekstrakurikuler pengembangan diri yang bersifat akademik, dengan membentuk per kelompok, yakni klub matematika, klub fisika, dan klub biologi yang kesemuanya, maksimal 16 anak per kelompok. “Hal ini dapat memacu potensi siswa, dalam mengembangklan kemampuan masing-masing, sesuai keinginan mereka sendiri”, imbuh pria kelahiran Temanggung ini.
Meghadapi Ujian nanti, pihaknya telah melakukan persiapan-persiapan, diantaranya mengintensifkan pembelajaran, yang dilaksanakan dengan pola, pembahasan bahasa Inggris selama 4 jam dalam 1 minggu, IPA 4 Jam, Matematika 2 jam, dan untuk bahasa Indonesia 2 jam, yang dilaksanakan sejak bulan november 2007. “Waktu pelaksanaannya hari Minggu, jam 8 sampai jam 12, dan hari senin, selasa, rabu serta kamis, yang dimulai dari jam 2 sampai jam 4”, jelasnya.
Dan untuk mengetahui tingkat keberhasilan, lanjut Kosasi, pihaknya melakukan try out. “Try out pertama, dari 112 peserta yang lulus 40 anak, , kemudian try out ke dua 37 anak, karena kita memakai pola soal ringan, sedang dan berat. dan untuk try out ke tiga, rencana kana dilaksanakan akhir bulan ini (maret-red). Dan kalau masih ada waktu lagi, kita akan lakukan try out yang ke 4 kalinya”, katanya.
Menyinggung soal mutasi yang telah diajukannya untuk pindah ke Kabupaten Pemalang, Kepala Sekolah yang setiap malam senin dan malam rabu menginap disekolah ini berharap, agar potensi dan prestasi yang telah dimiliki sekolah, untuk bisa lebih ditingkatkan lagi. “Kesan saya selama di sini, masyarakat dan guru selama ini mendukung. Masyarakat selalu mendukung apa yang menjadi program sekolah, juga guru dan TU. Juga tak lepas kedekatan anak-anak dengan saya. Saya berharap, agar prestasi yang telah dicapai harus dipertahankan, dan bila perlu ditingkatkan. Berdayakan potensi, apapun yang ada, demi dan untuk menuju prestasi”, pungkas kepala sekolah yang bertempat tinggal di Desa Banjardowo, Kecamatan Taman –Pemalang ini. (Tim)

SMP PGRI GRINGSING BERANGKAT DARI KEPRIHATINAN



Berangkat dari rasa keprihatinan, yang pada saat itu di tahun berdirinya sekolah ini pada tahun 1983, anak-anak usia sekolah lulusan sekolah dasar di desa ini, dari jumlah 80 anak, yang melanjutkan ke tingkat SMP hanya 2 anak. Hal ini seperti yang dituturkan Kepala SMP PGRI Gringsing, Juwanto, S.Pd, kepada Tim Liputan Jurnal Pendidikan, yang bertandang di sekolahnya, beberapa waktu lalu.
“Sebelum ada bangunan ini, proses kegiatan belajar mengajar nebeng di SD Negeri 01 Ketanggan, dari mulai tahun 1983 hingga tahun 2000, yang kemudian dibangun sekolah ini. Dan kita akui, terbangunnya sekolah ini, juga tak lepas bantuan dari pemerintah kecamatan, yang turut memperhatikan sampai ke dalam, yang pada saat itu, pak Imam Nugorho, selaku camat, yang turut andil dalam sekolah ini”, tuturnya.
Lebih lanjut Juwanto mengatakan, saat ini sekolah yang dipimpinnya, dalam proses kegiatan belajar mengajar, menggunakan waktu sore hari. Pasalnya, untuk tenaga pendidiknya, banyak yang menggunakan tenaga pendidik dari sekolah lain. “Kendala yang memaksa kita untuk proses KBM sore hari adalah, anak-anak kalau pagi banyak yang kerja di perkebunan, namun sekarang sudah agak berkurang dan sudah bukan menjadi kendala utama. Yang menjadi kendala utama sekarang adalah untuk operasional tenaga kependidikan, karena seperti kita ketahui, guru kalau mengajar pagi, harganya mahal. Itupun kita masih pake tenaga pendidik dari SD, dan tenaga pendidik sekolah (pengajar SMP-red) lain, yang berdomisili didaerah sekitar”, imbuhnya.
Selain me-manage SMP PGRI, dirinya juga disibukan dengan kesehariannya mengajar di SD Negeri Ketanggan 02. “Kita sadari, kita sudah ditunggu banyak anak. 1 hari mengajar, itu sudah menjadi keseharian saya. Namun ini saya lakukan dengan dasar keikhlasan, untuk ikut mencerdaskan anak-anak bangsa. Dan ini juga kami sampaikan kepada rekan rekan guru, untuk bekerja yang didasari gotong royong”, katanya.
Diakui Juwanto, bahwa sekolah yang dipimpinnya ini, untuk ukuran prestasi sudah tergolong lumayan. Dan pihaknya juga mengakui, bahwa saat ini kepercayaan masyarakat kepada SMP PGRI berangsur melonjak. “Kepercayaan masyarakat sudah mulai meningkat, tercatat lulusan dari 4 SD, dan 1 MI yang ada di desa ini, yang berjumlah 90 hingga 110 anak, melanjutkan disekolah ini, dan untuk biaya operasional juga murah, kalau mahal, banyak yang nggak sekolah”, tuturnya.
Dirinya optimis, ditahun-tahun yang akan datang, sekolah ini akan melangkah lebih maju, tentunya dengan didukung dari seluruh elemen dan stake holder yang ada. “Harapan kami, adanya perhatian dari berbagai pihak. Dan saat ini sekolah sudah mulai merintis komputerisasi, alat-alat kesenian dan sarana penunjang pebelajaran lainnya, sepeeti perpustakaan, kendati masih sederhana”, pungkasnya.(Tim)